Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Burung Kakatua Baudin, Terancam Punah oleh Peluru Petani Buah

Burung Kakatua Baudin
Burung Kakatua Baudin (commons.wikimedia.org/Jean and Fred)
Intinya sih...
  • Kakatua Baudin terancam punah kritis dengan populasi hanya 3.500-4.500 individu dewasa.
  • Kakatua hitam ini memiliki paruh khusus untuk membuka buah Marri, namun terancam oleh penembakan ilegal petani buah.
  • Tingkat reproduksi yang sangat rendah dan kebutuhan akan hutan tua membuat Kakatua Baudin semakin sulit bertahan hidup.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di antara keluarga burung paruh bengkok yang terkenal cerdas, Kakatua Baudin (Calyptorhynchus baudinii) adalah salah satu yang paling menderita. Burung hitam-putih ini adalah satwa dari Australia Barat Daya. Namun, kehidupannya kini berada di ujung tanduk. Populasinya terus menyusut cepat karena terlibat dalam konflik mematikan dengan manusia, di samping masalah hilangnya hutan.

Burung endemik ini telah diklasifikasikan sebagai spesies yang berada dalam bahaya kritis. Kondisi ini sangat ironis, mengingat mereka adalah bagian tak terpisahkan dari ekosistem di sana. Penasaran? Berikut lima fakta tak terduga tentang Kakatua Baudin yang nasibnya ditentukan oleh peluru petani.

1. Status konservasi yang terancam punah kritis

Burung Kakatua Baudin
Burung Kakatua Baudin (commons.wikimedia.org/Rick01)

Kakatua Baudin benar-benar dalam kesulitan besar, ia menghadapi ancaman kepunahan yang paling ekstrem di habitat aslinya. Dilansir laman Kaarakin Black Cockatoo Conservation Centre, burung ini terdaftar sebagai Critically Endangered (IUCN 2022) atau sangat terancam punah. Jumlah populasi yang tersisa diperkirakan hanya sekitar 3.500 hingga 4.500 individu dewasa, spesies ini adalah yang paling terancam di antara kakatua hitam Australia Barat Daya.

Status mengkhawatirkan ini menandakan bahwa waktu untuk menyelamatkan mereka hampir habis. Selama lima dekade terakhir, jumlah mereka terus menurun tanpa henti. Kawasan hutan alami mereka terus dihabisi, sehingga Kakatua Baudin berisiko tinggi menghilang selamanya dari Australia tanpa intervensi yang kuat dan kesadaran kolektif.

2. Kakatua hitam dengan paruh khusus

Burung Kakatua Baudin
Burung Kakatua Baudin (commons.wikimedia.org/Paulweberphoto - paulweberphoto.com)

Secara visual, Kakatua Baudin mudah dikenali dari warna bulu hitam keabu-abuan, dipadu bercak putih di pipi, dan panel putih terang di ekornya. Yang paling istimewa adalah paruh atasnya berbentuk panjang dan ramping. Fitur unik inilah yang memberinya julukan Long-billed Black Cockatoo.

Paruh unik ini berfungsi sebagai alat makan yang efisien dan hasil dari adaptasi alami. Kakatua Baudin memakainya untuk membuka buah pohon Marri (Corymbia calophylla) dan mengambil bijinya dengan hati-hati. Kebiasaan makan yang spesifik ini membuat spesies ini sangat bergantung pada hutan yang menjadi sumber makanan utamanya.

3. Korban penembakan ilegal petani buah

Burung Kakatua Baudin
Burung Kakatua Baudin (commons.wikimedia.org/dbmcc09)

Meskipun statusnya sebagai satwa dilindungi di Australia sangat jelas, Kakatua Baudin terperangkap dalam konflik yang sangat fatal di lahan pertanian. Dilansir laman WWF Australia, ancaman paling langsung dan paling parah bagi kelangsungan hidup mereka adalah penembakan ilegal oleh para petani buah. Mereka melihat kakatua ini sebagai hama perusak.

Masalahnya, kakatua Baudin memang menyukai biji dari buah-buahan komersial seperti apel dan pir. Ketika kawanan burung ini menyerbu kebun, kerugian yang diderita petani bisa sangat besar. Sayangnya, sebagian petani memilih jalan pintas mematikan. Diperkirakan ratusan ekor burung Baudin tewas ditembak setiap tahunnya, padahal kerugian satu individu dewasa saja sudah sangat fatal.

4. Tingkat reproduksi yang sangat rendah

Burung Kakatua Baudin
Burung Kakatua Baudin (commons.wikimedia.org/Calistemon)

Faktor genetik dan biologis Kakatua Baudin semakin memperparah peluang pemulihannya. Masih dari laman WWF Australia, laju reproduksi spesies ini sangat lambat. Setiap pasang kakatua Baudin rata-rata hanya berhasil membesarkan satu anakan setiap dua tahun.

Laju yang lambat ini menciptakan masalah besar. Setiap kakatua dewasa yang mati karena ditembak atau sebab lain menimbulkan dampak signifikan dan membutuhkan waktu lama untuk digantikan. Kenyataan ini membuat Kakatua Baudin tidak memiliki kemampuan untuk pulih dengan cepat dari penurunan populasi, sehingga upaya konservasi harus benar-benar fokus pada perlindungan setiap individu yang tersisa.

5. Endemik di hutan Australia Barat Daya

Burung Kakatua Baudin
Burung Kakatua Baudin (commons.wikimedia.org/Calistemon)

Kakatua Baudin adalah spesies yang sangat loyal pada wilayah kelahirannya, yaitu hutan lembap dan subhumid di Australia Barat Daya. Burung ini mengandalkan hutan eukaliptus tua, terutama pohon Karri, Marri, dan Jarrah, untuk bertahan hidup.

Kebutuhan akan hutan tua inilah yang memicu krisis habitat. Kakatua ini hanya bisa bersarang di rongga pohon besar yang usianya mencapai 100 hingga 200 tahun. Ketika pohon-pohon tua ini ditebang untuk pengembangan lahan, Burung ini kehilangan tempat bersarang yang vital. Sarang alami yang hilang tidak bisa dibuat kembali dalam waktu singkat, mengancam masa depan reproduksi mereka.

Kakatua Baudin menjadi pengingat akan pentingnya menjaga keseimbangan antara aktivitas manusia dan kelestarian alam. Upaya perlindungan perlu dilakukan bersama oleh petani, pemerintah, dan komunitas konservasi agar populasi burung ini bisa bertahan dan habitat aslinya tetap terjaga.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

Terlihat Biasa, 5 Serangga ini Ternyata Bisa Mematikan Manusia

12 Nov 2025, 14:10 WIBScience