Pertandingan Bola di Somalia Kacau oleh Bom, 5 Nyawa Melayang
Mogadishu, IDN Times - Para pelaku teroris lagi-lagi memanfaatkan keramaian di stadion untuk melakukan aksi teror mereka. Sebuah bom dikabarkan menewaskan lima penonton dalam pertandingan sepak bola di Somalia Selatan. Pihak keamanan setempat mengatakan bahwa ini merupakan pertama kalinya sebuah ledakan terjadi di stadion.
Ledakan tersebut terjadi di kota pelabuhan Barawe, Lower Shabelle. Saat itu, warga sedang menonton pertandingan sepak bola yang berlangsung pada Kamis sore. Diduga gembong teroris Al-Qaeda berada di balik serangan tersebut. Kabar dari Reuters.com, (13/4), menyatakan bahwa bom tersebut tampaknya diledakkan oleh kendali jarak jauh.
1. Semua korbannya adalah para penonton
"Bom itu menewaskan lima orang dan melukai selusin lainnya di lapangan sepakbola. Semua korban berasal dari para penonton,” tutur Mahad Dhoore, Anggota Parlemen untuk negara bagian Barat Daya.
Petugas polisi Mohamed Aden mengatakan kelompok Al-Qaeda diduga berada di balik serangan itu. Jumlah total korban tewas dalam aksi tersebut ada empat orang dan melukai 12 orang. Al-Qaeda diduga menarget pejabat yang rencananya akan duduk di tribun penonton tersebut. Tapi, pejabat yang dimaksud tidak duduk di sana pada saat pertandingan. Menurut Aden, bom tersebut diduga sudah jauh-jauh hari ditanam di sana.
2. Para teroris diduga ingin menggulingkan pemerintah pusat
Aksi dari gembong teroris Al Shabaab ini diduga bertujuan untuk menggulingkan pemerintah pusat yang didukung Barat dan menetapkan aturan mereka sendiri berdasarkan hukum Islam. Tak hanya itu saja, kelompok ini juga diduga sering melakukan pemboman dan penembakan di ibukota Mogadishu, bagian lain dari wilayah Somalia.
3. Al Shabaab merupakan satu-satunya musuh di negara tersebut
Presiden Mohamed Abdullahi Mohamed menegaskan bahwa Al Shabaab telah melakukan tindakan tak terpuji yang berujung tewasnya para remaja yang bermain sepakbola di kota Barawe. Menurutnya, Al Shabaab adalah satu-satunya musuh yang dimiliki negara tersebut, mengutip informasi dari Channel News Asia, (13/4).
