Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

50 Tahun Indonesia-Korea Selatan, Makin Kuat dan Sejalan

Presiden Jokowi bertemu Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol di Kantor Kepresidenan Yongsan, Seoul (dok. Sekretariat Presiden)
Presiden Jokowi bertemu Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol di Kantor Kepresidenan Yongsan, Seoul (dok. Sekretariat Presiden)

Jakarta, IDN Times - Bicara soal relasi Indonesia dan Korea Selatan (Korsel), tentu banyak aspek terkait yang membuat hubungan kedua negara ini makin kuat. Tahun ini, hubungan diplomatik antara keduanya memasuki usia ke-50. Usia yang belum begitu tua, namun tak muda juga.

Sejumlah acara dan selebrasi telah diadakan sejak awal tahun, sebagai rangkaian dari perayaan usia emas Indonesia-Korsel ini, baik dari perwakilan Indonesia, KBRI Seoul, maupun Kedutaan Besar Korsel di Jakarta.

Presiden RI Joko “Jokowi” Widodo pun sudah melakukan kunjungan kerja ke Seoul Juli tahun lalu. Begitu pun Presiden Korsel Yoon Suk Yeol ke Indonesia, meski dalam agenda menghadiri KTT G20 di Bali. Keduanya juga kerap bersua dalam konteks pertemuan bilateral di sela konferensi multilateral.

Yoon bahkan direncanakan bakal mengunjungi Indonesia lagi pada September 2023 mendatang, di KTT ASEAN yang akan digelar di Jakarta.

“Presiden Korsel Yoon Suk Yeol nanti September akan ke Jakarta dan akan bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo. Kami mengharapkan mungkin akan ada pembicaraan produktif antara 2 presiden,” kata Duta Besar Korsel untuk Indonesia, Lee Sang Deok, pekan lalu.

Hal ini tentu dapat dimanfaatkan kedua belah pihak untuk meningkatkan kerja sama di berbagai bidang. Apalagi, Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang memiliki kemitraan khusus dengan Korsel, yaitu Special Strategic Partnership.

1. IKN jadi salah satu pesona investasi dari Indonesia

Presiden RI Bapak Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo didampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menanam berbagai tanaman endemik Indonesia bersama Ketua MPR, para Menteri dan 34 Gubernur se-Indonesia serta 15 Tokoh Masyarakat Kalimantan Timur, di Titik Nol Ibu Kota Nusantara Kalimantan Timur, Senin (14/3). (Dok. KLHK)
Presiden RI Bapak Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo didampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menanam berbagai tanaman endemik Indonesia bersama Ketua MPR, para Menteri dan 34 Gubernur se-Indonesia serta 15 Tokoh Masyarakat Kalimantan Timur, di Titik Nol Ibu Kota Nusantara Kalimantan Timur, Senin (14/3). (Dok. KLHK)

Kerja sama Indonesia dan Korsel tentu tak lepas dari kerja sama ekonomi dan investasi. Salah satu yang membuat Korsel cukup tertarik adalah investasi di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Negeri Gingseng ini menjadi salah satu dari sekian negara yang menyanggupi beberapa rencana investasi pembangunan IKN, terutama untuk membangun sistem penyediaan air minum serta capacity building di bidang pembangunan smart city.

Hingga bulan Mei 2023, terhitung ada 102 Memorandum of Understanding (MoU) yang sudah diteken Korsel untuk berinvestasi di IKN. Nilai keseluruhan investasi mencapai 6,37 miliar dolar AS atau setara Rp94,8 triliun, dengan lebih dari 58 ribu tenaga kerja yang akan diserap. 

“Ini karena kami cinta Indonesia. Negara ini sangat penting bagi kami. Kami yakin Indonesia bakal menjadi salah satu negara penting di kawasan Asia Tenggara, terutama di bidang ekonomi dan investasi,” ujar Wakil Direktur Jenderal ASEAN dan Asia Tenggara Kementerian Luar Negeri Korsel, Kim Dong Bae, ketika ditemui IDN Times dan sejumlah media Indonesia lainnya di Seoul, bulan lalu.

Kim juga mengungkapkan, Korsel memiliki ketertarikan tersendiri terhadap Indonesia. Mereka juga berniat untuk membagikan pengalaman dalam membangun kota baru.

“Pengalaman yang kami punya akan berguna untuk Indonesia. Sebaliknya, Indonesia sangat beruntung memiliki sumber daya alam yang kaya. Kami juga berambisi agar bisa menjadi sahabat sejati dalam kerangka bilateral maupun ASEAN,” beber Kim lagi.

