Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sopir Ambulans Ungkap Alasan Ambulans Kosong masuk Kampung

Petugas mengendarai mobil layanan Ambulans Gawat Darurat (AGD) di Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Jakarta, Jumat (25/6/2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra.
Petugas mengendarai mobil layanan Ambulans Gawat Darurat (AGD) di Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Jakarta, Jumat (25/6/2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra.

Jakarta, IDN Times - Suara sirine ambulans semakin akrab di telinga masyarakat di tengah kasius COVID-19 yang masih tinggi. Meski demikian, akhir-akhir banyak hoaks yang tersebar di masyarakat, akibatnya ambulans sering jadi korban.

Banyaknya tudingan miring kepada sopir ambulans membuat Herry Frebianto buka suara. Relawan yang tergabung dalam Relawan Aksi Solidaritas Relawan Jogja (SONJO) ini memberikan penjelasan di media sosial Facebook terkait ambulans kosong masuk kampung.

"Sebagai tukang sopir dadakan merangkap kuli angkut peti merangkap tukang panggul jenazah, izinkan saya sedikit menjelaskan kepada para Netizen bardiman tentang apa yang selama ini dituduhkan kepada ambulance. Ini bukan pembelaan diri, wong ambulance memang tidak bersalah. Yang salah adalah mereka yang menyalahgunakan ambulance,' tulisnya dalam media sosial yang sudah dikonfirmasi IDN Times, Selasa (27/7/2021).

1. Sopir ambulans banyak dari relawan

Pasien COVID-19 bersiap memasuki bus sekolah untuk menuju Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran di Puskesmas Menteng, Jakarta, Minggu (20/6/2021). ANTARA FOTO/Galih Pradipta.
Pasien COVID-19 bersiap memasuki bus sekolah untuk menuju Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran di Puskesmas Menteng, Jakarta, Minggu (20/6/2021). ANTARA FOTO/Galih Pradipta.

Relawan SONJO dari Kagama Intelek menjawab banyak tudingan ambulans kosong masuk perkambungan dengan menyalakan sirene untuk menakuti warga. Herry menegaskan, banyak sopir ambulans saat ini merupakan relawan yang mungkin pekerjaan asli adalah dosen, karyawan swasta, ustaz, atau satgas.

"Bukan sopir asli, saat ini cara kami melayani orang yang sakit atau menjemput jenazah di rumah adalah via wag dan HT. Ketika info mengudara, misal : "Mohon bantuan kepada relawan terdekat, di daerah Baciro RT XX RW XX, belakang hotel xxx masuk ke timur, an. Bp Tukiman. positif Covid, mengalami pemburukan nafas. Tolong di bawa ke RSUD untuk ditangani," tulisnya mencontohkan.

2. Sirene dinyalakan agar keluarga pasien tahu

Ilustrasi ambulans (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Ilustrasi ambulans (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Dia menerangkan usai mendapatkan informasi masyarakat yang butuh bantuan, maka satu tim meluncur lokasi.

"Kami enggak paham daerah, kami hanya tau ancer-ancer. Nah saat kami menjemput pasien yang kritis, ya harus cepat. Maka saat kami masuk gang, ya kami nyalakan sirene supaya keluarga atau tetangga si sakit mendengar ambulance sudah datang dan mengarahkan kru kami ke rumah ybs," imbuhnya.

3. Ambulans kosong sedang cari pasien

Ilustrasi ambulans (IDN Times/Hana Adi Perdana)
Ilustrasi ambulans (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Menurutnya saat ambulans mencari lokasi warga dengan sirene yang dihidupkan maka menghemat waktu dan mungkin sangat berarti bagi pasien yang tengah bertarung nyawa dengan COVID-19.

"Jadi ambulance kosong itu sedang mencari seseorang yang hendak diselamatkan nyawanya," katanya.

4. Hentikan ambulans bila timbul curiga

IDN Times/Rangga Erfizal
IDN Times/Rangga Erfizal

Dia meminta pada masyarakat jika melihat ada ambulans yang mencurigakan sebaiknya dihentikan kemudian ditanya maksud dan tujuan

"Biar semua jelas. Siapa tau bawa batu atau parang dan kelewang. Kalau terindikasi kriminal, laporkan ke Polsek atau babinsa," ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dini Suciatiningrum
EditorDini Suciatiningrum
Follow Us