Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Korsel Bayar Rp17,6 Triliun untuk Penempatan Tentara AS

ilustrasi bendera Korea Selatan (unsplash.com/Stephanie Nakagawa)
ilustrasi bendera Korea Selatan (unsplash.com/Stephanie Nakagawa)
Intinya sih...
  • Kontribusi Korsel naik 8,3 persen dari periode sebelumnya
  • Perjanjian baru menetapkan kontribusi Korsel sebesar 1,52 triliun won (Rp17,6 triliun) untuk tahun 2026
  • Kesepakatan baru menghilangkan klausul yang mendukung pemeliharaan aset AS di luar Semenanjung Korea
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan telah mencapai kesepakatan baru terkait pembagian biaya penempatan pasukan AS di Semenanjung Korea. Perjanjian yang akan berlaku selama lima tahun ini, dari 2026 hingga 2030, menetapkan kontribusi Korea Selatan sebesar 1,52 triliun won (Rp17,6 triliun) untuk tahun 2026.

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, pada Jumat (4/10/2024), mengumumkan bahwa jumlah tersebut menandai kenaikan sebesar 8,3 persen dibandingkan kontribusi pada tahun 2025. Kesepakatan baru ini akan menggantikan perjanjian sebelumnya yang akan berakhir pada akhir tahun 2025.

Negosiasi antara kedua negara berlangsung dalam delapan putaran yang dimulai sejak April lalu. Percepatan proses negosiasi dilakukan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan politik di AS menjelang pemilihan presiden AS November mendatang.

1. Kenaikan tahunan dibatasi maksimal 5 persen

Dalam kesepakatan baru ini, terdapat beberapa perubahan signifikan dibandingkan perjanjian sebelumnya. Dilansir dari The Korea Times,  kenaikan tahunan kontribusi Korea Selatan akan didasarkan pada tingkat pertumbuhan Indeks Harga Konsumen (CPI). Indeks ini menggantikan patokan tingkat kenaikan anggaran pertahanan yang digunakan sebelumnya.

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan menyatakan bahwa telah ditetapkan batas atas agar kenaikan tahunan tidak melebihi lima persen.

Kesepakatan baru juga menghilangkan klausul yang sebelumnya mendukung pemeliharaan aset AS di luar Semenanjung Korea. Mulai tahun 2026, biaya yang ditanggung hanya akan mencakup pengeluaran untuk pemeliharaan aset yang ditempatkan di Semenanjung Korea saja.

2. Korsel ikut tanggung biaya penempatan pasukan AS sejak 1990-an

Dilansir dari Reuters, sekitar 28.500 pasukan AS telah ditempatkan di Korea Selatan sebagai bagian dari upaya pencegahan terhadap ancaman Korea Utara. Penempatan ini telah berlangsung sejak Perang Korea berakhir pada tahun 1953.

Korea Selatan mulai menanggung sebagian biaya penempatan pasukan AS sejak awal 1990-an. Dana ini digunakan untuk membiayai tenaga kerja lokal, pembangunan instalasi militer, dan dukungan logistik lainnya.

Berdasarkan kesepakatan saat ini yang berlaku hingga akhir 2025, Korea Selatan membayar sekitar 1 miliar dolar AS (Rp15,6 triliun) per tahun. Jumlah ini merupakan hasil negosiasi panjang selama pemerintahan sebelumnya.

3. Kesepakatan baru antisipasi kemungkinan Trump terpilih lagi

Percepatan negosiasi kesepakatan baru ini tidak terlepas dari dinamika politik di AS. Dilansir dari CNN,  langkah ini dinilai sebagai upaya untuk menghindari risiko jika mantan Presiden Donald Trump terpilih kembali pada pemilihan November mendatang.

Selama pemerintahannya, Trump pernah menuntut Seoul meningkatkan kontribusi biaya pertahanan secara drastis, dari 900 juta dolar AS (Rp14 triliun) menjadi 5 miliar dolar AS (Rp78 triliun).

"Turmp mungkin saja mengubah kembali kesepakatan jika ia terpilih kembali," ujar Cha Du-hyeogn, peneliti senior di Asan Institute for Policy Studies.

Perbedaan prosedur ratifikasi antara kedua negara juga menjadi perhatian. Sementara Korea Selatan memerlukan persetujuan Majelis Nasional, Kongres AS tidak perlu meratifikasi kesepakatan ini. Hal ini membuka kemungkinan perubahan kebijakan jika terjadi pergantian administrasi di AS.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Leo Manik
EditorLeo Manik
Follow Us