Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Foto hanya ilustrasi (Unsplash/Tim Marshall)
Foto hanya ilustrasi (Unsplash/Tim Marshall)

Jakarta, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi, yang berpontensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 31 Desember 2022-1 Januari 2023.

Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari barat-utara, dengan kecepatan angin berkisar 5- 35 knot. Sedangkan, di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari barat daya-barat laut dengan kecepatan angin angin berkisar 8-35 knot.

"Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan barat Lampung, Selat Sunda, perairan selatan Pulau Jawa, perairan selatan NTT, Laut Jawa, Laut Natuna Utara, perairan utara Jawa Barat-Jawa Timur, Laut Flores dan Laut Arafuru," tulis BMKG dalam laporannya, Sabtu (31/12/2022).

1. Perairan berpotensi gelombang setinggi 1,25-2,5 meter

Ilustrasi gelombang tinggi (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)

Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan gelombang 1,25-2,5 meter berpeluang terjadi di perairan utara Sabang, perairan barat Aceh-Nias, Samudra Hindia Barat Aceh-Nias, Teluk Lampung, perairan selatan Flores, perairan utara Sumba, Selat Sumba bagian timur, Selat Sape bagian selatan, Selat Wetar.

Kemudian, perairan selatan Kepualauan Anambas, perairan timur Bintan, perairan Bangka, perairan selatan Kalimantan, perairan utara Jawa Barat, Selat Lombok bagian utara, perairan selatan Baubau, Laut Sulawesi bagian timur, perairan Kepualauan Sangihe-Kepualauan Talaud.

Selain itu, perairan Bitung-Kepualauan Sitaro, Laut Maluku, perairan utara Kepualauan Sula, perairan Kepualauan Halmahera, Laut Halmahera, perairan utara Papua Barat- Papua, Samudra Pasifik Utara Halmahera-Papua, dan perairan Fakfak-Amamapare.

2. Perairan berpotensi gelombang setinggi 2,5-4 meter

Ilustrasi gelombang tinggi (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)

Pada gelombang yang lebih tinggi di kisaran 2,5-4 meter berpeluang terjadi di perairan barat Kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu-Enggano, perairan barat Lampung, Samudra Hindia Barat Kepulauan Mentawai-Lampung.

Kemudian, Samudra Hindia Selatan Banten, Selat Sunda, perairan selatan Jawa-NTB, Selat Bali-Lombok bagian selatan, Laut Sawu, perairan Kepulauan Kupang, Selat Sumba bagian barat, Selat Ombai, perairan selatan Natuna, Laut Natuna, Selat Karimata, perairan utara Pulau Belitung.

Selat Gelasa bagian utara, Laut Jawa, perairan utara Jawa Tengah-Jawa Timur, Laut Bali, Laut Lombok, Selat Alas, perairan utara Sumbawa, Selat Makassar bagian selatan, perairan Kepulauan Sabalana-Kepulauan Selayar, Laut Flores bagian barat, perairan selatan Kepulauan Wakatobi, Laut Banda bagian utara, Laut Banda Selatan bagian timur, perairan Kepulauan Sermata-Kepulauan Tanimbar, dan perairan Kepulauan Kai-Aru.

3. Perairan berpotensi gelombang setinggi 4-9 meter

Ilustrasi. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya

Sedangkan pada gelombang sangat tinggi di kisaran 4-6 meter berpeluang terjadi di perairan utara Anambas-Natuna, perairan barat Kepulauan Natuna, perairan utara Subi-Serasan, perairan selatan Sumba, perairan selatan Pulau Sawu, perairan selatan Rote, Samudra Hindia Selatan Jawa Barat-NTT, Laut Flores bagian timur, Laut Banda Selatan bagian barat, dan Laut Arafuru.

Lalu, gelombang ekstrem di kisaran 6-9 meter berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara.

"Potensi gelombang tinggi di beberapa tempat tersebut beresiko terhadap keselamatan pelayaran," sebut BMKG.

Untuk itu, BMKG selalu mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m), kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 m), kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 m), dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 m).

"Bagi masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," imbau BMKG.

Editorial Team