AS Kecam Serangan ke Kamp Pengungsi di Kongo

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) mengutuk keras serangan terhadap kamp pengungsi di Republik Demokratik Kongo (DRC) bagian timur pada Jumat (3/5/2024). Sedikitnya 12 orang tewas dan puluhan lainnya luka parah ketika kamp pengungsian di Lac Vert dan Mugunga di pinggiran kota Goma ditembaki kelompok bersenjata.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa serangan terhadap kamp Mugunga berasal dari wilayah yang dikuasai Pasukan Pertahanan Rwanda (RDF) dan kelompok pemberontak M23.
“Kami sangat prihatin dengan ekspansi RDF dan M23 baru-baru ini di DRC timur, yang telah menyebabkan lebih dari 2,5 juta orang mengungsi,” katanya dalam sebuah pernyataan pada Jumat.
1. Rwanda bantah pasukannya serang kamp pengungsi di Kongo
Pertempuran antara militer Kongo dan pemberontak M23 telah terjadi di dekat Goma dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini mengakibatkan ribuan orang mencari perlindungan di kota tersebut.
Kongo, para pejabat PBB dan negara-negara Barat telah lama menuduh Rwanda mendukung pemberontak M23, namun hal tersebut dibantah keras oleh Kigali.
“RDF, tentara profesional, tidak akan pernah menyerang IDP (pengungsi). Lihatlah FDLR dan Wazalendo yang melanggar hukum yang didukung oleh FARDC (militer Kongo) atas kekejaman semacam ini,” kata juru bicara pemerintah Rwanda, Yolande Makolo, dalam sebuah postingan di media sosial X.
Pasukan Demokratik untuk Pembebasan Rwanda (FDLR) adalah kelompok pemberontak bersenjata yang masih aktif di Republik Demokratik Kongo bagian timur. FDLR didirikan oleh pejabat Hutu yang melarikan diri dari Rwanda usai merencanakan genosida di negara itu pada 1994. Sementara itu, Wazalendo adalah sekte Kristen.