Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

11 Anggota Kerajaan yang Praktikkan Pernikahan Sedarah, Jadi Tradisi!

potret pengobatan Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip, Duke of Edinburgh (dok. Library and Archives Canada/Cecil Beaton)

Secara historis, aturan pernikahan kerajaan mungkin dianggap sangat aneh bagi orang normal. Menikah karena cinta, atau bahkan dengan pilihan sendiri, hampir mustahil.

Pernikahan kerajaan diatur sebagai bagian dari perjanjian atau untuk mengkonsolidasikan kekuasaan. Jadi, tidak aneh jika saat kecil mereka sudah dijodoh-jodohkan. Selain itu, pasangan mereka juga sering kali berasal dari orang-orang yang masih memiliki hubungan keluarga — atau bisa dianggap saudara dekat.

Saat ini, kita pasti sudah tahu bahwa perkawinan sedarah bisa mengakibatkan masalah serius, yang menjelaskan mengapa beberapa keluarga kerajaan terkenal memiliki masalah terkait psikologis dan kecacatan. Berikut adalah perkawinan sedarah dari beberapa kerajaan di dunia yang tercatat sejarah.

1. Maria, ratu Portugal yang menikah dengan pamannya sendiri

potret Maria I, ratu Portugal (arqnet.pt)

Keluarga kerajaan Portugis dikenal dengan perkawinan sedarahnya yang berakhir bencana. Salah satunya Maria I, yang melanjutkan tradisi leluhurnya dengan menikahi pamannya sendiri.

Maria adalah anak baik yang ingin menjadi biarawati. Akan tetapi, History of Royal Women menjelaskan bahwa ketika semua saudara laki-lakinya meninggal, Maria menjadi pewaris ayahnya. Namun, untuk menjadi ratu dia harus menikah dengan keluarga kerajaannya sendiri.

Jadi, pada tahun 1760, dia menikah dengan pamannya, Pedro, adik laki-laki dari ayahnya. Parahnya lagi, pamannya 17 tahun lebih tua darinya.

Meskipun perbedaan usia, tetapi mereka memiliki hobi yang sama, yaitu suka sekali ke gereja. Mereka juga dikaruniai tujuh anak, meskipun banyak dari mereka meninggal muda (mungkin karena masalah inses).

Maria mulai bertingkah aneh sebelum Pedro meninggal pada tahun 1786. Maria secara resmi dinyatakan gila pada tahun 1792. Namun, tradisi pernikahan sejarah masih terus dilakukan ketika putra Maria menikah dengan saudara perempuannya (bibinya), dan mereka tidak memiliki anak.

2. Cleopatra dengan saudara kandung laki-lakinya sendiri

ilustrasi Layla Taj memerankan Cleopatra (commons.wikimedia.org/Amos Gvili)

Cleopatra memiliki hubungan dengan tiga laki-laki dalam hidupnya, dan mereka semua dimanfaatkan untuk menopang kekuatannya. Meskipun hubungannya dengan Julius Caesar dan Mark Antony adalah yang paling terkenal, pernikahan pertamanya justru terjadi dengan saudara laki-lakinya sendiri.

Ratu Mesir ini adalah keturunan terakhir dalam garis panjang penguasa etnis Yunani yang disebut Ptolemies. Untuk mempertahankan kekuasaan di dalam keluarga, menjadi hal yang normal bagi dinasti itu untuk menikahi saudara dekat, seringkali saudara kandung laki-laki dengan saudara kandung perempuannya.

Dilansir laman Live Science, ketika ayah Cleopatra, Ptolemy XII, meninggal pada tahun 55 SM, wasiatnya meminta Cleopatra untuk menikahi saudara laki-lakinya yang berusia 10 tahun dan berbagi takhta dengannya.

Meskipun mereka menikah, mereka tidak pernah berhubungan badan. Faktanya, Ptolemy XIII dan para penasihatnya menolak untuk mengakui dia sebagai wakil penguasa, dan Cleopatra terpaksa melarikan diri.

3. Raja George IV menikahi sepupunya sendiri

potret lukisan Raja George IV (1762-1830) (King George IV when Prince Regent karya Henry Bone)

Awal mula George IV, atau saat itu Pangeran Wales, bertemu sepupu pertamanya dan tunangannya Caroline dari Brunswick pada tahun 1795, dia sama sekali tidak menyukainya. Sementara itu, Caroline juga mengeluh bahwa pangeran gemuk itu tidak terlihat seperti pangeran tampan yang dia lihat lewat foto, tulis laman History Answers.

