Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

AS Setujui Pengiriman Bom dan Jet ke Israel Senilai Rp39 Triliun

ilustrasi bendera Amerika Serikat.(unsplash.com/Cristina Glebova)

Jakarta, IDN Times- Amerika Serikat (AS) menyetujui pengiriman bom dan jet tempur yang bernilai miliaran dolar ke Israel, kata dua sumber yang mengetahui upaya tersebut pada Jumat (29/3/2024).

Pengumuman disampaikan ketika Washington secara terbuka menyatakan keprihatinannya atas acaman Israel terhadap warga di Jalur Gaza.

Pejabat Pentagon dan Departemen Luar Negeri mengatakan, paket mencakup lebih dari 1.800 bom MK84 seberat 2 ribu pon dan 500 bom MK82 seberat 500 pon. Transfer tersebut bernilai sekitar 2,5 miliar dolar AS (Rp39,7 triliun), kata Kimberly Halkett dari Al Jazeera.

Bom dengan berat 2 ribu pon dapat menimbulkan kerusakan pada orang-orang yang berjarak hingga 300 meter. Hal itu dikaitkan dengan peristiwa korban massal sebelumnya selama kampanye militer Israel di Gaza.

1. AS berikan bantuan militer tahuan 3,8 miliar dolar ke Israel

AS terus menggelontorkan paket senjata kepada Iseael sambil mendorong diakhirinya  perang yang telah berlangsung lima bulan.

Dilansir India Today, Washington memberikan 3,8 miliar dolar AS (Rp60,3 trilun) bantuan militer tahunan kepada Israel.

Pengumuman paket tersebut muncul ketika Israel medapat kritik keras internasional atas kampanye militar yang terus berlanjut di Jalur Gaza. Di sisi lain, beberapa anggota partai Demokrat Pimpinan Presiden AS, Joe Biden, menyerukan agar dia mengehentikan bantuan militer.

Senator AS, Bernie Sanders, mengecam tindakan pengiriman paket bantuan militer sebagai tindakan tidak senonoh.

“AS tidak bisa meminta Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk berhenti membom warga sipil suatu hari nanti dan hari berikutnya mengiriminya ribuan bom seberat 2 ribu pon yang dapat meratakan seluruh blok kota,” kata Sanders.

“Kita harus mengakhiri keterlibatan kita. Tidak ada lagi bom terhadap Israel,” imbuhnya.

2. Kebijakan AS hanya sebuah bisnis

Profesor studi Timur Tengah di Universitas Hamad Bin Khalifa, Marc Owen Jones mengatakan, bantuan tak terbatas kepada Israel menurut kelompok bantuan telah menghambat bantuan ke Gaza. Hal itu juga melemahkan upaya Biden untuk memposisikan AS sebagai otoritas moral di dunia.

“Kita perlu mengingat bahwa beberapa minggu yang lalu, AS meloloskan rancangan undang-undang pendanaan federal yang menegaskan kembali bantuan militer ke Israel dengan jumlah lebih dari 3 miliar dolar AS (Rp47,6 triliun) dan memotong dana untuk Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA), katanya.

"Kebijakan AS sebenarnya hanya bisnis seperti biasa. Bagaimana Biden akan memposisikan dirinya sebagai otoritas moral ketika dia melanggar undang-undang yang dimaksudkan untuk membela hak asasi manusia seperti yang ada di Palestina?” sambung dia.

3. Israel coba meredakan ketegangan dengan AS

Dilansir The Guardian, keputusan mengenai paket senjata juga menyusul kunjungan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, ke AS minggu ini. Dalam kunjungannya, dia diperkirakan membahas kebutuhan senjata Israel dengan rekan-rekannya di AS.

Gallant nampaknya berusaha untuk meredakan ketegangan AS dengan Israel. Dia menyoroti pentingnya hubungan Washington terhadap kemanan Israel dan menjaga keunggulan militer kualitatif Israel di kawasan.

Menurut perhitungan Israel, sejak perang meletus pada 7 Oktober tahun, Hamas telah membunuh 1.200 orang dan menyandera 253 orang. Israel membalas serangan tersebut dengan melancarakan serangan udara dan darat di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 32 ribu orang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
NUR M AGUS SALIM
EditorNUR M AGUS SALIM
Follow Us