2. Indonesia-Korea CEPA yang sudah mulai berjalan

Presiden Jokowi bertemu Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol di Kantor Kepresidenan Yongsan, Seoul (dok. Sekretariat Presiden)
Presiden Jokowi bertemu Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol di Kantor Kepresidenan Yongsan, Seoul (dok. Sekretariat Presiden)

Di bidang perdagangan, Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement atau IK-CEPA, sudah mulai diimplementasi pada 1 Januari 2023. Setelah berlangsung selama tujuh putaran dan sempat mandek pada 2014, kerja sama ini kemudian dilanjutkan lagi pada 2019.

IK-CEPA ini dipastikan akan memberikan peningkatan pertumbuhan ekonomi minimal 2,43 persen, peningkatan ekspor sebesar 19,8 persen dan impor sebesar 13,8 persen. Melalui kerja sama ini, Indonesia juga berusaha memasarkan produk-produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

DPR sendiri telah resmi menyetujui RCEP dan IK-CEPA menjadi Undang-Undang pada akhir Agustus 2022 lalu. Melalui RCEP, Indonesia akan lebih mudah melakukan ekspor karena bebas pajak.

Direktur Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan RI kala itu, Ni Made Ayu Martini, menyebutkan sejumlah hal harus terus diperkuat dalam IK-CEPA sebelum Indonesia memasarkan produk lokalnya. Made menambahkan, UMKM merupakan bagian dari kelompok ekonomi yang membutuhkan bantuan dan fasilitas agar dapat berkembang dan menembus pasar internasional.

“DI IK-CEPA, ada soal kerja sama ekonomi dan UMKM, salah satunya. Namun saat ini IK-CEPA belum dilaksanakan, kita tunggu sampai tahun depan kalau sudah diimplentasikan, kita duduk lagi untuk detail program apa yang harus dimiliki UMKM Indonesia dan UMKM Korsel,” kata Made, dalam workshop Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea, yang digelar oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) bersama Korea Foundation, beberapa waktu lalu.

Meski demikian, Made yakin bahwa produk-produk lokal bikinan UMKM Indonesia memiliki daya saing jika dipasarkan secara serius di Negeri Gingseng. Menurut Made, IK-CEPA ini merupakan wadah yang tepat untuk mengekspor UMKM ke Korsel dan mempromosikan produk-produk lokal Indonesia.

Belum begitu lama, KBRI Seoul juga gencar mempromosikan sejumlah produk UMKM dan kain tenun di Indonesia Night 2023, yang digelar di Daegu, Korsel. Indonesia Night ini digelar bersamaan dengan penyelenggaraan World Cultural Industry Forum pada 14 Juni 2023.

Setelah Diplomasi Batik digalakkan di tahun 2022, KBRI Seoul kini bekerjasama dengan Bank Indonesia mempromosikan Kain Tenun. Selama berabad-abad, teknik pembuatan kain Tenun diwariskan dari generasi ke generasi. Kini, Tenun ditransformasikan menjadi busana modern yang dikenakan generasi muda.

Kain yang dipamerkan berasal dari berbagai provinsi di Indonesia, seperti Tenun dari daerah Negara di Bali, Songket dari Bangka dan Belitung serta Tenun Pinawetengan di Sulawesi Utara.

3. Satu visi untuk menjaga keamanan Indo-Pasifik

Wakil Direktur Jenderal ASEAN dan Asia Tenggara Kementerian Luar Negeri Korsel, Kim Dong Bae. (IDN Times/Sonya Michaella)
Wakil Direktur Jenderal ASEAN dan Asia Tenggara Kementerian Luar Negeri Korsel, Kim Dong Bae. (IDN Times/Sonya Michaella)

Di samping kerja sama ekonomi dan perdagangan, relasi Indonesia dan Korsel juga diperkuat di bidang politik, salah satunya adalah Indo-Pasifik. Korsel sendiri telah meluncurkan konsep strategi baru soal Indo Pasifik demi keamanan dan kemakmuran kawasan.

Strategi ini diumumkan oleh Presiden Korsel Yoon Suk Yeol saat menghadiri KTT ASEAN di Phnom Penh, Kamboja pada 11 November 2022 lalu. Choi Shin-hye, seorang diplomat Korsel yang ditempatkan di Jakarta mengonfirmasi bahwa konsep strategi ini bakal mengimplementasi 3 poin dasar yaitu kebebasan, kemakmuran dan perdamaian kawasan.

Choi mengatakan, konsep ini memang dibentuk sebagai bagian dari diplomasi Korea yang didasari kebebasan dan solidaritas. Konsep ini pun tidak bertujuan menandingi konsep negara atau organisasi lain, tapi untuk berkolaborasi.

