Pandemik COVID-19 dan Dampak Buruk Bagi Kesehatan Mental

Jakarta, IDN Times - Virus corona telah menginfeksi hampir tiga juta orang dalam empat bulan terakhir. Selama kurun waktu yang sama, lebih dari 200.000 orang di dunia telah meninggal. Namun, bukan hanya mereka yang memiliki virus tersebut di dalam diri saja yang merasakan dampaknya, tapi juga orang-orang yang sehat secara jasmani.
Sebuah layanan penyedia dukungan kesehatan mental di Amerika Serikat, Crisis Text Line, mengatakan kepada BuzzFeed pada awal April lalu bahwa telah terjadi peningkatan volume pesan permintaan bantuan sebesar 40 persen. Mayoritas, atau sebanyak 80 persen, berkaitan dengan virus corona. Mereka mengaku kesepian dan merasa terisolasi selama pandemik COVID-19.
1. Masalah finansial tak luput sebagai penyebab banyak orang stres
Dalam jurnal yang diterbitkan di JAMA Psychiatry, tiga pakar kesehatan mental Mark A. Reger, Ian H. Stanley dan Thomas E. Joiner mengemukakan beberapa dampak pandemik COVID-19 yang bisa timbul. Misalnya, stres yang dilatarbelakangi kekhawatiran ekonomi. Setidaknya ada 47 persen teks yang diterima Crisis Text Line berisi keresahan soal ini.
Sebanyak 74 persen lainnya mengaku khawatir terhadap ketidakpastian masa depan termasuk stabilitas finansial. Di berbagai belahan dunia, orang-orang kehilangan pekerjaan dan sumber pendapatan mereka. Ini pun menimbulkan masalah berikutnya yaitu kesulitan membayar biaya tempat tinggal atau memenuhi kebutuhan dasar.