5 Fakta Burung Tiong Lampu Ekor Sapu, Agresif saat Menjaga Wilayah

Salah satu alasan kamu membuka artikel ini pasti karena membaca nama burung unik yang satu ini, kan? Ya, nama tiong lampu ekor sapu (Coracias spatulatus) memang terlihat aneh dan sangat jarang kita dengar. Apalagi, penampilan yang sangat menawan itu semakin menambah rasa penasaran kita soal karakteristik mereka.
Misalnya saja, warna bulu burung ini utamanya adalah kombinasi cokelat muda pada bagian atas dan biru muda pada bagian bawah tubuh dengan sedikit pola hitam di area ekor. Selain itu, terdapat dua bulu tipis panjang di bagian ekor yang dapat tumbuh sepanjang 8 cm dan sekaligus jadi asal-usul penamaan tiong lampu ekor sapu. Postur tubuh burung ini mengingatkan kita pada kelompok burung gagak (famili Corvidae), sementara kombinasi warna bulu mereka mirip seperti burung raja udang (famili Alcedinidae).
Burung ini punya ukuran yang cukup besar. Panjang tubuh mereka (tanpa ekor khusus) mencapai 28—30 cm, rentang sayap 65—74 cm, dan bobot 88—111 gram. Selain soal fisik, ada beberapa hal menarik lain dari tiong lampu ekor sapu yang akan segera kita kupas tuntas. Kalau penasaran dan ingin kenalan dengan mereka, simak pembahasan di bawah ini sampai selesai, ya!
1. Peta persebaran dan habitat pilihan

Tiong lampu ekor sapu tersebar di Afrika bagian selatan. Lebih spesifiknya, mereka tinggal mulai dari negara Angola, Botswana, Eswatini, Republik Demokratik Kongo, Malawi, Mozambik, Namibia, Afrika Selatan, Tanzania, Zambia, dan Zimbabwe. Dilansir Data Zone by Birdlife, luas area yang jadi persebaran burung ini diperkirakan mencapai 4,17 juta km persegi.
Sementara itu, pilihan habitat bagi tiong lampu ekor sapu terbilang cukup generik. Burung ini hanya ditemukan di sekitar hutan subtropis dan sabana dengan elevasi antara 0—1.800 meter di atas permukaan laut. Dalam kebanyakan waktu, mereka akan bertengger di atas pohon sambil mengamati keadaan sekitar. Adapun, tiong lampu ekor sapu tergolong hewan diurnal alias lebih banyak aktif selama Matahari masih terbit.
2. Makanan favorit dan cara memperolehnya

Dibalik penampilan yang imut-imut, ternyata burung ini termasuk predator yang sangat andal di alam. Ya, tiong lampu ekor sapu termasuk hewan karnivor yang memburu berbagai hewan berukuran kecil. Pilihan makanan mereka terdiri atas berbagai jenis serangga, kadal, reptil berukuran kecil, sampai rayap. Uniknya, kalau kebetulan menemukannya, mereka turut mengonsumsi beri-berian yang ada di sekitar rumah.
Teknik berburu tiong lampu ekor sapu terbilang sangat cepat dan senyap. Dilansir Birda, mereka akan mengamati keadaan sekitar dulu dari atas pohon sambil mencari keberadaan mangsa. Kalau sudah terdeteksi, mereka langsung terbang menukik dengan cepat, menyambar target dengan paruh atau kaki, dan langsung mengonsumsi mangsa tersebut kalau ukurannya kecil. Setelah melakukan perburuan, tiong lampu ekor sapu akan mengulangi teknik yang sama sampai merasa puas.
3. Kehidupan sosial yang unik