George telah menikah selama 10 tahun dengan Maria Fitzherbert. Mereka bahkan memiliki dua anak. Akan tetapi, pernikahan itu tidak diterima karena Maria seorang Katolik. Hutang George pun semakin menumpuk, jadi satu-satunya cara Parlemen akan membayarnya adalah jika dia menikah dengan Caroline.

Selama pesta pernikahan, sang pangeran mabuk berat. Namun, malam itu dia berhasil menghamili istri barunya, dan ini menjadi satu-satunya momen di mana mereka hanya sekali berhubungan seks. Seiring berjalannya waktu, keduanya saling selingkuh, dan dalam waktu dua tahun mereka resmi berpisah.

Akan tetapi, George membawa Caroline ke pengadilan saat George mengadopsi bayi laki-laki, mengarang cerita ke perdana menteri bahwa anak itu adalah hasil perselingkuhan Caroline dengan seorang bujang.

4. Putri Victoria Melita menikah dengan sepupunya

potret Adipati Agung Cyril Vladimirovich dari Rusia dan Putri Victoria Melita dari Saxe-Coburg dan Gotha, 1906 (commons.wikimedia.org/Eduard Uhlenhuth)

Putri Victoria Melita adalah seorang bangsawan, dan pernikahannya dikontrol secara ketat. Saat gadis, Melita pergi ke Rusia dan jatuh cinta dengan sepupunya, Cyril Vladimirovich Romanov, sebagaimana yang dijelaskan History Extra. Cyril Romanov pun membalas perasaannya.

Namun, nenek Melita, Ratu Victoria, bertanggung jawab dengan siapa cucunya akan menikah, dan ratu menjodohkannya dengan sepupu yang lain, Grand Duke Ernest dari Hesse (sekarang bagian dari Jerman).

Sejak awal, pernikahan itu adalah bencana. Ernest sendiri enggan menikah dengan Melita karena dia seorang gay. Namun, pasangan itu berhasil memiliki seorang putri dalam waktu satu tahun, tetapi Melita merasa kosong dan kesepian. Setelah neneknya meninggal pada tahun 1901, Melita memutuskan untuk bercerai dengan suaminya, dan hal itu menciptakan skandal di Eropa.

Sang putri memilih untuk menikah dengan lelaki idamannya, Cyril Vladimirovich Romanov, tetapi tanpa izin tsar. Akhirnya, mereka berdua dilarang ke Rusia. Namun, dia datang sekitar bertahun-tahun kemudian. Sepasang sepupu tersebut menghabiskan awal pernikahan mereka di pengasingan.

5. Kamehameha III meniduri saudara kandung perempuannya sendiri

potret Kamehameha III dan Ratu Kalama yang diterbitkan dalam Reise der Corvette Galathea karya Steen Anderson Bille (commons.wikimedia.org/Paul August Plum)

Inses bukanlah praktik yang bisa diterima oleh orang Hawaii biasa, tetapi itu adalah hak istimewa bagi kelas penguasa. Menurut sebuah jurnal sejarah, menikahi kerabat dekat perempuan dianggap sangat penting bagi seorang tetua tinggi atau raja.

Semakin dekat semakin baik, yang menghasilkan banyak ikatan saudara-saudari. Ia akan dianggap "paling sempurna dan dihormati". Setiap anak yang lahir dari pasangan saudara laki-laki dan perempuan dianggap berkah ilahi.

Beberapa sejarawan percaya bahwa Kamehameha dan saudara kandung perempuannya Nahi'ena'ena telah tidur bersama pada saat dia berusia 9 tahun. Tiga tahun kemudian, pada tahun 1827, berita tentang hubungan seks mereka sampai ke misionaris Kristen di pulau itu, dan mereka sangat menentangnya.

Royal Foibles mengatakan bahwa hal itu memburuk pada tahun 1832, ketika Kamehameha secara resmi naik takhta. Ia pun mengumumkan bahwa dia akan menikahi saudara kandung perempuannya (adiknya). Para misionaris mencoba membujuknya untuk mengakhiri hubungan mereka. Namun, mereka menikah secara rahasia dan terus berhubungan seks bersama.

Nahi'ena'ena akhirnya menikahi laki-laki yang diinginkan para misionaris itu, tetapi Encyclopedia Britannica memberi tahu bahwa pada saat itu dia sudah mengandung anak dari saudara kandung laki-lakinya, Kamehameha III.

Kamehameha secara terbuka mengakui anak itu sebagai darah dagingnya dan mengatakan bahwa anak itu akan menjadi ahli warisnya. Sayangnya, bayinya meninggal dalam beberapa jam setelah dilahirkan, dan ibunya menyusul hanya beberapa bulan kemudian.

