Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Korea Utara dan Korea Selatan akan Segera Akhiri Perang Dingin

ilustrasi bendera Korea Utara (unsplash.com/@micha_braendli)
ilustrasi bendera Korea Utara (unsplash.com/@micha_braendli)

Dua negara di Semenanjung Korea, Korea Utara dan Korea Selatan tengah menyiapkan langkah-langkah untuk segera mengakhiri perang dingin yang telah terjadi sejak tahun 1950-an. Media Korea Selatan melaporkan bahwa kedua belah pihak telah berdiskusi untuk segera mengakhiri perang antar kedua negara. Presiden Korea Utara, Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan, Moon Jae In dikabarkan akan bertemu pada tanggal 27 April 2018 untuk menghadiri Pertemuan Korea Utara-Selatan di wilayah Korea Selatan.

1. Konflik berlangsung sejak akhir Perang Dunia II

Dailymail.co.uk
Dailymail.co.uk

Secara teknis, kedua negara Korea ini masih terlibat perang. Sebab Perang Korea yang terjadi di antara keduanya pada tahun 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata dan bukan dengan perdamaian. Konflik Korea terjadi akibat saling klaim yang dilakukan oleh masing-masing negara pada akhir Perang Dunia II. Korea Utara menganggap bahwa seluruh wilayah Korea adalah milik Korea Utara. Sementara Korea Selatan berpikir sebaliknya.

Ketegangan antar kedua negara menyebabkan terjadinya Perang Korea (1950-53). Saat perang berakhir, kedua negara mengalami kerugian yang sangat besar, tetapi keduanya enggan mengakhiri perang tersebut. Gencatan senjata yang dilakukan keduanya semata-mata hanya mengubah status perang yang berlangsung menjadi perang dingin.

2. Olimpiade Musim Dingin 2018 jadi awal kedekatan kedua negara

Cheatsheet.com
Cheatsheet.com

Olimpiade Musim Dingin 2018 dilaksanakan di kota Pyeongchang, Korea Selatan. Saat diumumkan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin Ke-23 pada tahun 2011 lalu, banyak pihak yang berspekulasi bahwa Korea Utara dipastikan tidak akan ikut serta dalam kompetisi ini. Namun menjelang pelaksanaannya, banyak pihak yang berusaha "membujuk" Korea Utara agar dapat berpartisipasi di pesta olahraga musim dingin terbesar di dunia ini.

Komite Olimpiade International (International Olympic Committee - IOC) menginginkan agar Korea Utara dapat ikut serta. IOC mengirimkan bantuan berupa peralatan, akomodasi, serta biaya perjalanan bagi atlet-atlet Korea Utara agar dapat mengikuti event untuk kualifikasi Olimpiade. Korea Selatan juga menyambut ide tersebut dengan sangat positif. Selain mengajukan saran dibentuknya "Tim Korea Bersatu" (United Korean Team), Korea Selatan juga mengajak Korea Utara untuk menjadi "host bersama" di beberapa event cabang olahraga ski yang diselenggarakan di Masikryong Ski Resort di wilayah Korea Utara.

Kedua ide tersebut ditolak oleh Korea Utara. Namun pada akhirnya, Korea Utara menyetujui rencana tersebut. Sebab di awal 2018 Korea Selatan mengumumkan bahwa tim hoki putri negaranya akan bergabung dengan tim hoki putri Korea Utara. Saat pembukaan Olimpiade Musim Dingin 2018 dilaksanakan, delegasi dari kedua negara berjalan bersama di bawah Bendera Persatuan Korea.

3. Korea Utara juga mulai membuka diri

Cheatsheet.com
Cheatsheet.com

Sejak berpuluh-puluh tahun lamanya, Korea Utara dianggap sebagai salah satu negara paling terisolasi di dunia. Sebab negara ini sangat tertutup dengan pengaruh dari negara-negara luar. Meskipun mempunyai hubungan diplomatik dengan lebih dari 160 negara dan memiliki kedutaan besar di 47 negara, Korea Utara hanya menjalin hubungan dekat dengan negara-negara berfaham komunis lain, seperti Kamboja, Laos, dan Vietnam.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Korea Utara terlihat semakin terbuka dengan banyak hal yang berasal dari luar negara tersebut. Meskipun sempat menolak ide untuk membentuk "Tim Korea Bersatu", tetapi pada akhirnya Korea Utara setuju dengan ide tersebut. Bahkan saat upacara pembukaan Olimpiade, adik dari Kim Jong Un, Kim Yo Jong terlihat menghadiri acara tersebut. Yo Jong juga menghadiri beberapa event Olimpiade lainnya.

Kim Yo Jong menjadi anggota keluarga penguasa Korea Utara pertama yang mengunjungi Korea Selatan dalam kurun waktu 65 tahun. Bahkan Yo Jong terlihat berjabat tangan dan saling bertukar senyum dengan presiden Korea Selatan, Moon Jae In. Kunjungan Kim Yo Jong tersebut secara tidak langsung merupakan sinyal bahwa Korea Utara sudah mulai membuka diri terhadap negara-negara lain, khususnya kepada negara tetangga terdekatnya, Korea Selatan. Semoga dengan semua hal positif tersebut, kedua negara bisa segera sepakat dengan kata damai.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Ernia Karina
Paulus Risang
Ernia Karina
EditorErnia Karina
Follow Us

Latest in News

See More

Affan Dilindas Brimob, Tim Advokasi Desak Prabowo Segera Copot Kapolri

10 Sep 2025, 23:31 WIBNews