7 Fakta Penembakan Massal di Texas dan Ohio, Bikin Amerika Mencekam!

Amerika diguncang dua insiden penembakan massal di dua tempat dengan terpisah jarak hingga lebih dari 2.500 kilometer, dan terjadi dalam jangka waktu kurang dari 24 jam.
Serangan pertama terjadi di El Paso, Texas pada Sabtu (3/8) pagi pukul 10.39 waktu setempat. Sementara insiden penembakan di Dayton, Ohio, terjadi pada Minggu (4/8) dini hari sekitar pukul 01.00 waktu setempat.

Insiden yang menggemparkan masyarakat Texas dan Ohio itu menimbulkan banyak korban jiwa. Penembakan yang terjadi di El Paso, Texas, menewaskan sekitar 20 orang dan melukai 26 orang lainnya. Sementara itu, dalam insiden yang terjadi di Dayton, Ohio, dilaporkan sebanyak sembilan orang tewas dan 27 lainnya mengalami luka-luka.

Tak perlu waktu lama, pihak kepolisian kemudian berhasil mengidentifikasi pelaku di dua kasus penembakan massal di AS. Polisi mengidentifikasi pelaku penembakan di El Paso, Texas adalah seoarang anak muda bernama Patrick Crusius berusia 21 tahun, asal Allen, pinggiran kota Dallas. 

Pihak polisi menyebutkan Crusius bertindak cukup kooperatif terhadap polisi yang menahannya, sehingga tidak sampai terlibat baku tembak dengan para petugas.

Berbeda halnya dengan pelaku penembakan massal di Dayton, Ohio, yang diidentifikasi bernama Connor Betts, berusia 24 tahun. Dia terpaksa dilumpuhkan dengan timah panas oleh petugas dalam penangkapannya. Ia pun tewas karena tembakan petugas di lokasi kejadian penembakan massal, tak lama setelah melancarkan aksi tembakannya yang menewaskan sembilan orang.

Penembakan massal di AS yang dilakukan oleh kedua pemuda pada akhir pekan kemarin, sama-sama terjadi di ruang publik yang banyak dikunjungi orang. Penembakan massal di El Paso, Texas, berlangsung di pusat perbelanjaan Walmart, yang dipenuhi para pengunjung. Sementara insiden di Dayton, Ohio, terjadi di sekitar luar sebuah bar bernama Ned Peppers, yang beralamat di E 5th Street, distrik Oregon.

Pelaku penembakan massal yang dilakukan di Walmart El Paso maupun di Dayton, Ohio, dilaporkan sama-sama menggunakan senapan serbu jenis AK, untuk melancarkan aksi kejamnya.

Berdasarkan rekaman kamera pengawas di Walmart El Paso, pelaku terlihat membawa senapan jenis AK-47 dan penutup telinga, serta kacamata menembak. Sementara senjata yang digunakan oleh pelaku dalam insiden di Ohio dikutip dari pernyataan Wali Kota Dayton, Nan Whaley, menyebutkan jika pelaku menggunakan senapan serbu jenis AK dengan kapasitas magasin besar dan pelaku mengenakan rompi pelindung.

Insiden di beberapa negara bagian di Amerika Serikat yang menyebabkan banyak korban, menuai banyak simpati dari masyarakat, termasuk dari pemimpin umat Katolik Paus Fransiskus.

Paus mengutuk serangan terhadap orang-orang tak berdaya tersebut. Dalam ceramahnya pada peziarah dan turis di Lapangan Santo Petrus pada Minggu (4/8) kemarin, ia juga menyatakan secara spiritual dirinya dekat dengan para korban yang terluka dan keluarga yang terkena dampak dari serangan insiden tersebut. .

Insiden penembakan massal di kawasan Amerika Serikat tepatnya di Texas dan Ohio bukanlah tragedi penembakan massal pertama yang terjadi. Sebelumnya, seorang penembak juga melakukan serangan pada festival kuliner di California pada Minggu 28 Juli 2019. Itulah fakta-fakta dari tragedi berdarah penembakan massal di Texas dan Ohio.

Laporan oleh: Kumi