Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Iran, Hassan Rouhani. twitter.com/HassanRouhani

Tehran, IDN Times - Presiden Iran, Hassan Rouhani, dalam Rapat Besar Majelis Umum PBB atau UN General Assembly yang dilaksanakan secara daring pada hari Selasa (22/09), menjelaskan bahwa Amerika Serikat tidak akan bisa bernegosiasi dan berperang melawan Iran karena kegigihan yang dimiliki negaranya.

Ketegangan AS-Iran kembali memuncak setelah dijatuhkannya sanksi baru oleh Pemerintah AS dan Presiden Donald Trump yang terus mencoba mendesak PBB agar kembali memberlakukan sanksi ekonominya terhadap Iran akibat dugaan adanya pelanggaran dalam Perjanjian Nuklir Iran 2015, seperti yang dilansir dari Reuters

1. Rouhani tegaskan jika AS harus menyerah karena kegigihan Iran

Presiden Rouhani berpidato dalam Rapat Besar Majelis Umum PBB, pada tahun 2019. twitter.com/HassanRouhani

Kedua negara kembali saling serang, baik secara fisik (militer) dan diplomatik, setelah Amerika Serikat secara sepihak mundur dari Perjanjian Nuklir Iran 2015 pada tahun 2018, dan pembunuhan salah satu jenderal paling berpengaruh di Iran, Qasem Soleimani, di awal tahun 2020. Dikutip dari Reuters, Presiden Rouhani menegaskan jika sudah saatnya bagi AS untuk menyerah terhadap seluruh usahanya yang tidak mungkin berhasil dikarenakan kegigihan dan ketahanan Bangsa Iran. 

Rouhani juga menyampaikan bahwa Iran bukanlah sebuah "kepingan" yang dapat dipermaikan demi kepentingan politik domestik AS, secara khusus dalam Pilpres Presiden Amerika Serikat. Pernyataan itu muncul setelah Trump memang berusaha menggenjot kebijakan luar negerinya, seperti upaya perdamaian di Timur Tengah, agar terlihat berhasil dan dapat menarik minat Masyarakat AS untuk kembali memilihnya menjadi presiden November 2020 nanti.

2. AS kembali jatuhkan sanksi baru terhadap Iran

Editorial Team

Tonton lebih seru di