Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Rwanda Vincent Biruta. (IDN Times/Sonya Michaella)
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Rwanda Vincent Biruta. (IDN Times/Sonya Michaella)

Intinya sih...

  • Menlu Retno dan Menlu Rwanda tanda tangani 3 MoU terkait kerja sama bilateral
  • Kedutaan Besar Rwanda di Jakarta resmi dibuka, menandai babak baru dalam hubungan Indonesia-Rwanda
  • Penandatanganan MoU Konsultasi Politik, Kerja Sama Ekonomi Umum, dan Perjanjian Pembebasan Visa
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Rwanda Vincent Biruta menandatangani tiga Nota Kesepahaman atau MoU terkait kerja sama dua negara. Rwanda juga meresmikan pembukaan kedutaan besarnya di Jakarta, hari ini.

“Rwanda adalah salah satu sahabat terdekat Indonesia di Afrika. Kedua pemimpin kita telah menyatakan komitmen kuat mereka untuk memperdalam hubungan bilateral kita. Tahun lalu, Rwanda akan membuka kedutaan besarnya di Jakarta yang akan kami resmikan hari ini juga. Hal ini menandai babak baru dalam hubungan Indonesia-Rwanda,” kata Retno, di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Kamis (6/6/2024).

MoU yang ditandatangani Retno dan Biruta antara lain MoU Konsultasi Politik, MoU Kerja Sama Ekonomi Umum dan Perjanjian Pembebasan Visa bagi Pemegang Paspor Diplomatik dan Dinas.

1. Saling tukar gagasan isu internasional

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Rwanda Vincent Biruta. (IDN Times/Sonya Michaella)

Kedua menlu menandatangani MoU Konsultasi Politik yang akan menjadi dasar pembahasan berbagai aspek kerja sama bilateral dan saling tukar gagasan mengenai isu-isu internasional.

“Indonesia dan Rwanda juga telah meningkatkan kerja sama keamanan selama beberapa tahun terakhir. Saat ini kedua negara tengah memfinalisasi MoU antaraKepolisian kedua negara terkait penanganan kejahatan transnasional terorganisir dan penguatan pengembangan kapasitas,” ungkap Retno.

 

2. Nilai perdagangan dua negara meningkat usai COVID-19

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Rwanda Vincent Biruta. (IDN Times/Sonya Michaella)

Nilai perdagangan kedua negara terus terus meningkat sejak pandemik COVID-19. Tahun lalu peningkatannya mencapai 100 persen, dan kuarter pertama tahun ini mencapai 32 persen.

“Kami percaya peluang untuk terus tumbuh masih terbuka lebar. Untuk mendorong kerja sama ekonomi, hari ini kami menandatangani MoU tentang Kerja Sama Umum yang mencakup antara lain perdagangan, pertanian, industri, energi, dan tambang,” ujar Retno.

Kedua menlu juga membahas rencana pembentukan preferential trade agreement (PTA) Indonesia-Rwanda dan menjajaki pembentukan PTA Indonesia dengan Komunitas Afrika Timur (EAC).

3. Meningkatkan hubungan antarmasyarakat

ilustrasi salah satu kota di Rwanda (Unsplash.com/Dieuvain Musaghi)

Kedua negara telah menandatangani Perjanjian Bebas Visa untuk Pemegang Paspor Diplomatik dan Dinas. Sementara Rwanda telah masuk ke dalam daftar Visa Kedatangan (VoA) Indonesia sejak Februari 2023.

Hal ini diharapkan dapat meningkatkan intensitas hubungan masyarakat kedua negara, termasuk kalangan bisnis. Selain isu bilateral, kedua menlu juga membahas isu global, yaitu Palestina. Indonesia dan Rwanda memiliki kesamaan pandangan untuk terus memperkuat dukungan bagi Palestina, guna mewujudkan kemerdekaan Palestina berdasarkan solusi dua-negara.

Kedua Menlu juga sepakat mendorong persatuan dan peran Global South dalam menentukan agenda global. Dalam kaitan ini, Retno menyampaikan apresiasi atas konfirmasi partisipasi Rwanda di Forum Indonesia Afrika ke-2 yang akan dilaksanakan bulan September 2024 di Bali.

Editorial Team