5 Dampak Pencemaran terhadap Kehidupan Hewan Laut, Apakah Berbahaya?

- Populasi hewan laut terus menurun karena polusi zat kimia dan sampah plastik
- Pencemaran merusak ekosistem laut, mengganggu reproduksi hewan laut, dan merusak rantai makanan
- Ikan laut menjadi berbahaya karena mengandung merkuri akibat pencemaran
Semakin ke sini, pencemaran di bumi semakin parah dan semakin meluas. Awalnya, pencemaran hanya terbatas di daratan atau di area pemukiman. Namun, sekarang pencemaran sudah meluas ke hutan, danau, sungai, bahkan sampai ke laut. Tentunya, pencemaran di laut tak bisa dibiarkan begitu saja. Pasalnya, pencemaran laut sangat berefek kepada kehidupan hewan laut.
Jika pencemaran terus terjadi, maka populasi hewan laut bisa menurun drastis. Gak cuma itu, hewan predator seperti hiu, paus orca, dan buaya air asin juga bisa kehilangan sumber makanannya. Berbagai ikan laut juga bisa mengakumulasi racun dari pencemaran. Alhasil, mereka jadi beracun dan gak bisa dimakan. Maka dari itu, mari kita bahas beberapa dampak pencemaran terhadap kehidupan hewan laut.
1. Populasi hewan laut terus menurun

Dilansir Plastic Poluttion Coalition, pencemaran menjadi salah satu faktor utama dari menurunnya populasi hewan laut. Secara spesifik, polusi yang paling berbahaya adalah zat kimia dan sampah seperti sampah plastik atau kertas. Dalam hal ini, zat kimia mampu meracuni dan membunuh hewan laut. Kemudian, sampah plastik dan kertas bisa termakan oleh hewan laut. Gara-gara polusi, tiap tahunnya populasi hewan laut seperti hiu, salmon, penyu, buaya, hingga tuna terus menurun. Gak cuma di area pesisir, hewan di laut dalam juga terdampak oleh polusi.
2. Kerusakan ekosistem laut

Artikel di jurnal Regional Studies in Marine Science menjelaskan kalau pencemaran sangat berpengaruh terhadap ekosistem laut. Secara spesifik, pencemaran mampu mengganggu tatanan kehidupan di laut, reproduksi hewan laut, dan merusak rantai makanan. Hal tersebut merupakan suatu hal yang berbahaya. Sebab, jika ekosistem rusak maka hewan laut tak akan bisa hidup tenang.
Awalnya, mereka akan mulai mati secara perlahan akibat kerusakan ekosistem. Kemudian, hewan laut tak akan bisa kawin. Misal pun bisa bertelur, telur-telurnya akan gagal berkembang, gagal menetas, atau melahirkan individu yang cacat. Rantai makanan juga akan terganggu, populasi beberapa hewan membludak, namun di sisi lain ada hewan lain yang populasinya merosot secara drastis.
3. Ikan laut menjadi berbahaya karena mengandung merkuri

Laman MedicineNet menjelaskan kalau beberapa ikan laut seperti hiu, ikan pari, tuna, makerel, dan swordfish memiliki kandungan merkuri yang berlimpah di dalam tubuhnya. Jika dimakan oleh manusia, ikan-ikan tersebut bisa menyebabkan keracunan, membawa penyakit berbahaya, dan mengganggu pertumbuhan. Nah, kehadiran merkuri merupakan efek dari polusi dan pencemaran.
Pertama, ada banyak limbah pabrik dan limbah kimia yang dibuang ke laut. Nantinya, limbah tersebut akan diserap atau "dimakan" oleh makhluk laut seperti plankton, alga, dan ikan-ikan kecil. Kemudian, makhluk-makhluk kecil itu akan dimakan oleh ikan yang lebih besar. Selama bertahun-tahun, merkuri dari makhluk-makhluk kecil tersebut akan terakumulasi dan di dalam tubuh ikan yang memakannya.
4. Hewan predator kehilangan mangsa

Saat ini, kehidupan hewan predator di laut sangat terancam. Pasalnya, populasi mangsa mereka juga terus menurun. Karena hal tersebut, predator laut seperti ikan hiu, ular laut, paus orca, atau singa laut mulai kesulitan untuk mencari makanan. Alhasil, hal tersebut membuat populasi predator laut terus menurun, sama seperti populasi mangsanya. Padahal, predator laut merupakan hewan yang penting bagi ekosistem laut. Sebab, predator bertugas menyeimbangkan populasi hewan lain dan membuat kehidupan di laut jadi terkendali.
5. Air laut menjadi kotor

Pencemaran membuat air laut yang tadinya bersih menjadi sangat kotor. Pertama, sampah-sampah seperti plastik, pakaian, kertas hingga sampah rumah tangga sering berserakan dan mengapung dengan bebas di permukaan air. Kemudian, perpaduan limbah rumah tangga, zat kimia, dan limbah pabrik membuat air laut yang tadinya jernih menjadi berwarna gelap seperti cokelat atau kekuningan.
Dilansir Boston College, air laut yang kotor gak cuma mempengaruhi kehidupan hewan laut, namun juga mempengaruhi kehidupan manusia. Contohnya, jika berenang di laut yang kotor maka manusia bisa terkena penyakit seperti gatal-gatal di kulit. Kemudian, jika memakan ikan yang hidup di laut kotor maka manusia bisa mengalami keracunan hingga mengalami kematian akibat zat kimia di dalam tubuh ikan.
Kita gak boleh membiarkan pencemaran laut terus terjadi. Jika dibiarkan, maka pencemaran akan menghancurkan kehidupan di laut dan laut yang dulunya indah akan berubah menjadi tempat sampah yang kotor. Maka dari itu, kamu gak boleh membuang sampah ke laut, mengotori laut, atau mencemari laut. Sebaliknya, kamu harus menjaga laut, melindungi hewan laut, dan jangan mengganggu hewan laut.