Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Diserang di Chechnya, Jurnalis Rusia ke Moskow dalam Kondisi Buruk

bendera Rusia (pexels.com/Сергей Велов)
bendera Rusia (pexels.com/Сергей Велов)

Jakarta, IDN Times - Jurnalis terkenal Rusia Elena Milashina, yang diserang oleh para pria bersenjata tak dikenal di Chechnya, telah diterbangkan ke rumah sakit Moskow pada Selasa malam (4/7/2023). Editornya, Dmitry Muratov yang membantu pemindahan tersebut, mengatakan perempuan berusia 45 tahun itu berada dalam kondisi yang sulit.

"Milashina berada di Moskow, di rumah sakit. Kondisinya, sejujurnya, sulit, dia benar-benar dipukuli dengan kejam, dipukuli dengan tongkat. Kondisinya seperti yang Anda kira," kata Muratov pada hari Rabu (5/7/2023) dari DW.

Milashina, jurnalis untuk surat kabar independen Novaya Gazeta, dan pengacara Alexander Nemov dipukuli secara brutal saat mereka sedang dalam perjalanan untuk menghadiri putusan pengadilan di ibu kota Chechnya, Grozny, pada Selasa. Akibat serangan tersebut, keduanya mengalami luka parah

"Kepala Elena Milashina dicukur dan dicat dengan pewarna hijau. Dia ditendang di wajahnya dan pingsan. Beberapa jari patah di kedua tangan," kata Natalia Kurekina, juru bicara kelompok hak asasi Rusia Crew Against Torture.

Sementara itu, Nemov mengalami luka yang dalam di kakinya akibat ditikam, namun kondisinya kini dilaporkan membaik.

1. Kremlin akan usut tuntas serangan itu

Menanggapi insiden Selasa itu, pejabat Kremlin dan pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov meminta agar para pelaku segera diidentifikasi.

Juru bicara Presiden Vladimir Putin pada hari Rabu mengatakan pihaknya akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk melakukan penyelidikan penuh. Ia menambahkan penyelidik sedang melakukan pekerjaan mereka.

"Kita tunggu saja. Semua reaksi telah disuarakan dan sekarang semua tindakan sedang diambil," kata Dmitry Peskov kepada wartawan.

2. Serangan diduga disebabkan oleh pekerjaan mereka

Dalam sebuah wawancara video, Milashina mengatakan ada 10 hingga 15 penyerang yang memukulinya dengan pipa plastik. Ia mengungkapkan, pihak berwenang kerap menggunakan pipa semacam itu untuk menyerang para tahanan di Chechnya.

“Mereka mengusir pengemudi dari mobil, masuk, menundukkan kepala, mengikat tangan saya, memaksa saya berlutut dan menodongkan pistol ke kepala saya,” kata perempuan berusia 45 tahun itu, dikutip Al Jazeera.

Milashina telah mendapat pujian luas atas liputan investigasinya, termasuk mengungkap dugaan penyiksaan dan pembunuhan kaum gay di Chechnya dan sejumlah pelanggaran lainnya oleh pasukan paramiliter negara itu.

Dalam wawancara berbeda dengan Crew Against Torture, dia mengatakan serangan itu terkait dengan pekerjaannya dengan Nemov. Para penyerang saat itu mengatakan kepada Nemov, “Kamu membela terlalu banyak orang di sini. Tidak perlu membela siapa pun di sini."

3. Milashina pernah menjadi target serangan beberapa tahun lalu

Selama bertahun-tahun, Milashina telah berusaha mengungkap pelanggaran hak asasi manusia di Chechnya. Namun pekerjaannya itu dinilai telah memicu kemarahan di wilayah yang dipimpin oleh Kadyrov, sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin.

Milashina dan pengacara lainnya sebelumnya pernah diserang oleh sekelompok orang di lobi hotel pada 2020. Dia juga bukan satu-satunya jurnalis Novaya Gazeta yang menghadapi ancaman dan serangan.

Sejak 2000, enam jurnalis dan kontributor Novaya Gazeta telah terbunuh, termasuk reporter investigasi Anna Politkovskaya yang merupakan seorang pengkritik keras kebijakan Kremlin di Chechnya. Politkovskaya ditembak mati di Moskow pada 2006.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us