Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Fakta-fakta Ahmed al Ahmed, Sosok Heroik di Insiden Pantai Bondi

ilustrasi tulisan Pantai Bondi
ilustrasi tulisan Pantai Bondi (pexels.com/Vincent Rivaud)
Intinya sih...
  • Ahmed al Ahmed, imigran Suriah yang menjadi pahlawan di insiden penembakan Pantai Bondi
  • Usianya 44 tahun, pemilik toko tembakau, dan dikenal sebagai Muslim yang menjalani hidup tenang
  • Tidak memiliki pengalaman senjata api, Ahmed tertembak dua kali setelah melucuti salah satu pelaku
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Ahmed al Ahmed muncul sebagai sosok warga biasa yang bertindak nekat saat insiden penembakan di Pantai Bondi pada Minggu (14/12/2025) sore. Di tengah perayaan Hanukkah, dua pelaku bersenjata membidik kerumunan dan memicu korban meninggal serta luka-luka. Berada di lokasi bersama sepupunya, Ahmed memilih maju, melucuti senjata salah satu penyerang.

Respons publik datang cepat setelah kejadian itu. Keluarga serta sejumlah pejabat menyebut tindakannya sebagai perbuatan heroik, sementara penggalangan dana untuknya menembus ratusan ribu dolar AS. Rangkaian berikut merangkum sejumlah fakta penting tentang dirinya.

1. Ahmed adalah seorang imigran asal Suriah

ilustrasi bendera Suriah (commons.m.wikimedia.org/أبو بكر السوري)
ilustrasi bendera Suriah (commons.m.wikimedia.org/أبو بكر السوري)

Dilansir dari The Sydney Morning Herald, Ahmed tiba di Australia dari Suriah pada 2006 setelah meninggalkan negaranya yang dilanda perang saudara. Saat insiden terjadi, usianya 44 tahun dan ia dikenal sebagai Muslim yang menjalani hidup tenang sebagai pemilik toko tembakau.

Perjalanan mendapatkan kewarganegaraan Australia tak berlangsung mulus. Pengacaranya, Sam Issa, menjelaskan bahwa pengajuan status warga negara sempat ditolak Home Affairs pada 2019 karena tuduhan kepemilikan barang curian oleh kepolisian NSW, meski tuduhan itu kemudian gugur. Issa lalu membawa perkara tersebut ke tingkat banding hingga Pengadilan Sirkuit Federal.

Keputusan akhirnya berpihak kepadanya pada 2022 setelah catatan pengadilan menunjukkan tuduhan sebelumnya tak terbukti. Issa menggambarkan Ahmed sebagai pribadi pekerja keras yang menjalani kewajibannya sebagai warga negara.

Di lingkungan keluarga, Ahmed dikenal sebagai ayah dari dua putri berusia lima dan enam tahun serta anak yang merawat orang tua lanjut usia di Australia. Kerabat menyebutnya sosok religius yang hidup damai.

2. Ia tidak memiliki pengalaman sama sekali dengan senjata api

ilustrasi senjata api (pexels.com/Specna Arms)
ilustrasi senjata api (pexels.com/Specna Arms)

Dalam keseharian, Ahmed menjalankan usaha toko buah atau tembakau tanpa riwayat militer maupun pelatihan senjata. Sepupunya, Mustafa, menuturkan bahwa Ahmed sama sekali tak terbiasa dengan senjata api dan kebetulan berada di Bondi saat kejadian berlangsung.

Menurut cerita Mustafa, Ahmed sempat berdoa memohon kekuatan sebelum mendekati pelaku dari arah belakang. Ia bergerak ketika melihat amunisi penembak habis, lalu merebut senjata itu dalam pergumulan singkat. Semua dilakukan secara spontan, tanpa bekal pengetahuan teknis tentang senjata.

Sesudah berhasil melucuti, Ahmed meletakkan senjata di dekat sebuah pohon lalu menjauh. Mustafa menegaskan bahwa sikap itu sejalan dengan keyakinan Ahmed sebagai pribadi religius yang menolak pembunuhan, dilansir dari Spectator.

Tindakan tersebut membantu menyelamatkan banyak orang di lokasi kejadian, meski ia sendiri mengalami luka serius. Dorongan yang membawanya maju berasal dari keinginan menghentikan kekerasan yang terjadi di hadapannya, bukan dari pengalaman tempur.

3. Tertembak dua kali oleh penembak kedua

ilustrasi penembakan
ilustrasi penembakan (pexels.com/Elijah O’Donnell)

Usai melucuti salah satu pelaku, Ahmed terkena dua tembakan di bagian bahu kiri atas. Cedera itu terjadi ketika penembak kedua dari posisi berbeda mengarahkannya setelah Ahmed masuk ke jalur tembak.

Kerabatnya, Alkanj, mengingat momen ketika Ahmed sempat mengatakan dirinya akan meninggal dan meminta keluarga diberi tahu bahwa ia berusaha menyelamatkan nyawa orang lain. Luka tersebut membuatnya menjalani operasi pertama dan dijadwalkan menjalani tindakan lanjutan.

Perawatan dilakukan di Rumah Sakit St George, Kogarah, dengan kondisi stabil meski masih merasakan nyeri akibat pengaruh obat. Keluarga menyebut semangatnya tetap baik setelah operasi awal.

Cedera di bahu dan tangan menyebabkan Ahmed sementara tak dapat berbicara karena efek pengobatan. Situasi itu menegaskan bahwa aksinya menempatkan dirinya langsung dalam bahaya dari pelaku bersenjata lain.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

Imigrasi Amankan 220 WNA Diduga Langgar Izin Tinggal

16 Des 2025, 22:15 WIBNews