Perilaku sosial tiong lampu ekor sapu bisa dibilang cukup fleksibel. Burung ini dapat ditemukan sendirian, bersama pasangan, maupun dalam kelompok kecil yang terdiri atas beberapa individu saja. Kelompok kecil itu sebenarnya masih terdiri atas pasangan tiong berserta keturunan mereka yang masih berusia muda. Nah, burung yang satu ini diketahui cukup teritorial pada wilayah masing-masing dan tak segan berperilaku agresif pada penyusup.
Bird Buddy melansir bahwa individu atau kelompok pemilik wilayah itu dapat bertarung dengan penyusup dengan cara yang unik. Mula-mula, pihak yang berkonflik akan membuat suara melengking yang sangat keras sambil terbang secara akrobatik di dekat lawan. Kondisi ini akan terus dilakukan sampai salah satu pihak merasa terintimidasi dan menjauh.
Kalau bersama dengan pasangan atau anggota kelompok, interaksi tiong lampu ekor sapu bisa dibilang cukup intens. Mereka rutin bertukar berbagai jenis suara, semisal pekikan, kicauan yang keras dalam interval singkat, dan panggilan untuk mencari pasangan. Pasangan burung ini juga sangat kompak dalam mengurus anak karena jantan dan betina saling bergantian memberi makan sekaligus menjaga sarang.
4. Sistem reproduksi

Burung cantik yang satu ini ternyata masuk dalam kelompok hewan setia alias monogami. Setelah satu pasangan terbentuk, mereka akan selalu bersama sampai salah satu mati. Nah, proses pembentukan pasangan itu harus melalui ritual unik, dimana jantan dan betina akan sama-sama melakukan gerakan terbang akrobatik yang kompleks sambil terus bersuara. Kalau dirasa cocok, maka tahap selanjutnya adalah membangun sarang.
Sebenarnya, sarang bagi tiong lampu ekor sapu bisa dibilang sangat simpel. Mereka hanya memanfaatkan lubang yang ada di pohon, baik yang terbentuk secara alami atau bekas burung lain. Lubang tersebut kemudian diberi sedikit material tanaman. Ketika sarang sudah siap, perkawinan bisa dimulai dan setelah itu betina akan bertelur di sarang.
Dilansir Bird Buddy, dalam satu musim kawin, tiong lampu ekor sapu betina mampu menghasilkan 2—4 butir telur yang menjalani masa inkubasi selama 17—19 hari. Seperti yang sudah disebutkan, setelah anak mereka lahir, pasangan tiong lampu ekor sapu sama-sama berperan dalam memenuhi nutrisi dan menjaga anak dari bahaya. Anak-anak burung ini sangat bergantung pada kedua induk selama satu bulan pertama, tetapi setelah itu sudah bisa hidup mandiri. Di alam liar, tiong lampu ekor sapu diketahui punya rata-rata usia hidup sekitar 3,7 tahun.
5. Status konservasi

Dalam catatan IUCN Red List, tiong lampu ekor sapu masuk dalam kategori hewan dengan risiko rendah (Least Concern). Akan tetapi, tren populasi di alam tercatat sedang mengalami penurunan secara perlahan, tapi pasti. Sayangnya, tidak disebutkan pasti soal total populasi individu dewasa yang tersisa saat ini di alam.
Soal penyebab turunnya populasi tiong lampu ekor sapu, alasannya cukup klasik. Manusia dan aktivitas pembukaan lahan untuk berbagai kepentingan membuat ruang gerak burung ini jadi semakin terbatas. Atas masalah tersebut, upaya utama kalau ingin mereka tetap lestari hanya satu, yakni menjaga alam yang menjadi habitat alami agar tidak semakin rusak dan sulit ditemukan.
Kehadiran tiong lampu ekor sapu sendiri sebenarnya cukup penting, terutama kalau dekat dengan lahan pertanian atau perkebunan. Pilihan makanan utama mereka yang berupa serangga nyatanya mampu membantu petani untuk mengurangi hama tanaman yang sulit untuk dibasmi. Sayang banget, kan, kalau spesies burung yang cantik dan mampu membantu manusia ini sampai hilang dari alam?


















