5 Fakta Bearded Vulture, Burung Pemakan Tulang dari Gunung Himalaya

- Bearded vulture memakan tulang sebagai sumber energi utama
- Dapat hidup di ketinggian ekstrem lebih dari 4.000 meter
- Bulu bisa berubah warna karena interaksi dengan lingkungan
Bearded vulture atau lammergeier (Gypaetus barbatus) merupakan salah satu burung pemangsa paling unik di dunia, terutama karena pola makan dan habitatnya yang ekstrem. Burung ini dikenal hidup di daerah pegunungan tinggi seperti Himalaya, Kaukasus, hingga pegunungan Alpen. Sosoknya terlihat gagah dengan bulu tebal dan warna mencolok, serta tatapan mata yang tajam yang membuatnya tampak seperti tokoh antagonis dalam film fantasi.
Keunikan terbesar burung ini terletak pada kebiasaannya memakan tulang sebagai sumber nutrisi utama. Hal tersebut menjadikannya salah satu burung paling adaptif dalam ekosistem pegunungan yang keras, tempat makanan segar sering kali sangat terbatas. Yuk, mari kenal lebih dalam dengan Bearded vulture supaya wawasan tentang dunia fauna terasa semakin luas dan menyenangkan.
1. Kebiasaan memakan tulang sebagai sumber energi

Bearded vulture dikenal sebagai satu-satunya burung yang menjadikan tulang sebagai makanan pokok. Alih-alih memilih daging segar seperti burung pemangsa lain, burung ini lebih menyukai bagian yang keras dan sering diabaikan predator lain. Pilihan ini bukan tanpa alasan karena tulang mengandung lemak tinggi yang dapat diolah menjadi energi dalam kondisi pegunungan yang dingin dan berat.
Proses memakan tulang ini dilakukan dengan metode yang sangat khas. Bearded vulture akan terbang tinggi sambil membawa tulang dari bangkai hewan besar, lalu menjatuhkannya ke atas batu untuk memecahnya menjadi pecahan lebih kecil. Perilaku tersebut menunjukkan kecerdasan dan keterampilan berburu yang tidak dimiliki burung pemangsa lain, sehingga menjadikannya sangat unik dalam rantai makanan.
2. Dapat hidup di ketinggian lebih dari 4.000 meter

Habitat utama bearded vulture berada di ketinggian ekstrem yang jarang dijamah manusia. Di wilayah Himalaya, burung ini dapat ditemukan terbang bebas di atas puncak bersalju yang berada di atas 4.500 meter. Kondisi udara tipis dan suhu beku bukanlah penghalang karena tubuhnya telah berevolusi dengan sistem pernapasan dan bulu yang sangat efisien.
Adaptasi ini tidak hanya menunjang kelangsungan hidup, tetapi juga membantunya menghindari kompetisi perebutan makanan dengan predator lain. Semakin tinggi ia hidup, semakin sedikit ancaman yang dapat mengganggu aktivitas berburu maupun reproduksinya. Hal tersebut menjelaskan mengapa populasi bearded vulture cenderung tersebar di kawasan pegunungan dunia.
3. Memiliki warna bulu yang bisa berubah karena faktor lingkungan

Bearded vulture bukan hanya menarik dari segi perilaku, tetapi juga dari corak bulunya. Warna bulu bagian bawah tubuhnya bisa terlihat kekuningan bahkan kemerahan, bukan karena pigmen alami, tetapi karena interaksi dengan tanah beroksida besi. Burung ini suka mandi debu pada tanah tersebut sehingga menghasilkan warna khas yang tampak elegan dan mistis.
Uniknya, warna ini kerap dijadikan simbol status dalam kelompoknya. Bearded vulture yang semakin kemerahan biasanya dianggap lebih dominan atau berpengalaman. Dengan kata lain, warna bulu bukan hanya estetika, tetapi juga bagian dari komunikasi visual antar sesama spesies.
4. Memiliki sayap lebar dan pola terbang yang mengagumkan

Sayap bearded vulture sangat lebar, mencapai sekitar 2,3 hingga 2,8 meter. Bentangan sayap ini memungkinkannya terbang dengan stabil di atas arus udara pegunungan yang kuat. Gaya terbangnya elegan, perlahan, dan tampak efisien seolah sedang meluncur tanpa usaha.
Pola terbang tersebut membantu dalam kegiatan pencarian bangkai dari jarak jauh. Ketika melayang di udara, burung ini bisa mengawasi hamparan lembah dan jurang tanpa perlu banyak mengeluarkan energi. Efisiensi terbang seperti ini sangat penting dalam lingkungan yang keras dan terbatas makanan.
5. Simbol mistis dalam budaya pegunungan

Keberadaan bearded vulture telah lama menjadi bagian dari cerita lokal masyarakat pegunungan Himalaya dan Tibet. Banyak yang mengaitkannya dengan roh penjaga alam dan pegunungan. Wujudnya yang gagah serta kebiasaan hidup di puncak tinggi membuatnya tampak seperti makhluk dari dunia lain.
Meskipun demikian, kepercayaan tersebut turut membantu kelestariannya karena beberapa komunitas lokal cenderung menghormati dan menghindari perburuan. Hubungan antara manusia dan burung ini menunjukkan bahwa mitos kadang dapat membantu menjaga keseimbangan ekosistem secara alami.
Bearded vulture bukan hanya sekadar burung pemangsa biasa. Ia adalah contoh betapa hebatnya adaptasi makhluk hidup terhadap kondisi ekstrem di alam. Mengetahui keberadaannya membantu memperluas sudut pandang tentang keanekaragaman hayati yang luar biasa.

















