Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

10 Fakta Unik Keledai, Termasuk Perannya sebagai Hewan Penjaga

Keledai (treehugger.com)

Keledai mungkin sering dianggap sebagai hewan pekerja yang sederhana, tetapi di balik penampilannya yang bersahaja, ia menyimpan banyak fakta unik yang jarang diketahui. Dari kecerdasan yang luar biasa hingga perannya sebagai penjaga kawanan ternak, keledai memiliki karakteristik yang membuatnya istimewa. Artikel ini akan mengupas sepuluh fakta menarik tentang keledai yang menunjukkan betapa luar biasanya hewan ini dalam berbagai aspek kehidupan.

1. Telinga keledai yang besar membantu mereka tetap sejuk

Telinga keledai yang besar (live.staticflickr.com)

Keledai liar, seperti halnya keledai peliharaan, berevolusi di wilayah kering di Afrika dan Asia, tempat di mana sebagian besar kawanan cenderung tersebar luas. Dalam lingkungan seperti ini, telinga besar menjadi keunggulan evolusioner yang penting.

Telinga besar keledai meningkatkan kemampuan pendengarannya, memungkinkan mereka menangkap suara panggilan kawanan lain bahkan dari jarak bermil-mil. Kemampuan ini juga membantu mereka mendeteksi keberadaan predator dari kejauhan.

Selain itu, telinga besar keledai berfungsi sebagai alat pendingin tubuh. Permukaannya yang luas membantu melepaskan panas internal secara efisien, menjaga tubuh tetap sejuk di tengah suhu tinggi khas habitat gurun.

2. Keledai memiliki suara yang unik

Suara khas yang dihasilkan oleh keledai dikenal sebagai meringkik. Suara ini sangat unik di antara seluruh keluarga kuda (Equidae), karena hanya keledai yang memiliki kemampuan untuk bersuara saat menghirup dan mengembuskan napas yang kemampuannya tidak dimiliki oleh kuda maupun zebra.

Bagian pertama dari suara ini, hee, terjadi saat keledai menghirup udara, sedangkan bagian haw terdengar saat mereka mengembuskannya. Inilah yang membuat meringkik terdengar panjang dan berbeda dari suara hewan lain.

Meski khas, suara meringkik juga memiliki variasi. Durasi dan frekuensi suaranya bisa berbeda-beda pada setiap keledai, tergantung pada kepribadian, kondisi, dan situasi yang mereka hadapi.

3. Salah satu jenis keledai memiliki bulu yang sangat lebat

Keledai Poitou yang memiliki bulu sangat lebat (en.wikipedia.org)

Keledai Poitou dikembangkan di wilayah Poitou, Prancis, pada abad ke-18 dan menjadi salah satu ras keledai paling menonjol yang pernah diciptakan oleh manusia. Keledai ini terutama digunakan untuk mengembangbiakkan bagal di seluruh Eropa. Ciri khasnya yang paling mencolok adalah bulu panjang yang menggantung dalam untaian tebal dan kusut, dikenal dengan sebutan cadenettes, menyerupai rambut gimbal. Semakin panjang dan kusut bulunya, semakin tinggi pula nilai keledai ini di mata peternak.

Namun, dengan menurunnya penggunaan keledai dan bagal pada era modern, jumlah keledai Poitou juga ikut menyusut drastis. Pada tahun 1977, populasinya tercatat hanya tersisa 44 ekor. Beruntung, sejak saat itu, upaya konservasi dan dukungan dari peternak swasta berhasil meningkatkan jumlahnya secara bertahap.

4. Beberapa keledai berukuran kecil

Keledai yang berukuran kecil (rosamondgiffordzoo.org)

Keledai mini memiliki ukuran tubuh yang sangat kecil. Berasal dari wilayah Sisilia dan Sardinia, tinggi keledai mini biasanya tidak melebihi tiga kaki (sekitar 91 cm) di bagian bahu.

