Singapura, IDN Times - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, bersama rombongannya telah tiba di Singapura menjelang pertemuan puncak dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Setelah tiba, ia dikabarkan langsung bertemu dengan Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong. Bagaimana awal ceritanya?
Dilansir dari CNN, Presiden Korea Utara bersama rombongannya disambut oleh Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balakrishnan, serta Menteri Pendidikan Singapura, Ong Ye Kung. Kim menggunakan pesawat pribadi maskapai "Air China" yang notabene maskapai ini milik dari Tiongkok.
Penjabat yang menemani Kim Jong Un adalah Kim Yong Chol yang pada awal bulan Juni ini telah bertemu langsung dengan Trump, untuk menyerahkan surat dari Kim. Beberapa jam setelah tiba di Singapura, Kim langsung menemui Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, di Istana.
Setelah tiba di bandara, Kim Jong Un bersama rombongan dikabarkan akan menginap di Hotel St Regis dengan iringan penjagaan ketat.
Kim saat sedang bertemu Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, tak lupa mengucapkan terima kasih atas diberikan kesempatan, dengan kesediaannya menjadi tuan rumah pertemuan puncak KTT antara Amerika Serikat dengan Korea Utara.
"Seluruh dunia fokus pada pertemuan bersejarah antara Korea Utara dan Amerika Serikat, dan terima kasih atas upaya tulus anda kami dapat menyelesaikan persiapan untuk pertemuan bersejarah, dan saya ingin mengucapkan terima kasih untuk itu. Saya memiliki harapan bahwa KTT ini akan berjalan dengan sukses," ungkap rasa terima kasih Kim Jong Un, seperti yang dikutip dari Channelnewsasia.com.
Biaya KTT dikabarkan telah memakan biaya sebesar 15 juta dolar AS atau setara Rp 209,1 miliar. Hal ini diungkapkan oleh Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, dan tempat pertemuan mereka akan berlangsung di Hotel Capella yang berada di Pulau Sentosa.
Kedua pemimpin dunia ini membahas masalah denuklirisasi Korea Utara dengan imbalan bantuan ekonomi oleh Amerika Serikat. Dengan pertemuan kedua pemimpin ini, penerbangan ke Singapura akan dibatasi demi keamanan dan kenyamanan yang diberlakukan pada tanggal 10 Juni 2018 hingga 14 Juni 2018.
Sebanyak 2500 wartawan yang berasal dari berbagai media di dunia telah berkumpul untuk meliput acara bersejarah ini.