Ibas Kunjungi Ngawi, Soroti Stabilitas Harga Pangan Jelang Akhir Tahun

- Ibas kunjungi Ngawi, soroti harga pangan menjelang akhir tahun
- Ibas serap keluhan petani soal harga pangan dan stabilitas harga pangan harus jadi titik temu
- Soroti keterbatasan pupuk subsidi hingga kebutuhan modal petani
Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua MPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas menyoroti tingginya harga pangan menjelang akhir tahun. Sejumlah kebutuhan pokok masyarakat mengalami lonjakan harga yang signifikan.
Hal ini disampaikan Ibas saat melakukan kunjungan kerja ke Ngawi, Jawa Timur bertajuk “Kestabilan Harga Pangan sebagai Pilar Ketahanan Nasional”. Kegiatan ini sekaligus memastikan kebijakan pangan nasional agar berpihak pada rakyat, khususnya petani dan konsumen.
Ia menekankan, pentingnya pengawasan distribusi, operasi pasar yang tepat sasaran, serta penguatan produksi lokal agar ketahanan pangan tetap terjaga menjelang akhir tahun ini.
“Ketahanan nasional dimulai dari dapur rakyat. Jika harga pangan stabil, petani sejahtera, dan masyarakat tenang, maka bangsa ini akan kuat,” kata Ibas dalam keterangannya, Selasa (16/12/2025).
1. Ibas serap keluhan petani soal harga pangan

Dalam kunjungan itu, Ibas menyempatkan diri meninjau kebun cabai di Desa Bangunrejo, Ngawi. Setelah menyerap aspirasi dari warga, ia mendapatkan gambaran mengenai harga cabai di lapangan, mulai dari biaya produksi, pola panen, hingga fluktuasi harga jual di pasar lokal.
Petani setempat menjelaskan, harga cabai rawit sempat menembus Rp100.000-Rp130.000 per kilogram, sementara di tingkat petani harga ideal berada di kisaran Rp60.000–Rp70.000 per kilogram.
"Dengan pola panen dua kali seminggu dan hasil mencapai sekitar 50 kilogram per pekarangan, cabai menjadi komoditas yang menjanjikan jika dikelola dengan baik," kata Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI itu.
2. Stabilitas harga pangan harus jadi titik temu

Ibas menegaskan, stabilitas harga pangan harus menjadi titik temu antara kepentingan petani dan konsumen. Menurutnya, mekanisme pasar perlu dijaga tetap sehat, dengan pengawasan pemerintah agar tidak terjadi distorsi yang merugikan salah satu pihak.
“Jika harga terlalu rendah, petani tertekan. Namun jika terlalu tinggi, masyarakat juga kesulitan. Kita harus mencari harga yang adil dan berimbang,” kata dia.
Ibas juga menyoroti pentingnya pemanfaatan lahan pekarangan sebagai solusi nyata, menjaga pasokan cabai dan menekan gejolak harga.
Ia pun mengapresiasi petani Bangunrejo yang mampu berinovasi dengan memanfaatkan lahan non-sawah, tanpa harus mengganggu fungsi lahan pertanian pangan utama.
"Ini contoh berpikir maju, thinking outside the box. Cerita sukses seperti ini harus ditularkan ke desa-desa lain,” ujarnya.
3. Soroti keterbatasan pupuk subsidi hingga kebutuhan modal

Ibas menyinggung tantangan yang dihadapi petani, seperti keterbatasan pupuk subsidi, serangan hama, hingga kebutuhan modal usaha. Ia memastikan, Partai Demokrat akan mengawal agar distribusi pupuk lebih adil, akses permodalan diperluas, serta hasil pertanian lokal dapat terserap dengan baik, termasuk untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Kalau bahan pangan bisa langsung dari petani lokal, kualitas terjaga, harga lebih bersahabat, dan petani juga sejahtera,” kata dia.
Ibas menegaskan, desa adalah fondasi kemajuan bangsa. Ia mendorong agar pembangunan pendidikan, pertanian, infrastruktur, dan perumahan layak terus diperkuat hingga ke tingkat desa. Ibas juga membuka ruang aspirasi masyarakat terkait beasiswa pendidikan, program Bedah Rumah (BSPS), serta penguatan irigasi dan alat pertanian, untuk langsung disampaikan ke Partai Demokrat.

