6. Permaisuri Elisabeth yang dinikahi sepupunya sendiri

lukisan Elisabeth dari Austria (Elisabeth of Austria karya Franz Xaver Winterhalter)

Permaisuri Elisabeth dari Austria dan Hongaria, yang dikenal sebagai Sisi, pada awalnya bukan pilihan untuk menikahi kaisar muda Franz Joseph. Ibunya, Sophie, meminta Franz Joseph untuk menikahi sepupu pertamanya, dan pada tahun 1853 ia bertemu dengan jodoh pilihan ibunya.

Namun gadis itu ditemani oleh adik perempuannya, Sisi, yang baru berusia 15 tahun. Disinilah Franz jatuh cinta padanya. Melansir kabar World of the Habsburgs, Franz memberi tahu ibunya jika dia tidak bisa menikahi sepupu pertama yang dipilih ibunya, dan sebagai gantinya akan menikahi adiknya, yang juga masih sepupunya sendiri.

Franz sangat menggilai Sisi, sampai-sampai ia pernah menulis surat kepadanya, "Meskipun kamu sangat kejam dan menjengkelkan, aku mencintaimu tanpa batas sehingga aku tidak bisa tanpamu." Itu sebabnya, setelah menikah dengan Franz, Sisi mendapatkan hak istimewa yang sangat tidak biasa di Wina.

Sisi sering pergi berlibur selama berbulan-bulan, sampai suaminya memaksa dia pulang. Sisi juga memanfaatkan kasih sayang Franz untuk keuntungannya, mengancam akan menceraikannya, kecuali jika dia mendapatkan apa yang diinginkannya.

Namun, hal ini bukan tanpa sebab. Franz terkenal karena suka main perempuan dan menyebarkan penyakit menular seksual kepada Sisi.

7. Raja Chulalongkorn menikahi saudara kandung, dan banyak saudara perempuan lainnya

potret Raja Chulalongkorn, 1904 (commons.wikimedia.org/ J. Antonio)

Chulalongkorn menjadi raja Siam (sekarang Thailand) pada tahun 1868 ketika dia baru berusia 15 tahun. Menurut buku A Kingdom in Crisis, selama masa pemerintahannya Chulalongkorn memiliki 153 istri dan selir, dan diantaranya adalah saudara dekatnya sendiri. 

Inses dipraktekkan oleh keluarga kerajaan Thailand selama berabad-abad. Ada kultus kepercayaan yang mengatakan bahwa semakin banyak darah bangsawan yang seseorang miliki, maka semakin penting orang itu.

Ini berarti jika seorang raja ingin anak-anaknya memiliki darah bangsawan sebanyak mungkin, dia harus menikah dengan sepupu perempuan, atau bibi, atau saudara kandung perempuannya sendiri. Bahkan di antara hubungan inses itu, ada hierarki.

Para pejabat Inggris di negara itu tidak setuju dengan praktik inses dan poligami. Mereka mengklaim bahwa praktik tersebut sebagai "keterbelakangan" Thailand.

8. Kaisar Zaitian yang dinikahi dengan sepupunya sendiri

potret lukisan Guangxu, kaisar Tiongkok selama dinasti Qing (Guangxu Emperor karya Qing Dynasty Court Painter)

Kaisar Qing kesepuluh, juga dikenal sebagai Zaitian, tidak dimaksudkan untuk menjadi raja. Akan tetapi, sepupunya meninggal di usia muda tanpa anak, dan pada tahun 1875 ia dipilih sebagai penguasa berikutnya oleh seorang permaisuri janda, yaitu bibinya sendiri, Cixi.

Cixi pun mengatur pernikahan keponakannya. Mengutip laman World Biographical Encyclopedia, ia berniat menggunakan pernikahannya untuk memperkuat kekuatannya sendiri. Jadi Cixi memilih salah satu keponakannya yang lain, Xiao Ding Jing, sepupu pertama kaisar.

Baik Zaitian maupun Ding Jing sama sekali tidak menyukai perjodohan tersebut. Dia menentang pernikahan itu sejak awal, dan bahkan menolak untuk bertemu tunangannya. Begitu mereka dipaksa untuk menikah, kaisar tidak menaruh hati sedikit pun kepada Ding Jing. Ia justru menghabiskan waktunya dengan selir favoritnya.

Bahkan, ketika selir itu dilempar ke dalam sumur dan ditenggelamkan (diduga atas perintah Cixi), kerenggangan terus berlanjut. Tidak mengherankan, pasangan itu tidak pernah memiliki anak.

