Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Negara yang Punya Hari Nasional untuk Merayakan Para Jomblo

Ilustrasi perempuan sedang duduk sendiri
Ilustrasi perempuan sedang duduk sendiri (pexels.com/Gaspar Zaldo)
Intinya sih...
  • Tiongkok merayakan Singles' Day setiap 11 November dengan diskon besar-besaran dan festival besar, menjadi fenomena komersial terbesar di dunia.
  • Korea Selatan memiliki Black Day pada 14 April, di mana para jomblo berkumpul dan menyantap jjajangmyeon sebagai simbol kebersamaan.
  • Amerika Serikat merayakan Single Awareness Day pada 15 Februari sebagai momen untuk mencintai diri sendiri tanpa tekanan romantis, dengan berbagai kegiatan positif.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menjadi jomblo sering kali dikaitkan dengan kesepian atau kurang beruntung. Padahal, banyak juga yang justru menikmati hidup sendiri dan merasa lebih bebas tanpa pasangan. Di beberapa negara, status ini bahkan cukup dihargai hingga dijadikan alasan untuk membuat hari nasional khusus.

Hari perayaan ini bukan sekadar simbolik. Ada yang merayakannya dengan festival besar, diskon belanja, hingga ajang kumpul sesama jomblo. Penasaran negara mana saja yang punya hari nasional untuk merayakan kesendirian? Yuk, simak daftarnya berikut ini!

1. Tiongkok - Singles' Day

Ilustrasi berbelanja
Ilustrasi berbelanja (pexels.com/RDNE Stock project)

Di Tiongkok, perayaan Hari Jomblo dikenal sebagai Singles' Day atau Guanggunjie yang jatuh pada tanggal 11 November setiap tahun. Dilansir laman Radii, asal mula Singles' Day ini bermula pada tahun 1993 di Universitas Nanjing sebagai bentuk selebrasi status lajang di tengah tekanan sosial yang menekankan pentingnya mencari pasangan.

Dari sebuah inisiatif sederhana di asrama mahasiswa, hari ini kemudian berkembang menjadi acara yang mengangkat kebanggaan menjadi individu tunggal, sekaligus menjadi momen untuk bebas berbelanja tanpa rasa bersalah.

Seiring waktu, Singles' Day berubah menjadi fenomena komersial terbesar di dunia berkat peran Alibaba, perusahaan e-commerce raksasa asal Tiongkok, yang mulai menggelar diskon besar-besaran pada Hari Jomblo sejak 2009.

Dari hanya diikuti sekitar 27 merchant pada awalnya, kini Singles' Day memecahkan rekor penjualan yang jauh melebihi Black Friday dan Cyber Monday di Amerika Serikat, dengan total transaksi yang mencapai puluhan miliar dolar setiap tahunnya.

Perayaan ini bahkan disemarakkan dengan berbagai acara hiburan dan inovasi teknologi, menjadikannya lebih dari sekadar hari untuk para jomblo, tapi juga ajang konsumsi massal yang dinanti-nantikan masyarakat Tiongkok.

2. Korea Selatan - Black Day

Ilustrasi memakan jajangmyeon
Ilustrasi memakan jajangmyeon (pexels.com/Khanh Nguyen)

Korea Selatan juga punya hari khusus bagi para jomblo yang disebut Black Day, dan diperingati setiap 14 April. Dilansir laman Smithsonian Magazine, pada Black Day di Korea Selatan, para jomblo yang berkumpul biasanya berpakaian serba hitam secara total, termasuk cat kuku, aksesori, dan sepatu hitam, untuk menyelaraskan dengan tema hari tersebut.

Mereka kemudian bersama-sama menyantap jjajangmyeon, mie yang berlapis saus pasta kacang hitam, sebagai simbol kebersamaan dan ungkapan rasa mereka sebagai individu yang masih sendiri pada hari itu.

Black Day tak hanya menjadi momen untuk mengekspresikan rasa sedih atau lucu tentang status lajang, tetapi sudah menjadi bagian dari budaya populer di Korea Selatan. Banyak restoran dan bisnis memanfaatkan hari ini dengan memberikan promo khusus, terutama pada makanan dan kopi hitam yang laris manis.