Rekor Dunia Guinness untuk keledai terpendek saat ini dipegang oleh seekor keledai bernama KneeHi dengan tinggi 25,29 inci (sekitar 64 cm). Namun, ada juga keledai mini lainnya yang lebih pendek, seperti Ottie, yang hanya memiliki tinggi 19 inci (sekitar 48 cm) saat dewasa pada tahun 2017, meskipun tidak pernah secara resmi menerima gelar tersebut.

Yang menarik, berbeda dari banyak ras hewan miniatur lainnya, keledai mini bukanlah hasil rekayasa atau pengembangbiakan selektif dari keledai berukuran normal. Ukuran kecil mereka adalah karakteristik alami sejak awal.

5. Kedelai adalah hewan yang keras kepala

Keledai dan pawangnya (camelotcare.co.uk)

Keledai sering kali dicap keras kepala karena kebiasaannya menjejakkan kaki dan tetap diam meskipun pawangnya menarik dengan keras. Namun, perilaku ini bukan tanda kebodohan seperti yang kerap diasumsikan. Justru sebaliknya, keledai adalah hewan yang cerdas dan sangat berhati-hati.

Keledai memiliki naluri mempertahankan diri yang kuat. Ketika merasa terancam, mereka tidak serta-merta melarikan diri seperti halnya kuda. Sebaliknya, keledai akan berhenti, berdiri tegak, dan menolak bergerak. Tindakan ini memberi mereka waktu untuk mengevaluasi situasi dan memutuskan apakah aman untuk melanjutkan langkah atau tidak.

Respons ini menunjukkan bahwa keledai bukan keras kepala tanpa alasan melainkan mereka hanya lebih mengutamakan keselamatan daripada reaksi spontan.

6. Keledai dapat bertindak sebagai hewan penjaga

Keledai sebagai hewan penjaga (grit.com)

Secara alami, keledai cenderung bersikap agresif terhadap hewan berkaki empat lainnya. Karena sifat inilah, keledai kerap dimanfaatkan sebagai "penjaga" bagi kawanan ternak. Mereka mampu melindungi diri dan ternak dari ancaman hewan predator seperti anjing liar, anjing hutan, rubah, hingga kucing hutan yang kerap mengganggu domba atau kambing.

Menariknya, ternak yang hidup bersama keledai penjaga ini akan mulai mengenalinya sebagai pelindung. Mereka bahkan cenderung mendekati keledai saat merasa terancam atau mencium adanya bahaya di sekitar mereka.

7. Keledai sangat sosial

Keledai yang sangat sosial (donkeymuletrust.org.nz)

Keledai adalah hewan sosial yang tidak menyukai kesendirian. Secara evolusioner, mereka berkembang sebagai hewan ternak dan mampu membentuk ikatan emosional yang erat seumur hidup, baik dengan sesama keledai maupun dengan hewan lain yang berbagi padang rumput bersama mereka.

Ikatan yang terjalin antara dua ekor keledai ini dikenal sebagai ikatan berpasangan, dan telah terbukti secara ilmiah. Penelitian menunjukkan bahwa memisahkan dua keledai yang memiliki ikatan kuat dapat berdampak negatif, seperti stres, perilaku merana, hingga kehilangan nafsu makan.

Oleh karena itu, bagi siapa pun yang tertarik untuk memelihara keledai, disarankan untuk mengadopsi dua ekor sekaligus. Jika hal itu tidak memungkinkan, setidaknya keledai tersebut perlu ditemani oleh hewan lain yang dapat menjadi teman potensial, misalnya kuda.

