[COMMENT OF THE WEEK] Goblin Versi Indonesia, Hingga Cerita Lucu Driver Ojek Online

Artikel: Bastian ex CJR Main Sinetron, Jadi Om Goblin Versi Indonesia?

Komentar:

Hadeh.. Padahal banyak lho penulis novel Indonesia bikin cerita bagus banget dan ada pesan yang dituangkan oleh penulis. Kenapa gak itu saja dijadikan tontonan? Kenapa mengikuti orang luar begitu? Jangan lah... Kreatif lah... - Heni Sidabutar

Alasan:

Tak hanya menghujat namun memberi saran juga untuk produser sinetron Indonesia bahwa banyak karya anak bangsa yang layak diangkat film maupun sinetron tanpa menimbulkan kontroversi hanya karena dianggap mirip drama luar negeri.

Artikel: 10 Potret Terkini Okky Lukman yang Makin Langsing dan Fashionable

Komentar:

Dia tuh kepribadiannya menyenangkan, jadi terlihat cantik terus. Di foto artikel pengambilan gambarnya pas jadi mampu membuat efek langsing. Tapi Okky keren. Bagaimanapun bentuk fisiknya dia gak minder. - Tiara Kandasasmita

Alasan:

Mampu melihat sisi lain dari seorang selebritas, yakni dari segi kepribadian dan sikap, tanpa mempedulikan bentuk fisik.

Artikel: 7 Perbedaan Pola Pikir Mahasiswa Indonesia dengan Mahasiswa Luar Negeri

Komentar:

Mbak, ini artikel dibandingkan sama siapa? Niat artikelnya baik, tapi harus bersumber kenyataan dong. Saya kuliah dan tinggal di Kanada. Sepertinya di sini kalau yang slenge'an juga banyak. Tahu gak kalau drop out rate (angka putus sekolah) di tahun pertama universitas di sini itu tinggi?

Media sosial? Yah, yang gak pakai media sosial sedikit atuh. Di sini, kalau kerja part time (paruh waktu) gak gengsi soalnya kerja apa saja juga dihargai dan ada standard minimum wage (upah minimum). Kalau di Indonesia, mau kerja part time menghabiskan waktu soalnya bayarannya terlalu kecil kalau mau kerja jadi waitress (pelayan restoran) atau tukang cuci piring.

Sistem absensi gak ada soalnya universitas mana peduli kalau kamu lulus atau gak. Biasanya mahasiswa yang peduli dan rajin karena kuliah dia BAYAR SENDIRI, bukan dibiayai orangtua. Jadi mau gak mau harus pergi ke kampus dan belajar.

Kalau gak lulus ya numpuk itu hutang. Banyak juga yang peduli tetek bengek selain belajar. Teman sekelas saya fokusnya beli mobil lah, beli baju lah. Pelajar di mana-mana sama saja. Tidak peduli bule, orang Asia, sama saja. Yang malas banyak juga. - Maureen Ukita

Alasan:

Komentarnya memberikan sudut pandang lain, meski tidak harus sejalan dengan ide artikel. Dia mengutarakan pengalamannya yang benar-benar berbeda dari yang disebutkan di artikel. Ini mengundang diskusi yang menarik.

Artikel: 13 Chat Lawak dengan Ojek Online Ini Bikin Kamu Ngakak

Komentar:

Sumpah! Membuat sakit perut! Saya driver (pengemudi ojek online) juga. Saya merasakan jadi driver itu bagaimana. Kadang iseng menghidupkan aplikasi waktu sedang buang air besar. Lucunya, pas akan mulai buang air besar, pesanan masuk. Terpaksa langsung selesai buang air besarnya. Nanti sambung lagi! - Taufik M Chaniago

Alasan:

Rasanya menarik melihat komentar seorang driver di antara puluhan komentar dari pengguna. Pengalamannya juga lucu dan memberi sudut pandang lain dari sisi driver.