3. Amerika Serikat - Singles Awareness Day

Ilustrasi berbincang bersama teman
Ilustrasi berbincang bersama teman (pexels.com/ELEVATE)

Siapa bilang Hari Valentine cuma buat yang punya pasangan? Di Amerika Serikat, para jomblo punya hari spesial untuk diri mereka sendiri, yaitu Singles Awareness Day atau disingkat SAD. Hari ini jatuh tepat pada tanggal 15 Februari, sehari setelah Hari Valentine.

Dilansir laman Marca, Single Awareness Day diciptakan pada tahun 2001 oleh Dustin Barnes dan teman-temannya sebagai bentuk perlawanan terhadap dominasi Hari Valentine yang menonjolkan pasangan dan hubungan romantis.

Hari ini dirayakan sebagai momen untuk mencintai diri sendiri, mengapresiasi kebebasan menjadi lajang, dan merayakan berbagai bentuk kasih sayang seperti persahabatan dan ikatan keluarga.

Perayaan Single Awareness Day sangat beragam, mulai dari melakukan perawatan diri seperti spa atau liburan solo, berkumpul bersama teman-teman sesama single, hingga memanfaatkan diskon pasca-Hari Valentine untuk membeli cokelat atau hadiah lainnya.

Suasana hari ini lebih menekankan pada kebahagiaan dan penguatan diri tanpa tekanan romantis, serta memberikan kesempatan bagi para jomblo untuk menikmati hidup dengan cara yang menyenangkan dan positif. Dalam beberapa tahun terakhir, Single Awareness Day telah semakin populer dan diakui sebagai momen penting bagi komunitas lajang di seluruh dunia.

4. Denmark - Tradisi Ulang Tahun ke-25 dan 30

Ilustrasi melemparkan bubuk
Ilustrasi melemparkan bubuk (pexels.com/Helena Jankovičová Kováčová)

Ulang tahun ke-25 bisa jadi momen spesial bagi para lajang di Denmark. Dilansir laman The Independent, belum menikah di usia ini membuat teman dan keluarga menaburkan bubuk kayu manis dari kepala hingga kaki sebagai bagian dari tradisi perayaan. Mereka bahkan kadang membasahi orang tersebut dengan air supaya bubuk kayu manis lebih melekat, lalu mengikatnya pada tiang lampu atau pohon sebagai bagian dari "serangan rempah".

Tradisi ini diyakini sudah berlangsung ratusan tahun, berawal dari profesi pedagang rempah yang sering bepergian dan jarang menikah sehingga disebut "Pebersvend" untuk pria dan “Pebermø” untuk wanita.

Menurut laman Atlas Obscura, ketika memasuki ulang tahun ke-30, level "serangan rempah" meningkat dengan menggunakan lada menggantikan kayu manis. Kadang-kadang teman-teman juga mencampurkan telur agar rempah lebih menempel.

Meski terlihat seperti hukuman, tradisi ini sebenarnya hanyalah bentuk candaan dan cara untuk mempererat ikatan persahabatan. Di Denmark, status lajang bukan dipandang sebagai sesuatu yang memalukan, melainkan fase hidup yang bisa dirayakan dengan penuh keceriaan dan kehangatan bersama orang-orang terdekat.

Merayakan status lajang dilakukan dengan cara berbeda di tiap negara. Jadi jomblo bukan lagi hal memalukan, tapi momen untuk menikmati kebebasan dan mencintai diri sendiri. Hari-hari khusus ini jadi pengingat bahwa sendiri bukan berarti kesepian, dan setiap orang tetap layak merayakan hidupnya, dengan atau tanpa pasangan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Hafizhuddin
EditorMuhammad Hafizhuddin
Follow Us

Latest in Science

See More

Mengapa Buah di Satu Pohon Tidak Matang Bersamaan?

01 Okt 2025, 08:26 WIBScience