Deretan Harapan dan Tantangan untuk Pengurus Dewan Pers 2019-2022

Menkominfo meminta Dewan Pers memverifikasi media online

Jakarta, IDN Times - Ketua Dewan Pers periode 2016-2019 Yosep Adi Prasetyo telah menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan kepada Mohammad Nuh yang menjabat sebagai Ketua Dewan Pers periode 2019-2022. Nuh sendiri resmi menyandang status Ketua Dewan Pers pada per 21 Mei lalu.

Pisah Sambut Anggota Dewan Pers periode 2016-2019 dengan periode 2019-2022 juga dihadiri oleh beberapa tokoh, seperti Menkominfo Rudiantara, Menteri PPPA Yohana Yembise, Ketua KPU RI Arief Budiman, Ketua Bawaslu RI Abhan, Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Mohammad Iqbal, para pemimpin redaksi media, dan masih banyak lagi.

1. Yosep berpamitan dan berharap pekerjaan Dewan Pers semakin lancar ke depannya

Deretan Harapan dan Tantangan untuk Pengurus Dewan Pers 2019-2022IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Sebelum memberikan tongkat estafet kepemimpinannya, Yosep sempat meminta maaf apabila selama periodenya mengisi kursi di Dewan Pers ada beberapa kekurangan. Ia pun berharap agar ke depannya Dewan Pers bisa melakukan pekerjaan lebih baik lagi.

"Saya berharap Dewan Pers ke depan itu pekerjaan lebih lancar. Saya yakin Dewan Pers akan terus bekerja dan tidak akan berhenti, karena sistem sudah berjalan dengan baik," kata Yosep di Hotel Sari Pacific, Jakarta Pusat, Rabu (12/6).

Di hadapan para hadirin, kemudian Yosep pun berpamitan karena dirinya sudah tidak menjabat sebagai ketua Dewan Pers lagi.

"Saya kira kami di sini merasa perlu berpamitan kepada audience , kami semua undur diri, mungkin akan ketemu di tempat-tempat yang lain, kami Dewan Pers siap menjaga kemerdekaan pers di negeri ini," lanjutnya.

2. Mohammad Nuh: Media harus berada 'di antara' sebagai mediator

Deretan Harapan dan Tantangan untuk Pengurus Dewan Pers 2019-2022ANTARA News/Dyah Dwi

Sementara, Ketua Dewan Pers yang baru, Mohammad Nuh, mengatakan bahwa peran Dewan Pers dan juga media yakni menjadi mediator dan harus berada di tengah-tengah. Menurut dia, itu adalah fungsi media yang sesungguhnya.

"Kami sering menyampaikan peran dari media, ada namanya mediator kerjanya itu in between, di antara. Kalau ada media nempel di dinding tertentu, maka fungsi mediasinya hilang. Sehingga kita harus tetap berada di antara pilar-pilar yang ada di masyarakat itu. Tapi yang menarik adalah produk yang dihasilkan oleh media," jelas Nuh.

3. Menkominfo sebut tantangan Dewan Pers ke depan memverifikasi media online

Deretan Harapan dan Tantangan untuk Pengurus Dewan Pers 2019-2022IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Menkominfo Rudiantara mengatakan bahwa di era digital saat ini, pergerakan media online dikatakannya berkembang pesat. Menurutnya, tantangan Dewan Pers ke depan adalah bagaimana memverifikasi media online yang sudah berkembang cukup besar di Indonesia.

"Teman-teman semua tahu pergerakan media online ini luar biasa. Dari mulai cetak, elektronik, kita berbahagia. Kemudian masuk online dan terakhir media sosial. Apalagi media sosial, susah kita tangani," kata Rudiantara.

"Sekarang kita masih ada 40 ribu. Kemarin saya diskusi dengan Dewan Pers yang baru. Ini mau diapakan? Konsepnya apa kita terapkan guilty proven innocent or innocent until proven guilty? Ada plus minusnya," lanjutnya.

Menurutnya, dengan banyaknya jumlah media online saat ini, tidak akan bisa semua terselesaikan apabila melakukan verifikasi faktual media online. Sehingga itu menjadi tantangan Dewan Pers ke depannya.

Baca Juga: Dewan Pers: Bukan Cuma Jokowi, SBY Juga Terima Medali Kebebasan Pers

4. Yohana meminta media lebih banyak publikasikan perempuan hebat di Indonesia

Deretan Harapan dan Tantangan untuk Pengurus Dewan Pers 2019-2022

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise juga memberikan pesan khusus kepada para pengurus Dewan Pers yang baru. Sebagai menteri yang bertanggung jawab dalam urusan perempuan dan anak, maka ia pun meminta agar Dewan Pers bisa menuntun media untuk lebih banyak melakukan publikasi tentang perempuan.

"Saya mengharapkan Pak Nuh dan jajarannya yang baru mohon mudah-mudahan ke depan walaupun perempuannya tidak ada, publikasi tentang perempuan kalau bisa ditingkatkan lagi," harap Yohana.

Sehingga, lanjutnya, pemberitaan di media tidak melulu tentang kekerasan terhadap perempuan dan juga anak.

"Jadi publikasi tentang perempuan-perempuan hebat Indonesia jangan sampai yang dipublikasikan itu hanya kekerasan mulu. Seolah-olah Indonesia ini penuh dengan kekerasan terhadap perempuan. Di media-media kadang kita sedih, melihat kekerasan terhadap anak dan juga perempuan," sambungnya.

5. Arief Budiman ucapkan selamat kepada pengurus Dewan Pers periode 2016-2019

Deretan Harapan dan Tantangan untuk Pengurus Dewan Pers 2019-2022IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Ketua KPU Arief Budiman juga memberikan pesan dan ucapan selamat kepada para pengurus Dewan Pers periode 2016-2019. Ia mengatakan, ucapan selamat sengaja diberikannya di akhir masa jabatan, karena menurut Arief tantangan terbesar ada di akhir masa jabatan.

"Saya ingin mengucapkan selamat tapi setengah saja kepada Dewan Pers periode 2019-2022. Saya selalu katakan kepada siapa pun yang baru saja dilantik dan baru memulai pekerjaannya, saya selalu bilang saya mengucapkan setengah saja kepada Anda. Setengahnya dan selamat yang lebih berharga dan bermakna akan saya berikan di akhir masa jabatan Anda. Ketika Anda sudah terbukti sukses menjalankan roda organisasi anda," ucap Arief.

"Saya ucapkan sepenuhnya dan ucapan selamat yang besar, saya berikan kepada Dewan Pers periode 2016-2019. Karena biasanya di akhir masa jabatanlah ujian itu bisa ketahuan. Dapat dilaksanakan dengan baik atau tidak," tambahnya.

Baca Juga: Dewan Pers Pastikan akan Independen Tangani Kasus Tempo dan Chairawan

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya