Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Haiti Jovenel Moïse (Instagram/jovenelmoise)

Jakarta, IDN Times - Empat tentara bayaran yang membunuh Presiden Haiti Jovenel Moïse tewas dalam baku tembak dengan pasukan keamanan. Polisi juga berhasil menangkap dua pelaku lainnya.

BBC melaporkan, hingga saat ini operasi penangkapan tersangka masih berlangsung di ibu kota Port-au-Prince.

“Mereka akan terbunuh (dalam baku tembak) atau ditangkap,” kata kepala polisi Leon Charles.

1. Sekilas kronologi penangkapan

Presiden Haiti Jovenel Moïse (un.org)

Charles mengatakan, polisi berhasil menangkap pelaku ketika berusaha melarikan diri dari tempat kejadian perkara. Tiga petugas yang disandera juga berhasil diselamatkan.

"Kami mencegat (para tersangka) dalam perjalanan saat mereka meninggalkan TKP. Sejak itu kami bertarung dengan mereka,” ujar Charles.

"Empat tentara bayaran tewas (dan) dua ditangkap di bawah kendali kami," sambungnya.

2. Pembunuh diduga tentara bayaran asing

ilustrasi pistol (IDN Times/Mardya Shakti)

Moïse, presiden berusia 53 tahun, tewas ditembak oleh segerombol lelaki yang memasuki rumahnya pada malam hari. Istrinya juga terluka dan kini dilarikan ke Amerika Serikat (AS) untuk menjalani perawatan intensif.

Berdasarkan penuturan Perdana Menteri Interim Claude Joseph, pelaku merupakan seseorang yang mampu berbahasa Inggris dan Spanyol.

Pernyataan Joseph diperkuat oleh keterangan Duta Besar Haiti untuk AS, Bocchit Edmond, bahwa pelaku merupakan tentara bayaran asing dan seorang pembunuh profesional.

3. Perdana Menteri sementara imbau masyarakat untuk tenang

Presiden Haiti Jovenel Moïse (Instagram/jovenelmoise)

Setelah pembunuhan, Joseph menyerukan masyarakat untuk tenang meski dia mengumumkan keadaan darurat nasional. Aparat telah mengepung ibu kota dan menjaga perbatasan serta laut, sehingga pelaku tidak bisa melarikan diri ke luar negeri.  

Dikutip dari AFP, polisi dan ahli forensik memeriksa peluru yang ditemukan di jalan dan mencari bukti lain di sekitar kediaman Moïse. Sebuah mobil di dekat tempat kejadian terlihat berlubang akibat peluru, jendelanya juga pecah.

"Kami tidak menyangka, kami kira ini adalah gempa,” kata seorang perempuan yang berada di dekat lokasi kejadian saat penembakan.  

“Presiden memang memiliki masalah dengan banyak orang, tetapi ini bukan bagaimana kami mengharapkan dia mati,” tambah dia.
 

Editorial Team