“Wilayah Indo-Pasifik sangat penting untuk Korea dan dunia. Itulah mengatapa kami mengumumkan kebijakan baru kami beberapa waktu lalu,” tutur Choi.

Selain itu, Korsel juga ingin memainkan peran aktif menghindari pecahnya konflik, salah satunya lewat dialog. Korsel juga ingin bekerja sama membentuk semangat dan kemakmuran di kawasan lewat aturan ekonomi yang terbuka dan adil.

4. Kolaborasi Korsel dan ASEAN

Ilustrasi ASEAN Indonesia 2023 (IDN Times/Trio Hamdani)
Ilustrasi ASEAN Indonesia 2023 (IDN Times/Trio Hamdani)

Korsel juga merupakan salah satu mitra wicara ASEAN yang cukup potensial. Tahun ini, Indonesia yang menjabat sebagai ketua ASEAN, juga memiliki sejumlah prioritas dalam keketuaannya.

Untuk mempererat hubungan Korsel dan ASEAN, Korsel membentuk sebuah badan bertajuk Korea-ASEAN Solidarity Initiative (KASI). Tujuannya, membangun kemitraan substantif dan strategis yang kuat antara ASEAN dan Korsel.

Korsel bahkan berencana menambah dana kerja sama untuk ASEAN menjadi 48 juta dolar AS per tahun pada 2027, dalam kerangka KASI.

“Korsel sangat mendukung sentralitas ASEAN yang akan memimpin engagement kawasan itu sendiri,” ujar Wakil Direktur Jenderal ASEAN dan Asia Tenggara Kementerian Luar Negeri Korsel Kim Dong Bae.

Selain itu, Kim mengungkapkan ASEAN merupakan mitra penting bagi Korsel. Pertumbuhan ASEAN dinilai cukup cepat.

“Dengan transformasi ASEAN menjadi single market, kawasan ini bisa menjadi hub manufaktur berikutnya dan menjadi pemain kunci di dunia,” beber Kim.

Di dalam kerangka KASI tersebut, Korsel memiliki delapan poin penting untuk melebarkan sayap kerja sama dengan ASEAN, antara lain meningkatkan kerja sama ASEAN dan Korsel dan hubungan bilateral dengan negara anggota ASEAN, lalu meningkatkan kerja sama seperti AOIP dan empat area prioritasnya. Kemudian, melebarkan kerja sama keamanan antara Korsel dan ASEAN.

Selain itu, ASEAN dan Korsel juga mempromosikan kerja sama pertahanan, mempererat kerja sama ekonomi, bekerja sama dalam isu regional dan global, serta mempromosikan generasi muda dan meningkatkan dana kerja sama untuk ASEAN.

5. Hallyu atau Korean Wave

HiKR Ground, Seoul, Korea Selatan. (IDN Times/Sonya Michaella)
HiKR Ground, Seoul, Korea Selatan. (IDN Times/Sonya Michaella)

Mendengar soal Korsel tentu juga tidak lepas dari yang namanya K-Pop, Korean Drama, dan segala soft diplomacy yang dilakukan negara tersebut untuk menarik perhatian negara-negara lain. Hallyu atau Gelombang Korea, atau biasanya disebut K-Wave, kini telah merajalela hampir ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Musik Korea yang kini semakin mendunia, bisa dibilang sebagai salah satu musik yang berpengaruh. Sebut saja Super Junior, BTS, Black Pink, SNSD. Boyband dan girlband ini pun sukses merambah dunia internasional.

Sejumlah film Korea pun juga berhasil dikenal di dunia internasional. Bahkan di antaranya berhasil memenangkan ajang penghargaan bergengsi. Siapa yang tidak tahu Train to Busan, Parasite, Minari, Taxi Driver dan sederet film Korea lainnya?

Pada 2020, Parasite juga masuk di lima nominasi Academy Awards dan menyabet empat piala kemenangan, salah satunya nominasi Sutradara Terbaik, Bong Joon-Ho.

Indonesia juga disebut sebagai negara yang menggemari K-Pop terbanyak di dunia. Menurut data yang diperoleh, jumlah turis Indonesia yang kini berkunjung ke Korsel pun semakin meningkat, apalagi pascapandemik.

Saat IDN Times berkunjung ke Korsel, ada beberapa hal unik yang ditemukan, salah satunya adalah pedoman arah di subway Korea kini menyediakan Bahasa Indonesia. Ketika di Bandara Incheon, sejumlah mesin ATM pun menyediakan pilihan Bahasa Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia pun sudah mulai dikenal di Korea.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

Indonesia Tegaskan Solidaritas untuk Qatar, Kutuk Agresi Israel

10 Sep 2025, 00:10 WIBNews