Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

OCHCR: Tahanan Palestina Alami Berbagai Penyiksaan di Penjara Israel

ilustrasi penjara (unsplash.com/Khashayar Kouchpeydeh)
Intinya sih...
  • Kantor hak asasi manusia PBB mengungkapkan tahanan Palestina disiksa oleh Israel, termasuk waterboarding, kurang tidur, sengatan listrik, dan serangan anjing.
  • Layanan penjara Israel menahan lebih dari 9.400 tahanan keamanan pada akhir Juni, beberapa di antaranya ditahan secara rahasia tanpa akses ke pengacara.
  • Israel belum memberikan informasi mengenai nasib atau keberadaan sebagian besar tahanan, dan OCHCR juga mencatat bahwa Otoritas Palestina melakukan penahanan sewenang-wenang di Tepi Barat.

Jakarta, IDN Times - Kantor hak asasi manusia PBB (OCHCR)  mengungkapkan bahwa warga Palestina yang ditahan oleh otoritas Israel sejak 7 Oktober mengalami berbagai bentuk penyiksaan dan perlakuan buruk. Dalam laporan pada Rabu (31/7/2024) itu,  OCHCR menyebut penyiksaan itu termasuk seperti waterboarding, kurang tidur, sengatan listrik, dan serangan oleh anjing.

Menurut laporan tersebut, layanan penjara Israel menahan lebih dari 9.400 tahanan keamanan pada akhir Juni. Beberapa di antaranya ditahan secara rahasia tanpa akses ke pengacara atau penghormatan terhadap hak-hak hukum mereka.

1. OCHCR kecam penahanan sewenang-wenang yang dilakukan Israel

Laporan tersebut juga mengecam banyaknya jumlah tahanan, termasuk laki-laki, perempuan, anak-anak, jurnalis dan pembela hak asasi manusia, dan mengatakan bahwa praktik semacam itu dapat menimbulkan kekhawatiran mengenai penahanan sewenang-wenang.

“Kesaksian yang dikumpulkan oleh kantor saya dan entitas lain menunjukkan serangkaian tindakan yang mengerikan, seperti waterboarding dan pelepasan anjing ke tahanan, di antara tindakan lainnya, yang merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum hak asasi manusia internasional dan hukum kemanusiaan internasional,” kata kepala OCHCR Volker Turk dalam sebuah pernyataan, dikutip Associated Press.

Para penulis mengatakan bahwa laporan tersebut telah dibagikan kepada pemerintah Israel, namun belum ada komentar dari otoritas Israel sejauh ini.

2. Nasib atau keberadaan sebagian besar tahanan belum diketahui

Laporan itu menyebutkan bahwa para tahanan diambil dari Gaza, Israel dan Tepi Barat. Pihaknya mengatakan bahwa Israel belum memberikan informasi mengenai nasib atau keberadaan sebagian besar tahanan. Selain itu, Komite Palang Merah Internasional (ICRC) juga tidak diberi akses ke fasilitas tempat mereka ditahan. .

 “Para tahanan mengatakan mereka ditahan di fasilitas seperti kandang, ditelanjangi dalam waktu lama, dan hanya mengenakan popok. Kesaksian mereka menceritakan tentang penutupan mata yang berkepanjangan, tidak diberi makan, tidur dan minum, serta disetrum dan disundut rokok,” demikian ringkasan laporan tersebut.

“Beberapa tahanan mengatakan anjing-anjing dilepaskan ke arah mereka, dan yang lain mengatakan bahwa mereka dikenakan waterboarding, atau tangan mereka diikat dan digantung di langit-langit. Beberapa perempuan dan laki-laki juga berbicara tentang kekerasan seksual dan berbasis gender," tambahnya. 

OCHCR, dalam laporannya, juga mengatakan bahwa Otoritas Palestina (PA), yang mengelola sebagian Tepi Barat yang diduduki Israel, turut melakukan penahanan sewenang-wenang dan penyiksaan atau perlakuan buruk lainnya di Tepi Barat, terutama untuk menekan kritik dan oposisi politik.

3. Pengadilan militer Israel perpanjang penahanan delapan tentara Israel atas kasus pelecehan seksual terhadap tahanan Palestina

Pada Rabu, pengadilan militer Israel memperpanjang penahanan delapan dari sembilan tentara yang dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap warga Palestina di penjara Sde Teiman. Penahanan tentara tersebut memicu protes dari beberapa warga Israel yang menuntut pembebasan mereka.

Pada Senin (29/7/2024), anggota parlemen dan pengunjuk rasa sayap kanan menerobos masuk ke dua fasilitas militer Israel, termasuk Sde Teiman, sebagai bentuk protes atas penyelidikan terhadap para tentara tersebut. Protes itu dikecam oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan panglima militer, Letnan Jenderal Herzi Halevi, yang menyebut tindakan itu hampir mendekati anarki.

Perang di Gaza meletus setelah serangan pejuang Hamas melancarkan serangan ke Israel selatan 7 Oktober, yang dilaporkan menewaskan sekitar 1.200 orang dan mengakibatkan 250 lainnya disandera. Serangan balasan Israel telah menghancurkan seluruh wilayah Gaza dan memaksa sekitar 80 persen penduduknya meninggalkan rumah mereka. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan bahwa lebih dari 39 ribu warga Palestina telah terbunuh di wilayah itu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us