Artikel: 10 Sensasi Istimewa Bagimu yang Punya Banyak Teman dari Berbagai Agama

Komentar:

Saya banget! Dan terasa sekali bahwa perbedaan tidak menghalangi persahabatan dan persaudaraan kita. Justru perbedaan lah yang menguatkan dan menyatukan kita satu sama lain. - Arie Kurniawati

Alasan:

Ada sangat banyak komentar bagus di artikel ini. Senang rasanya mengetahui masih banyak semangat persatuan dalam kebhinekaan di antara para pembaca IDN Times. Namun, komentar Arie Kurniawati punya nilai plus karena sejak awal ditulis dengan rapi dan paling mendekati EYD.

Artikel: Segera Hadir, Ini Fakta Mencengangkan 5G yang Perlu Kamu Tahu!

Komentar:

Lanjutkan 5G..! Backbone (tulang punggung) Palapa Ring on going (sedang dikerjakan), kabel laut lintas Hawaii USA gateway di Manado on going, satelit Telkom siap. MAJU INDONESIAKU..!! - Budi Suteja

Alasan:

Di tengah komentar lain yang mengatakan berita ini hoax atau menggerutu soal kecacatan jaringan yang sudah ada saat ini, komentar ini justru optimis terkait pengembangan 5G di Indonesia sudah berjalan dengan lancar. Pemberi komentar sepertinya punya pengetahuan mengenai topik ini. Ia memberikan gambaran juga pembangunan infrastruktur jaringan 5G di Indonesia.

Artikel: Prinsip Hidup Orang Jepang yang Bisa Dipelajari Orang Indonesia

Komentar:

Di Indonesia sudah ada itu semua, tergantung kita mau atau tidak membudayakan hal-hal positif itu. Bangsa kita kaya dengan budaya, bahasa, agama, kekayaan alam, dan lain-lain. Dahulu bangsa kita terkenal akan keramahannya.

Indonesia yang modern saat ini kaya akan korupsi, senang mencibir padahal belum tentu jelas mengatahui permasalahannya, menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan orang lain, brutal dan tega berlaku kasar bahkan tega menghilangnya nyawa orang lain dengan sebab sepele dan banyak lagi perlakuan yg tidak baik lainnya.

Mana INDONESIA-ku yang PANCASILA-is dan ber-BHINNEKA TUNGGAL IKA? Apakah kita sudah melupakan para pahlawan dan pendiri bangsa ini??? Mereka mengorbankan nyawa dan darah yang menetes untuk bangsa dan negara agar setiap rakyat bisa berdiri tegak dan lantang mengucapkan dengan bangga "saya bangsa INDONESIA". - Pandawa Lima

Alasan:

Ini komentar paling panjang yang ada di kolom komentar. Selain itu, komentarnya juga kritis. Dia mengingatkan kita terhadap perjuangan pahlawan dan juga dasar negara Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika yang sekarang semakin luntur karena isu SARA yang semakin meningkat.

Artikel: [OPINI] Memangnya Kenapa Kalau Tidak Menikah?

Komentar:

Makanya live your life to the fullest (hiduplah dengan sebaik-baiknya). Kejar impian, jadi orang berguna, rajin menebar kebaikan sehingga bisa hidup bahagia dikelilingi orang-orang yang berfaedah. Kelak ada atau tidak ada pasangan di sampingmu, tetap hidup terasa penuh, bermakna dan dikasihi banyak orang. Tak terasa sepi, tak merasa harus ngerepoti siapa pun. Orang-orang akan ada untukmu. - Bebe Cervesa

Alasan:

Seperti di dalam artikel, menikah masih dianggap sebagai keniscayaan untuk perempuan, tak terkecuali di Indonesia. Dengan berbagai alasan yang diungkapkan dalam artikel, komentar ini menunjukkan bahwa semua mitos pernikahan itu bisa dipatahkan dengan hidup sebaik-baiknya.