5 Fakta Mesmerism, Praktik Hipnosis yang Populer pada Abad ke-18 di Eropa

- Fluida magnetik mengalir di dalam tubuh manusia, menentukan keseimbangan kesehatan dan penyakit.
- Mesmer menggunakan tangan dan baquet untuk menyembuhkan pasien dengan energi magnetik, menciptakan cikal bakal hipnosis modern.
- Mesmerism dianggap sebagai terapi spiritual dan diselidiki oleh komisi ilmiah yang menyimpulkan efeknya berasal dari sugesti, bukan fluida magnetik.
Fenomena penyembuhan misterius selalu memiliki tempat tersendiri dalam sejarah manusia, terutama ketika sains dan kepercayaan masih berjalan beriringan. Salah satu praktik yang paling menarik perhatian di abad ke-18 adalah Mesmerism, sebuah konsep yang diperkenalkan oleh dokter asal Austria bernama Franz Anton Mesmer.
Ia memperkenalkan gagasan tentang adanya “magnetisme hewani” atau animal magnetism yaitu sebuah kekuatan tak kasat mata yang diyakini mengalir di dalam tubuh manusia dan alam semesta. Ide ini dengan cepat merebak di Eropa dan menjadi sangat populer di Prancis, terutama di kalangan bangsawan dan masyarakat Kota Paris yang tertarik pada hal-hal baru di bidang kesehatan dan spiritualitas. Yuk, kita kenali lebih jauh terkait fakta-fakta menarik di balik praktik ini!
1. Fluida magnetik yang mengalir di dalam tubuh manusia

Dilansir laman University of Pittsburg, konsep utama Mesmerism berakar pada keyakinan bahwa seluruh makhluk hidup dipenuhi oleh kekuatan alamiah yang disebut animal magnetism. Franz Anton Mesmer percaya bahwa fluida magnetik ini mengalir di dalam tubuh manusia dan menjadi penentu keseimbangan antara kesehatan dan penyakit. Jika aliran magnetisme tersebut terganggu, tubuh akan mengalami gangguan fisik maupun emosional.
Untuk mengembalikannya, Mesmer berusaha menyalurkan energi magnetik dari dirinya kepada pasien agar keseimbangannya pulih kembali. Gagasan ini lahir di tengah masa ketika ilmu kedokteran masih dipengaruhi oleh teori humor tubuh dan energi vital, sehingga mudah diterima masyarakat saat itu. Ia bahkan mengaitkannya dengan fenomena alam seperti gravitasi dan medan magnet bumi, menjadikannya terdengar ilmiah pada zamannya.
2. Metode penyembuhan menggunakan tangan dan baquet

Dilansir laman Science History Institute, dalam praktiknya, Mesmer menggunakan metode yang cukup unik dan teatrikal. Ia sering kali menggerakkan tangannya di atas tubuh pasien tanpa menyentuh langsung, dengan tujuan menyalurkan energi magnetik. Kadang, ia juga menggunakan alat bantu berupa tongkat logam, magnet, atau wadah besar berisi air dan serbuk besi yang disebut baquet.
Pasien akan duduk melingkar di sekeliling baquet, menggenggam batang logam yang terhubung dengannya, dan menunggu energi magnetik mengalir ke tubuh mereka. Di tengah sesi, beberapa pasien mengalami reaksi fisik seperti kejang ringan, menangis, atau tertawa, yang disebut “krisis magnetik.” Menurut Mesmer, itu tanda bahwa energi sedang menyesuaikan diri dan tubuh sedang membersihkan gangguannya.
3. Cikal bakal dari adanya hipnosis modern

Walau teori Mesmer kemudian dibantah oleh ilmuwan, ide-idenya menjadi fondasi penting bagi perkembangan hipnosis modern. Dilansir laman Psychology Town, pada abad ke-19, dokter seperti James Braid dan Jean-Martin Charcot mempelajari fenomena yang muncul dalam sesi Mesmer dan menyimpulkan bahwa efek penyembuhannya berasal dari suggestion atau pengaruh pikiran, bukan dari fluida magnetik. Dari sinilah istilah hypnosis muncul, yang berasal dari kata Yunani hypnos berarti tidur, karena pasien tampak seperti berada dalam kondisi trance.
Praktik hipnosis kemudian berkembang sebagai metode terapi untuk mengatasi rasa sakit, gangguan kecemasan, hingga trauma. Bahkan tokoh psikoanalisis seperti Sigmund Freud sempat menggunakan hipnosis dalam tahap awal penelitiannya sebelum mengembangkan teori alam bawah sadar.
4. Sempat dianggap sebagai terapi spiritual

Di masa kejayaannya, Mesmerism tidak hanya dianggap sebagai pengobatan medis, tetapi juga sebagai bentuk terapi spiritual. Banyak masyarakat, terutama di Prancis dan Inggris, percaya bahwa kekuatan magnetik Mesmer adalah karunia ilahi yang mampu menyalurkan energi penyembuhan dari alam semesta.
Dilansir laman Spirituality and Practice, fenomena ini membuat Mesmerism menjadi bagian dari gerakan spiritual abad ke-18 yang mencoba menghubungkan ilmu pengetahuan dengan metafisika. Di Amerika Serikat pada abad ke-19, Mesmerism kemudian memengaruhi lahirnya gerakan Spiritualism dan New Thought, yang menekankan kekuatan pikiran positif dan energi alam dalam kehidupan manusia. Meskipun banyak yang skeptis, tidak bisa dimungkiri bahwa praktik ini membuka jalan bagi munculnya konsep mind-body connection, yakni hubungan erat antara pikiran dan kesehatan fisik.
5. Raja Louis XVI membentuk komisi untuk menyelidiki klaim ilmiah mesmerism

Dilansir laman Science History Institute, ketenaran Mesmer di Prancis tidak berlangsung lama. Pada tahun 1784, Raja Louis XVI membentuk komisi untuk menyelidiki klaim ilmiah Mesmerism yang dipimpin oleh tokoh-tokoh besar seperti Benjamin Franklin, Antoine Lavoisier, dan Joseph-Ignace Guillotin. Setelah serangkaian eksperimen, komisi tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada bukti adanya fluida magnetik seperti yang diklaim Mesmer.
Mereka menemukan bahwa efek penyembuhan yang dirasakan pasien sebenarnya disebabkan oleh imajinasi dan sugesti. Temuan ini membuat reputasi Mesmer hancur, dan ia pun meninggalkan Prancis dalam kehinaan. Meskipun begitu, banyak murid dan pengikutnya tetap melanjutkan ajaran Mesmerism, menyebarkannya ke Inggris dan Amerika.
Kini, Mesmerism dikenal sebagai bentuk pseudosains atau ilmu semu yang tidak memiliki dasar empiris. Meski begitu, pengaruhnya terhadap dunia psikologi, terapi, dan budaya populer tidak bisa diabaikan. Melalui Mesmerism, dunia belajar bahwa keyakinan dan sugesti memiliki kekuatan besar terhadap kondisi tubuh dan pikiran manusia. Konsep yang dulunya dianggap mistis kini menjadi bahan kajian serius dalam bidang psikosomatik dan hipnoterapi. Mesmer, dengan segala kontroversinya, telah membuka pintu bagi pemahaman modern tentang hubungan antara mental dan fisik, yang kemudian berkembang menjadi terapi kognitif dan psikologi klinis.