8. Keledai merupakan Bagian dari banyak hibrida

Keledai hibrida (bbc.com)

Keledai merupakan hewan kunci dalam penciptaan berbagai hewan hibrida di dunia. Karena berkerabat dekat dengan kuda dan zebra, keledai mampu menghasilkan keturunan dari keduanya. Praktik menciptakan hewan hibrida ini telah berlangsung selama berabad-abad dan menjadi hal yang lazim, terutama karena bagal adalah hasil persilangan antara keledai jantan dan kuda betina yang merupakan hewan pekerja yang populer. Sejarah panjang persilangan ini telah melahirkan beragam nama untuk jenis-jenis hibrida tersebut, antara lain: bagal (keledai jantan × kuda betina), hinny (keledai betina × kuda jantan), john mule (keturunan jantan dari kuda dan keledai), dan molly (keturunan betina dari kuda dan keledai).

Meskipun bagal hampir selalu mandul, ada beberapa kasus langka di mana keturunan tetap lahir, dan mereka pun diberi nama khusus seperti jule atau donkule (hasil keledai jantan × bagal betina) serta hule (hasil kuda jantan × keledai betina). Karena keledai juga dapat kawin dengan zebra, muncul pula nama-nama kreatif untuk keturunan hasil persilangan tersebut, seperti zebra hinny, zebret, dan zebrinny (keledai jantan × zebra betina) serta zebroid, zebrass, dan zedonk (keledai betina × zebra jantan).

9.  Nenek moyang keledai berada di ambang kepunahan

Keledai liar Afrika (en.wikipedia.org)

Terdapat dua spesies keledai liar di dunia, yaitu keledai liar Afrika dan keledai liar Asia. Namun, hanya keledai liar Afrika (Equus africanus) yang menjadi nenek moyang langsung dari keledai peliharaan yang kita kenal saat ini. Sayangnya, meskipun domestikasi keledai dimulai sekitar 5.000 tahun yang lalu, populasi keledai liar Afrika kini justru terancam punah.

Menurut data dari IUCN (International Union for Conservation of Nature), keledai liar Afrika berstatus "sangat terancam punah" (critically endangered), dengan perkiraan hanya sekitar 23 hingga 200 ekor dewasa yang tersisa di alam liar pada tahun 2014. Populasi ini terus menurun akibat perburuan untuk kebutuhan konsumsi dan pengobatan tradisional. Selain itu, aktivitas manusia, terutama persaingan dengan ternak peliharaan untuk mendapatkan sumber air di habitat yang kering, semakin memperburuk kondisi mereka

10. Ada upaya konservasi untuk melindungi keledai liar yang terancam punah

Konservasi keledai (thekashmirmonitor.net)

Masa depan keledai liar Afrika mungkin tampak suram, tetapi berbagai pihak terus berupaya melindunginya. Konvensi Konservasi Spesies Hewan Liar Migrasi (CMS), sebuah perjanjian lingkungan di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa, menyusun rencana pada tahun 2017 yang disebut Peta Jalan untuk Konservasi Keledai Liar Afrika (Equus africanus). Strategi menyeluruh ini berfokus pada setiap wilayah geografis yang memiliki populasi keledai liar Afrika yang signifikan, serta menguraikan tujuan dan tindakan konkret yang akan diambil selama 20 tahun ke depan.

Di sisi lain, sejumlah undang-undang juga telah diterapkan untuk melindungi nenek moyang keledai domestik ini. Langkah-langkah tersebut mencakup perlindungan hukum penuh di negara seperti Eritrea dan Ethiopia, serta pembentukan cagar alam khusus yang dirancang untuk menjaga habitat alaminya.

Keledai bukan sekadar hewan pengangkut beban, ia memiliki kecerdasan, ketahanan, dan insting perlindungan yang menjadikannya mitra berharga bagi manusia. Perannya sebagai penjaga ternak juga menunjukkan sifatnya yang waspada dan setia. Dengan mengenal lebih jauh tentang keunikan keledai, kita semakin memahami betapa besar kontribusinya dalam kehidupan manusia sejak zaman dahulu hingga sekarang. Hewan yang sering diremehkan ini ternyata memiliki lebih banyak keistimewaan daripada yang kita kira!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us