Kanselir Jerman Minta Putin Bebaskan Navalny

Moskow, IDN Times - Pada hari Jumat (20/8), Kanselir Angela Merkel berkunjung ke Moskow dan bertemu dengan Presiden Vladimir Putin. Kunjungan tersebut kemungkinan besar akan jadi kunjungan resmi terakhir Merkel sebagai Kanselir sebelum bulan depan dirinya mundur karena habis masa jabatan.
Dalam kunjungan tersebut, dua pemimpin yang memiliki hubungan unik itu dikabarkan mendiskusikan banyak hal, dari mulai persoalan Libya, Afghanistan dan Ukraina.
Selain itu, dalam pertemuan tersebut, Kanselir meminta kepada Putin untuk membebaskan Navalny, seorang oposisi yang menuduh Putin terlibat skandal korupsi. Putin dengan tegas menolak permintaan Merkel. Meski begitu, mereka berdua tetap berjanji akan melanjutkan dialog.
1. Kedekatan dan kerenggangan hubungan Angela Merkel-Vladimir Putin
Hubungan antara Kanselir Jerman dengan Presiden Rusia itu unik sekaligus kompleks. Angela Merkel dari Jerman, lancar berbicara bahasa Rusia. Sedangkan Vladimir Putin dari Rusia, fasih berbahasa Jerman.
Dua orang tersebut dapat berdiskusi atau ngobrol dengan lancar meskipun beda bahasa dan sama-sama dapat memahaminya. Ini bukan karena mereka ahli bahasa, namun sejarah masa lalu yang menghubungkan keduanya.
Baik Merkel maupun Putin, keduanya mengenyam hidup di Jerman Timur, ketika wilayah itu masih terbagi dua. Jerman Timur dikuasai Komunis dan Putin pada era Perang Dingin tinggal di Dresden sebagai seorang perwira intelijen KGB yang fasih berkomunikasi dengan bahasa Jerman.
Angela Dorothea Merkel, nama asli Kanselir Jerman, lahir di Hamburg yang ketika itu bagian Jerman Barat. Namun ketika bayi, ayahnya membawanya menyeberang ke Jerman Timur dan dia besar dalam lingkungan pengaruh komunisme dan Rusia, sehingga ia lancar menggunakan bahasa Rusia.
Hubungan keduanya baik-baik saja tapi kompleks dan unik. Jerman masuk dalam blok Barat dan Uni Eropa (UE) yang selalu bertolak belakang dan bersaing dengan Rusia. Namun upaya menjalin dialog tetap berlangsung antara Merkel dan Putin.
Hubungan kedua pemimpin itu mulai renggang ketika Rusia mencaplok Krimea yang masuk bagian Ukraina pada tahun 2014. Jerman yang bagian NATO dan UE turut mengecam tindakan Rusia.
Hubungan keduanya semakin memburuk dan bersitegang ketika Alexei Navalny, tokoh oposisi Rusia, diracun dan dilarikan ke Jerman untuk diobati. Setelah hampir pulih melakukan pengobatan di Jerman, Navalny kembali ke Rusia. Namun ketika ia sampai di bandara, kritikus Vladimir Putin itu dibekuk dan dipenjara sampai saat ini.