9. Ratu Victoria menikah dengan sepupunya, Pangeran Albert

lukisan Ratu Victoria, Pangeran Albert, dan anak-anak mereka (commons.wikimedia.org/Franz Xaver Winterhalter)

Ratu Victoria adalah orang paling berkuasa di dunia ketika dia naik takhta di usia 18 tahun pada tahun 1837, tetapi itu tidak menghentikan keluarganya untuk merencanakan pernikahannya. Ibu dan paman ratu memilih seorang bangsawan kecil dari Jerman bernama Albert, yang juga merupakan keponakan mereka, dan sepupu pertama Victoria.

Saat pertama kali dia bertemu Albert, dia salut dengan kepribadian Albert yang menyenangkan, tulis Britain Magazine, tetapi Victoria belum tertarik dengannya. Dua tahun kemudian dia berubah pikiran dan melamarnya.

Hebatnya, kebahagiaan pernikahan mereka bisa menjadi alasan mengapa keluarga kerajaan masih ada. Setelah lebih dari satu abad pemerintahan yang tak adil, rakyat Inggris mulai muak.

Namun, kebahagiaan rumah tangga Victoria dan Albert membantu memperbaiki keutuhan monarki. Mereka memiliki sembilan anak dan mengabdi selama 20 tahun sampai Albert meninggal, yang membuat Victoria berkabung selama 40 tahun lamanya.

Meskipun pernikahan sepupu antara mereka berjalan dengan baik, keluarga itu masih mempraktikkannya dan justru membawa malapetaka. Victoria membawa gen hemofilia dan menularkannya ke banyak anak-anaknya. Ketika anak-anak mereka menikah satu sama lain, sebagian besar keluarga kerajaan di Eropa berakhir dengan penyakit mengerikan.

10. Philip IV menikah dengan keponakannya

potret lukisan Philip IV (1605-1665), Raja Spanyol (Philip IV (1605–1665), King of Spain karya Diego Velázquez)

Dinasti Habsburg, identik dengan praktik insesnya. Sebagaimana yang dijelaskan All That's Interesting, dari 11 pernikahan yang dilakukan raja Habsburg di Spanyol selama 184 tahun pemerintahan mereka, sembilan diantaranya adalah kerabat dekat.

Philip IV dari Spanyol bahkan menikahi keponakannya sendiri pada tahun 1649, dan menghasilkan anak bernama Charles. The Vintage News melaporkan bahwa sebuah penelitian menemukan bahwa separuh bayi yang dihasilkan oleh Habsburg Spanyol tidak berhasil hidup sampai ulang tahun pertama mereka, hal ini karena masalah kesehatan dari perkawinan sedarah. Namun, Charles berhasil hidup meskipun cacat parah, seperti rahang bawahnya yang menonjol.

Charles juga sakit-sakitan hampir sepanjang hidupnya dan sangat lemah secara mental. Sebuah buku sejarah menyimpulkan bahwa Charles itu bertubuh pendek, lumpuh, epilepsi, pikun, dan mengalami kebotakan sebelum usia 35 tahun.

Akan tetapi, Charles menikah dengan non-kerabat. Sayangnya, dia meninggal tanpa anak di usia 38 tahun, mengakhiri garis genetiknya yang bermasalah.

11. Elizabeth II dan Pangeran Philip adalah sepupu

potret pengobatan Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip, Duke of Edinburgh (dok. Library and Archives Canada/Cecil Beaton)

Meskipun kebanyakan orang menganggap bahwa bangsawan menikahi sepupu adalah praktik yang kuno, tapi ternyata hal itu masih terjadi sampai sekarang. Bahkan ratu Inggris saat ini, Elizabeth II dan suaminya, Pangeran Philip, adalah sepupu. ThoughtCo memberi tahu bahwa pasangan 72 tahun ini adalah sepupu ketiga melalui Ratu Victoria dan sepupu kedua setelah dihapus melalui Raja Christian IX dari Denmark.

Elizabeth bertemu sepupunya Philip di usia 13 tahun pada tahun 1939. Sedangkan Philip berusia 18 tahun. Elizabeth sudah jatuh hati dengan Philip sejak awal pertemuan mereka. Sementara Philip, sebaliknya.

Akan tetapi, bertahun-tahun kemudian, Philip akhirnya menaruh hati juga. Mereka menikah pada tahun 1947 dan tetap menjadi pasangan yang setia hingga hari ini. 

 

Pernikahan antara kerabat memang bukanlah sesuatu hal yang baru, bahkan ini sudah terjadi ribuan tahun yang lalu. Meskipun banyak pro-kontra, tetapi praktik ini masih bertahan hingga sekarang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Amelia Solekha
EditorAmelia Solekha
Follow Us