Caracas, IDN Times - Pemerintah Venezuela menuding pesawat militer Amerika Serikat telah memasuki wilayah udaranya untuk menuju ke Kolombia. Bahkan militer Venezuela menyebut pesawat militer Amerika Serikat telah melanggar wilayah udara hingga puluhan kali.
Tindakan militer AS ini disebut sebagai bentuk provokasi kepada Venezuela yang dipimpin Maduro. Setelah hubungan Amerika Serikat dan Venezuela makin memburuk dalam beberapa tahun belakangan ini.
Pada hari Kamis (22/07/2021) pesawat militer milik AU Amerika Serikat dituding telah melanggar wilayah udara Venezuela. Menteri Pertahanan Venezuela Vladimir Padrino juga mengatakan bahwa, "Angkatan Udara Bolivarian mengecam tindakan AU Amerika Serikat dengan pesawat C-17 yang memasuki wilayah Venezuela tanpa izin."
Pesawat tersebut diketahui telah memasuki rute nautikal 14 mil ke dalam wilayah paling barat Venezuela, tepatnya di Sierra de Perija yang masuk Provinsi Zulia. Menhan Padrino menganggap tindakan ini sebagai sebuah provokasi atas latihan militer yang dilakukan militer AS dan Kolombia di Departemen Antioquia dan Cundinamarca, dilansir dari laman The Rio Times.
Dikutip dari The Rio Times, Venezuela juga mengatakan bahwa dalam latihan militer gabungan kedua negara terdapat pesawat jet AS, F-16 dan RC135. Bahkan berdasarkan informasi dari Flight Information Region (FIR) mengatakan bahwa selama tahun 2021 ini, Amerika Serikat diketahui sudah melakukan pelanggaran hingga mencapai 21 kali.
Dikutip dari Reuters, Menhan Venezuela Vladimir Padrinho mengatakan jika, "AS telah melakukan tugas penjelajahan wilayah geografi Venezuela dan atas itu, kita tidak akan membiarkan kemungkinan buruk lainnya terjadi dan melanggar kedaulatan dan integritas teritori Venezuela."
Padrino juga memberikan kritik atas adanya pangkalan militer AS pada teritori Kolombia yang menunjukkan ancaman permanen dan tujuan mekanisme intervensi yang secara signifikan mempengaruhi kestabilan wilayah Amerika Latin dan Karibia.
Pada bulan Juli ini, Venezuela tengah dilanda perseteruan antara aparat keamanan dan geng kriminal pada bagian utara Caracas. Namun pemerintah setempat mengatakan jika telah menyita senjata yang diduga berasal dari Kolombia dan Amerika.
Bahkan pihaknya juga menangkap salah satu geng yang masuk anggota paramiliter sayap kanan Kolombia. Atas temuan tersebut, Venezuela menduga Bogota telah bekerja sama dengan Washington untuk membuat timbulnya kekerasan di Caracas dan berupaya membuat situasi tidak stabil.
Selama ini AS tidak mengkui Nicolas Maduro sebagai presiden resmi di Venezuela dan berupaya melengserkannya dengan sanksi ekonomi dan lainnya. Namun negara-negara lain, seperti Rusia, Tiongkok, Iran dan Turki masih mengakui Maduro sebagai pemimpin di negara Amerika Selatan tersebut, dilaporkan dari laman RT.