Soroti Kasus HMPV, MPR: Waspada, Jangan Berdebat Bahaya atau Tidak

- Wakil Ketua MPR RI meminta Kemenkes waspada terhadap merebaknya Virus HMPV yang melibatkan anak-anak di China.
- Kemenkes harus mengutamakan keselamatan masyarakat dan melakukan langkah terukur dalam menghadapi temuan HMPV.
- Pemerintah perlu mempersiapkan fasilitas layanan kesehatan khusus jika virus HMPV menyebar tidak terkendali di Indonesia.
Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tetap waspada terhadap merebaknya Virus Human Metapneumovirus (HMPV) yang terjadi di China akhir-akhir ini. Kasus yang ditemukan di negara itu melibatkan anak-anak.
Eddy mengatakan, kasus HMPV juga sudah menjadi perhatian khusus oleh pemerintah China. Belajar dari Pandemik COVID-19, Eddy berpandangan, Kemenkes tetap harus melakukan langkah yang terukur menyikapi temuan HMPV di China.
“Intinya adalah tetap harus waspada dan sebisa mungkin mencegah segala bentuk penyebaran HMPV. Perlu ada antisipasi yang terukur dan tidak menganggap enteng. Apalagi belajar dari kasus Covid, kita paham bahwa imunitas masing-masing individu berbeda,” kata Eddy Soeparno, di Jakarta, Jumat (10/1/2025).
1. Pemerintah jangan terjebak soal bahaya atau tidak bahaya

Anggota Komisi XII DPR RI ini menegaskan, Kemenkes dan pihak-pihak terkait tetap harus mengutamakan keselamatan masyarakat sebagai prinsip utama dalam mengambil setiap tindakan.
“Prioritasnya adalah keselamatan masyarakat. Apalagi dampak suatu penyakit bisa berbeda antara satu orang dengan orang lainnya," kata dia.
Eddy menegakan, jangan terjebak dalam perdebatan bahaya atau tidak berbahaya untuk menyikapi HMPV yang ditemukan di China.
"Jadi menurut saya daripada perdebatan berbahaya atau tidak berbahaya, jauh lebih baik memberikan kebijakan terukur mencegah penyebarannya,” kata dia menegaskan.
2. Harus ada layanan kesehatan khusus

Terkahir, Eddy menilai, pemerintah juga perlu untuk mempersiapkan fasilitas layanan kesehatan khusus jika virus HMPV ini ternyata menyebar tidak terkendali.
“Jangan sampai menunggu rumah sakit atau klinik-klinik di daerah penuh, baru kemudian fasilitas layanan kesehatannya disiapkan. Tidak ada salahnya untuk bersiap karena sekali lagi, keselamatan masyarakat adalah yang utama,” kata dia.
3. Menkes akui HMPV ditemukan di Indonesia

Terpisah, Menkes Budi Gunadi Sadikin melaporkan, HMPV telah ditemukan di Indonesia. Semua kasus yang ditemukan melibatkan anak-anak.
Kendati demikian, ia meminta masyarakat untuk tidak panik, karena HMPV bukanlah virus baru dan sudah dikenal dalam dunia medis.
“HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia, kalau dicek apakah ada, itu ada. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” kata Menkes.