Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Burung Kolibri Unik Berekor Panjang, Ada yang Ekornya Bercabang!

Sylph berekor panjang, salah satu burung kolibri unik berekor panjang (commons.wikimedia.org/Don Henise)
Sylph berekor panjang, salah satu burung kolibri unik berekor panjang (commons.wikimedia.org/Don Henise)

Burung kolibri memang tak memiliki ukuran yang besar, sayap besar, cakar tajam, atau paruh runcing. Sebenarnya hal tersebut tidak mengherankan mengingat burung kolibri bukanlah burung predator. Uniknya, burung kolibri tampil lebih mencolok dari burung-burung predator berukuran besar dan ganas.

Dalam hal ini, banyak spesies kolibri unik yang memiliki ekor panjang. Spesifiknya, ada spesies yang memiliki ekor lurus seperti pecut. Terkadang, ada juga spesies yang ekornya bercabang seperti burung cendrawasih. Tak cuma itu, bahkan ada juga spesies dengan warna hijau dan biru yang sangat mencolok. Lebih lanjut, mari kita bahas burung-burung tersebut secara mendalam di artikel ini!

1. Sylph berekor panjang

Sylph berekor panjang (commons.wikimedia.org/Charles J. Sharp)
Sylph berekor panjang (commons.wikimedia.org/Charles J. Sharp)

Seperti namanya, burung dengan nama ilmiah Aglaiocercus kingii ini memiliki ekor yang sangat panjang. Tak tanggung-tanggung, panjang ekor tersebut bisa melebihi panjang tubuhnya. Jika berbicara ukuran, sylph berekor panjang mampu tumbuh hingga sepanjnag 16 sampai 19 centiemeter. Tubuhnya kecil, ramping, dan dihiasi beberapa perpaduan warna, seperti hijau, hitam, dan biru.

Dilansir GBIF, hewan ini hanya bisa ditemukan di Amerika Selatan bagian utara. Venezuela, Kolombia, Peru, Ekuador, Bolivia, dan Pegunungan Andes menjadi wilayah penyebaran alami burung ini. Tercatat, ia bisa mendiami daerah dengan ketinggian sekitar 900 sampai 3,000 meter di atas permukaan laut. Biasanya, sylph berekor panjang akan mulai bereproduksi pada bulan Februari hingga Oktober. Masa inkubasinya sendiri tak terlalu lama, yaitu berlangsung selama 15 sampai 17 hari.

2. Racket tail bokong putih

Racket tail bokong putih (commons.wikimedia.org/Andy Morffew)
Racket tail bokong putih (commons.wikimedia.org/Andy Morffew)

Tercatat, Ocreatus underwoodii atau racket tail bokon putih memiliki dua ciri khas yang sangat mencolok. Pertama, ia memiliki bokong berwarna putih yang membuatnya mudah dikenali. Kemudian, ekor panjangnya bercabang menjadi dua dengan bulu berwarna biru di ujung ekor. Uniknya, ekor panjang nan indah tersebut hanya dimiliki oleh individu jantan. Artinya, burung ini menunjukan dimorfisme seksual yang kuat.

Ukuran jantan dan betina juga berbeda di mana panjang burung jantan bisa mencapai 15 centimeter sementara individu betina hanya mampu tumbuh hingga sepanjang 9 centimeter, jelas Animalia. Racket tail bokong putih dibagi menjadi lima subspesies. Nah, lima subspesies tersebut bisa ditemukan di beberapa daerah yang berbeda, seperti Kolombia, Venezuela, dan Pegunungan Andes.

3. Trainbearer ekor hitam

Trainbearer berekor hitam (commons.wikimedia.org/Lip Kee)
Trainbearer berekor hitam (commons.wikimedia.org/Lip Kee)

Lesbia victoriae atau trainbearer ekor hitam memiliki dua warna yang dominan, yaitu hitam dan hijau. Pertama, warna hitam dapat terlihat di sayap dan ekornya yang panjang. Kemudian, warna hijau yang mengkilap hadir di badan dan kepala. Tak hanya mencolok dan cantik, burung sepanjang 20 centimeter ini juga tidak agresif. Daripada berperilaku agresif, ia lebih sering bertengger atau beterbengan mencari nektar yang ada di bunga.

Sebenarnya, hewan ini bukan termasuk spesies terancam punah, ia juga masuk ke kategori least concern atau risiko rendah. Namun, populasinya mulai menurun, jelas BirdLife DataZone. Kemungkinan, hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal, seperti kerusakan habitat, perburuan liar, dan alih fungsi lahan. Karena hal tersebut, populasi hewan ini mulai terbatas pada hutan dan pegunungan. Tak tanggung-tanggung, ia bisa menghuni daerah yang tingginya mencapai 3,800 mdpl.

4. Comet ekor merah

Comet ekor merah (commons.wikimedia.org/Telegro)
Comet ekor merah (commons.wikimedia.org/Telegro)

Tak hanya di ekor, warna merah pada burung ini juga dapat terlihat di bagian punggungnya. Soal ukuran, panjang burung ini berkisar antara 12 sampai 20 centimeter tergantung jenis kelaminnya, jelas Avibase. Lebih lanjut, ia hanya bisa ditemukan di Chile, Argentina, dan Brazil. Seperti spesies lain, comet ekor merah sangat suka tinggal di hutan, hutan pegunungan, dan dataran tinggi yang ketinggiannya mencapai 4,200 meter di atas permukaan laut.

Selain memakan nektar, comet ekor merah juga kerap terlihat memakan serangga dan invertebrata kecil. Individu jantannya juga cukup agresif dan teritorial, bahkan ia tak takut untuk menyerang burung lain yang memasuki wilayah kekuasaanya. Terakhir, masa kawin burung ini berlangsung pada bulan Oktober sampai Juni tergantung dari wilayah penyebarannya.

5. Trainbearer berekor hijau

Trainbearer berekor hijau (commons.wikimedia.org/Dick Daniels)
Trainbearer berekor hijau (commons.wikimedia.org/Dick Daniels)

Lesbia nuna atau trainbearer berekor hijau mampu mengeluarkan suara atau vokalisasi. Tapi suaranya tidak akan semerdu burung kicau. Dilansir iNaturalist, suara burung ini memiliki volume yang kecil dan frekuensi yang rendah, seperti "drrrt...drrrt..", "buzzy 'bzzzzt", dan "tseee...tseee...tseee..tsee-tsi-tsi." Produksi suaranya bisa dilakukan dengan dua hal, yaitu dengan cara mengeluarkan suara dari mulut dan dengan cara menggerakan sayap atau ekornya.

Seperti burung kolibri lain, burung ini memiliki badan ramping dan gerakan yang gesit. Kepakan sayapnya juga sangat cepat dan stabil. Saking stabilnya, ia bisa makan sembari terbang di udara. Soal penyebaran, hewan ini hanya bisa ditemukan di Amerika Selatan. Biasanya, burung ini sangat suka hidup di dataran tinggi yang ketinggiannya mencapai 3,800 meter di atas permukaan laut.

Setelah diulik, ternyata kebanyakan spesies kolibri berekor panjang berasal dari Amerika Selatan. Warna tubuh mereka juga sangat mencolok yang mana hal tersebut merupakan ciri khas dari burung kolibri. Untungnya, tak ada spesies kolibri berekor panjang yang terancam punah. Sampai saat ini, populasinya masih cukup melimpah dan mereka masih bisa ditemukan di berbagai wilayah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kirana Mulya
EditorKirana Mulya
Follow Us