5 Fakta Cabai Gendot, Bentuk seperti Paprika dengan Kepedasan Super

Apakah kamu suka mengkonsumsi cabai? Bahkan merasa hambar jika tidak memakannya? Iya, semua jenis cabai pasti memiliki rasa yang pedas, tentunya akan lebih menggugah selera makan. Bahkan cabai memiliki banyak jenis sesuai dengan tingkat kepedasannya. Seperti cabai gendot, apakah kamu menyukainya?
Cabai gendot atau lebih dikenal dengan nama habanero memiliki bentuk seperti paprika, tapi ukurannya kecil. Cabai dengan nama latin Capsicum Chinense ini meski dikenal di Indonesia terutama dari Bandung dan Dieng, namun bukan asli dari Indonesia. Selain tingkat kepedasan, cabai jenis ini juga terkandung senyawa juga vitamin. Untuk lebih mengenalnya, yuk simak ulasannya sebagai berikut.
1. Asal usul cabai gendot
Cabai yang terkenal di Dieng ini, berasal dari wilayah Amazon, yang kemudian menyebar ke wilayah Meksiko. Disebutkan dalam penelitian Anggraini (2022), bahwa jenis cabai ini banyak dibudidayakan di Semenanjung Yucatan, Meksiko. Wilayah ini merupakan penghasil cabai gendot atau habanero terbesar di dunia. Hal ini didukung dengan luasnya lahan budidaya sekitar 732 ha, dengan total panen tiap tahunnya 3.700 ton. Ciri-ciri yang dapat terlihat pada cabai ini adalah bentuk buahnya yang mengembang seperti paprika, namun ukurannya lebih kecil sekitar 1 hingga 2 cm. Lalu dari sini persebarannya ke Indonesia yang mana dibudidayakan di Dieng dan Bandung dengan ketinggian lahan relatif sama dari asal usulnya.
Namun dari pendapat lain disebutkan bahwa, cabai gendot juga tumbuh di wilayah panas lainnya, seperti wilayah Amerika Serikat, Panama, Kosta Rika dan Belize. Dan dari Spanyol, cabai ini semakin terkenal di dunia. Karena itu taksonomis pada abad ke 18 mengira bahwa cabai gendot berasal dari cina, akibatnya cabai gendot atau habanero memiliki nama ilmiah Capsicum chinense. Dilansir website Tani Jiwo (2018), dalam hal ini, yang mendasari pemilihan wilayah Dieng sebagai budidaya cabai tersebut, sebab lahan pertanian disana tidak tertutup pohon besar. Sehingga intensitas matahari tinggi dan kadar keasaman tanah (pH) 5-6 cocok untuk pertumbuhannya.
2. Rasa pedas yang tajam
Seperti pada umumnya, cabai pasti memiliki rasa yang pedas. Tingkat kepedasan dapat diukur dengan skala Scoville. Dan disebutkan dalam penelitian Anggraini (2022), cita rasa pedas cabai gendot diklasifikasikan antara 100.000 hingga 300.000 Scoville Heat Units (SHU). Sehingga rasa pedas yang dimiliki cukup tajam, melebihi pedasnya cabai rawit. Cabai gendot ada yang berwarna hijau, oranye hingga kemerahan.
Warna hijau biasanya saat cabai belum matang, sedangkan akan berubah warna menjadi merah selama proses pematangan. Rasa pedas yang ada pada cabai gendot tidak terlepas dari kandungan senyawa capsaicin. Selain itu, capsaicin memberikan manfaat lain sebagai pengawet alami karena sifatnya sebagai antimikroba. Capsaicin juga digunakan sebagai bahan obat-obatan karena sifat anti-inflamasi dan anti-iritasi.
3. Bahan berbagai masakan
Meskipun memiliki cita rasa yang sangat pedas, namun cabai ini banyak peminatnya. Apalagi pecinta rasa pedas pasti menyukainya bukan? iya, cabai gendot dapat dijadikan bahan tambahan hingga menjadi bahan utama olahan makanan. Cabai gendot biasanya diolah dengan aneka sayuran, baik sayuran berkuah seperti lodeh atau tumisan. Atau bisa juga diolah menjadi saus hingga manisan.
Cabai gendot juga dapat dipadukan dengan olahan ikan maupun seafood, seperti tongkol cabai gendot hingga sambal cumi cabai gendot. Bagi pecinta pedas bisa mengolah cabai gendot sebagai bahan utama seperti oseng cabai gendot. Selain itu, di Indonesia tepatnya di Dieng juga terkenal produk manisan dari cabai ini, lho. Bagaimana apakah kamu sudah semakin tergoda dengan berbagai menu olahan cabai gendot?
4. Sumber vitamin C dan nutrisi lainnya
Meskipun cabai disebut sebagai bahan pelengkap atau bumbu, namun kandungan nutrisinya tidak kalah penting untuk tubuh. Begitu pula dengan cabai gendot, terdapat kandungan nutrisi seperti vitamin hingga senyawa fenol sebagai antioksidan. Dilansir dalam Planta Tropika Journal of Agro Science (2015), secara umum cabai mengandung gizi berupa vitamin A, vitamin C, kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, zat besi dan fosfor.
Sedangkan dalam website Tani Jiwo (2018), kandungan antioksidan terutama vitamin C pada cabai gendot juga tinggi dan terdapat senyawa fenolik berupa flavonoid, karotenoid. Dimana antioksidan ini dapat melindungi sel tubuh akibat radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan dan memicu penyakit. Terdapat pula vitamin A, vitamin B6, B9, vitamin K, kalium, zat besi, kalsium, magnesium dan fosfor yang hampir sama dengan kandungan cabai pada umumnya.
Begitu pula dengan senyawa capsaicin yang banyak terdapat pada biji cabai. Senyawa ini mampu melepaskan endorfin yaitu hormon bahagia pada tubuh, maka akan meningkatkan mood. Capsaicin juga meningkatkan serotonin, sehingga mampu mengurangi stress.
5. Adanya efek termogenik
Rasa pedas yang dihasilkan ketika mengkonsumsi cabai gendot akan memberikan efek tersendiri baik bagi lidah hingga ke tubuh. Efek tersebut disebabkan senyawa capsaicin yang sebelumnya telah dibahas. Efek yang ditimbulkan disebut termogenik. Dilansir website Klinik Universitas Brawijaya oleh Anindita (2024), dalam sel tubuh efek tersebut membuat cadangan energi kimia yang kemudian akan diubah menjadi energi panas. Proses mekanisme itu akan memberikan efek bagi tubuh seperti berkeringat, detak jantung semakin cepat dan terkadang menyebabkan hidung berair. Hal ini disebabkan metabolisme tubuh meningkat oleh hormon epinefrin dan norepinefrin. Dilansir National Library of Medicine (2013), karena efek yang ditimbulkan oleh capsaicin tersebut yaitu dapat merangsang pengeluaran energi berlebih. Sehingga senyawa capsaicin dapat digunakan sebagai terapi anti-obesitas atau kelebihan berat badan. Dimana obesitas sendiri dapat terjadi karena tidak seimbangnya energi ketika asupan energi melebihi pengeluaran energi.
Demikian, beberapa hal menarik mengenai cabai gendot atau habanero. Untuk kamu pecinta rasa pedas pasti akan lebih mengenalnya. Dan yang tidak begitu suka pedas, jangan memaksakan untuk mengkonsumsinya ya!