Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Taliban: 400 Olahraga Diizinkan tapi Perempuan Belum Tentu Boleh

Tentara Taliban terlihat di salah satu alun-alun utama kota di Kabul, Afghanistan, Rabu (1/9/2021). ANTARA FOTO/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS.
Tentara Taliban terlihat di salah satu alun-alun utama kota di Kabul, Afghanistan, Rabu (1/9/2021). ANTARA FOTO/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS.

Jakarta, IDN Times – Taliban menyatakan bahwa mereka mengizinkan 400 jenis olahraga, termasuk sepak bola, berlari, hingga menunggang kuda. Namun, Taliban tidak memberi kepastian apakah perempuan boleh berolahraga atau tidak.

"Kami tidak akan melarang olahraga apa pun, kecuali yang tidak sesuai dengan hukum syariah, ada 400 jenis olahraga yang diizinkan," kata Dirjen Olahraga dan Pendidikan Jasmani Afghanistan, Bashir Ahmad Rustamzai, kepada AFP.

1. Taliban sebut penerapan ajaran Islam tidak mengubah banyak hal

Pasukan Taliban berpatroli di jalan raya sehari setelah penarikan pasukan AS dari Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, Selasa (31/8/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/FOC.
Pasukan Taliban berpatroli di jalan raya sehari setelah penarikan pasukan AS dari Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, Selasa (31/8/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/FOC.

Menurut Rustamzai, penerapan ajaran Islam tidak banyak mengubah aktivitas olahraga. Masyarakat dan para atlet hanya perlu menyesuaikan pakaian mereka.

“Tidak banyak yang berubah, (misalnya) celana pendek sedikit lebih panjang, hingga lutut,” kata Rustamzai merujuk pada sepak bola dan Muay Thai.

Rustamzai merupakan atlet kung fu dan gulat bertubuh kekar dengan janggut lebat berwana hitam dan putih. Rustamzai pernah menjabat sebagai ketua federasi gulat ketika Taliban berkuasa sepanjang 1996-2001. Dia kemudian bekerja dengan pemerintah hingga akhirnya berselisih soal korupsi yang meluas.

2. Keputusan akhir berada di tangan para pemimpin Taliban

Kabinet Taliban: Perdana Menteri Afghanistan Mohammad Hasan Akhund (tengah), Deputi Perdana Menteri Abdul Ghani Baradar (kanan), Wakil Deputi Perdana Menteri Abdul Salam Hanafi (kiri) (Twitter/alemara_ar)
Kabinet Taliban: Perdana Menteri Afghanistan Mohammad Hasan Akhund (tengah), Deputi Perdana Menteri Abdul Ghani Baradar (kanan), Wakil Deputi Perdana Menteri Abdul Salam Hanafi (kiri) (Twitter/alemara_ar)

Rustamzai, yang muncul di hadapan publik dengan sorban hitam khas Taliban, tidak memberi kepastian apakah perempuan diizinkan menjalani salah satu dari 400 jenis olahraga. Jika menilik ke rezim Taliban 20 tahun silam, maka perempuan sama sekali dilarang berolahraga.

Dia hanya bisa mengatakan keputusan akhir apakah perempuan boleh berolahraga atau tidak sepenuhnya berada di tangan para pemimpin Taliban.

"Pendapat dari para tetua kami (Taliban senior) penting. Jika mereka meminta kami untuk mengizinkan perempuan, kami akan (melakukannya). Jika tidak, kami tidak akan melakukannya. Kami menunggu pengumuman mereka,” jelas dia.

"Tolong jangan bertanya lebih banyak tentang (olahraga) perempuan," tambahnya.

3. Taliban juga pernah mengatakan perempuan tidak perlu berolahraga

Pengungsi anak-anak menunggu penerbangan berikutnya setelah didaftarkan di Bandara Internasional Hamid Karzai, di Kabul, Afghanistan, Kamis (19/8/2021). Gambar diambil 19 Agustus 2021 (ANTARA FOTO/1stLt. Mark Andries/U.S. Marine Corps/Handout via REUTERS)
Pengungsi anak-anak menunggu penerbangan berikutnya setelah didaftarkan di Bandara Internasional Hamid Karzai, di Kabul, Afghanistan, Kamis (19/8/2021). Gambar diambil 19 Agustus 2021 (ANTARA FOTO/1stLt. Mark Andries/U.S. Marine Corps/Handout via REUTERS)

Sementara itu, alternatif yang memungkinkan bagi perempuan adalah mereka memiliki ruang olahraga yang terpisah dari laki-laki, sama seperti sistem pendidikan di perguruan tinggi.

"Sama seperti di universitas, mengizinkan perempuan untuk berolahraga, tetapi terpisah dari laki-laki," kata salah satu penasihat Rustamzai.

Pekan lalu, Wakil Kepala Komisi Kebudayaan Taliban, Ahmadullah Wasiq, mengatakan bahwa perempuan tidak perlu berolahraga.

"Dalam kriket, mereka mungkin menghadapi situasi di mana wajah dan tubuh mereka tidak akan ditutup. Islam tidak mengizinkan wanita terlihat seperti ini,” kata Wasiq kepada penyiar SBS.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us