Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

12 Orang Tewas dalam Serangan di Tambang Nigeria

Bendera Nigeria
Bendera Nigeria (commons.m.wikimedia.org/Aerra Carnicom)
Intinya sih...
  • Milisi Fulani bersenjata diduga menculik tiga warga dan menewaskan 12 orang lainnya di Desa Atoso, Nigeria.
  • Pihak kepolisian sedang melakukan penyelidikan terkait serangan bersenjata tersebut untuk mengidentifikasi para pelaku dan membebaskan korban yang diculik.
  • Negara Bagian Plateau rawan konflik akibat perbedaan etnis, agama, dan perebutan sumber daya tambang, memicu peningkatan kekerasan antara kelompok petani dan peternak.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Sedikitnya 12 orang tewas dalam serangan bersenjata di area tambang yang terletak di Desa Atoso, Negara Bagian Plateau, Nigeria, menurut laporan pemimpin lokal daerah tersebut, pada Rabu (17/12/2025). Selain itu, tiga orang dilaporkan diculik dalam insiden tersebut.

Serangan terjadi di wilayah Middle Belt Nigeria, kawasan yang kerap dilanda konflik etnis dan agama. Pihak berwenang setempat menyatakan terus berupaya memulihkan keamanan di daerah tersebut, meskipun aksi kekerasan masih sering terjadi.

1. Milisi Fulani bersenjata diduga menculik tiga warga

Serangan bersenjata terjadi di situs tambang Desa Atoso, Negara Bagian Plateau, Nigeria, pada Selasa malam (16/12/2025). Penduduk setempat menyebut pelaku sebagai milisi Fulani bersenjata yang menewaskan sedikitnya 12 orang dan menculik tiga orang lainnya. Selain itu, lima warga mengalami luka tembak dan saat ini menjalani perawatan di rumah sakit.

Ketua organisasi masyarakat Berom Youth Moulders Association (BYM), Dalyop Solomon Mwantiri, menjelaskan bahwa penyerangan berlangsung mendadak pada malam hari, sehingga warga tidak sempat menyelamatkan diri.

"Penyerang, yang diidentifikasi warga sebagai milisi Fulani bersenjata, menyerang pada Selasa malam (16/12/2025), meninggalkan lima orang lain dirawat karena luka tembak," ujar Mwantiri, dilansir The Straits Times.​

Peristiwa ini menambah deretan insiden kekerasan di Negara Bagian Plateau, wilayah kaya sumber daya mineral yang sering menjadi lokasi bentrokan antara kelompok petani dan peternak.

2. Pihak kepolisian memastikan penyelidikan masih terus berlangsung

Kepolisian Negara Bagian Plateau, melalui juru bicara Alfred Alabo, mengonfirmasi bahwa penyelidikan tengah dilakukan terkait serangan bersenjata di Desa Atoso. Pihak kepolisian fokus mengidentifikasi para pelaku dan berupaya membebaskan tiga korban yang diculik.

Alabo menyatakan bahwa proses investigasi masih berlangsung dan menjanjikan tindak lanjut secepatnya, meski belum dapat memberikan rincian lebih lanjut.

"Investigasi sedang dilakukan," ujarnya, dikutip dari ARN News Centre.

Sementara itu, BYM menyerukan agar pemerintah menegakkan larangan penggembalaan terbuka guna mencegah terulangnya serangan serupa di wilayah tambang ilegal. BYM juga menyoroti kurangnya respon pemerintah terhadap peringatan dini yang telah disampaikan sebelumnya.

3. Plateau jadi wilayah rawan konflik akibat konflik etnis, agama, dan perebutan sumber daya tambang

Negara Bagian Plateau dikenal sebagai salah satu titik rawan di wilayah Middle Belt Nigeria akibat konflik berkepanjangan yang dipicu perbedaan etnis, agama, serta perebutan sumber daya alam seperti tambang. Kekerasan antara kelompok petani dan peternak terus meningkat meskipun pemerintah berulang kali berjanji untuk memulihkan keamanan.

Ketua BYM, Dalyop Solomon Mwantiri, mengatakan bahwa serangan di Desa Atoso terjadi hanya beberapa hari setelah insiden di desa tetangga yang menewaskan empat anak.

Menanggapi peningkatan kekerasan tersebut, BYM mendesak pemerintah segera mengirim tambahan pasukan keamanan serta melakukan upaya penyelamatan terhadap korban yang masih diculik. Insiden ini semakin memperkuat tuntutan warga terhadap peningkatan keamanan di kawasan pertambangan yang rawan konflik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

Heboh Salju Turun di Arab Saudi, Apa Penyebabnya?

20 Des 2025, 17:53 WIBNews