5 Fakta Burung Cabai Jawa, Si Mungil dengan Warna Cerah

- Burung cabai jawa memiliki ukuran tubuh kecil, beratnya sekitar 7-5 gram, dan mampu terbang jarak jauh
- Spesies ini mendiami hutan terbuka, kebun, dan hutan bakau di Indonesia, serta bisa ditemukan mulai dari permukaan laut hingga ketinggian maksimum 600 meter
- Memiliki peran penting dalam ekosistem hutan tropis dengan menyebarkan biji-bijian dan mengendalikan populasi serangga melalui pola makannya
Indahnya alam Indonesia tidak hanya terletak pada keindahan alamnya saja, tetapi juga pada keanekaragaman satwa yang menghuni berbagai wilayah di Nusantara. Salah satu burung yang menarik untuk diketahui adalah Scarlet-Headed Flowerpecker atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan cabai jawa. Burung mungil ini memiliki ukuran tubuh yang hanya sekitar 9 cm dengan berat sekitar 7-5 gram.
Meski kecil, burung cabai jawa memiliki fakta-fakta menarik tersembunyi di balik penampilannya yang menggemaskan. Dari keunikan pola warna hingga peran pentingnya untuk ekosistem alam, spesies ini layak diketahui lebih dalam. Jika kamu penasaran, simak ulasan lengkapnya berikut ini ya!
1. Ukuran yang mungil

Burung cabai jawa memiliki ukuran tubuh yang sangat kecil dan mungil. Panjang tubuhnya sekitar 9 cm, setara dengan jari tengah manusia. Meski kecil, bobot tubuh burung ini mencapai sekitar 7 gram, sama beratnya dengan dua klip kertas standar. Paruhnya pendek dan kokoh, menyesuaikan pola makan berbasis nectar dan buah yang dimilikinya.
Dilansir The Worlds Rarest Birds, meskipun tubuhnya mungil, cabai jawa memiliki lebar sayap yang cukup besar, yaitu antara 11-12 cm. Lebar sayap ini memungkinkannya untuk melakukan penerbangan jarak jauh meski bertubuh kecil, menunjukkan kemampuan terbang yang luar biasa. Kaki kuatnya memudahkan gerakan lincah melompat dari pohon ke pohon saat mencari makan atau menghindari pemangsa.
2. Tersebar luas di wilayah Indonesia

Burung cabai jawa dapat ditemukan di hutan tropis di Indonesia. Burung ini paling umum dan banyak ditemui di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Burung cabai jawa ini merupakan hewan endemik di beberapa pulau di kepulauan Indonesia, terutama mendiami Pulau Jawa dan Bali. Meski demikian, beberapa individunya juga dilaporkan terdapat di Pulau Lombok, Sumatra, dan Kalimantan Tenggara.
Dilansir Animalia.bio, sebagian besar burung cabai jawa mendiami hutan terbuka, kebun, dan hutan bakau di Indonesia. Keberadaannya juga dilaporkan terdapat di pesisir laut dan dataran rendah Pulau Sumatera. Spesies burung ini bisa ditemukan mulai dari permukaan laut hingga ketinggian maksimum 600 meter. Untuk mengamati burung ini, banyak wisatawan yang berwisata ke kawasan Taro di Pulau Bali yang merupakan habitat alaminya.
3. Bulu berwarna merah cerah, abu-abu, dan hitam

Burung cabai jawa memiliki bulu berwarna cerah dan mencolok. Tubuh bagian atasnya berwarna merah, sedangkan bagian bawahnya berwarna hitam. Kepala hingga tenggorokannya juga berwarna merah terang. Warna merah hingga jingga pada tubuh bagian atas jantan menjadi ciri utama yang membedakannya dengan betina. Selain itu, sayapnya berwarna hitam dengan sedikit warna biru, kakinya hitam, dan paruhnya berwarna abu-abu. Ekornya pun berujung hitam.
Dilansir Animalia.bio, cabai jawa betina memiliki warna kepala dan punggung yang lebih muda, yaitu abu-abu muda hingga coklat. Pantatnya yang berwarna oranye hingga merah menjadi ciri khas betina. Sama seperti jantan, kaki dan paruh betina juga berwarna hitam dan abu-abu. Sayap betina lebih terang dibanding jantan dan tidak ada warna birunya. Cabai jawa muda memiliki warna mirip betina dengan ukuran lebih kecil dan warna lebih pucat. Paruh, sayap, dan perutnya berwarna abu-abu muda hingga kuning pucat.
4. Pemakan buah, nektar, dan serangga

Burung cabai jawa kebanyakan memakan buah beri berukuran kecil, serangga, nektar, dan juga serbuk sari. Burung ini sering terlihat mencari makan di tanaman jenis milkweed dan mistletoe untuk memakan buahnya. Sifatnya yang agresif dan ukuran tubuhnya yang kecil memungkinkannya hinggap di pohon rendah dan bergerak lincah melalui cabang-cabang mistletoe yang lebat agar dapat mengakses buah berinya. Aktivitas mencari makan ini dapat dilakukan sendiri atau pun bersama pasangannya.
5. Berperan penting dalam ekosistem

Burung cabai jawa memiliki peran penting dalam ekosistem hutan tropis. Burung ini membantu menyebarkan biji-bijian dan juga berperan dalam mengendalikan populasi serangga melalui pola makannya. Sebagai bagian dari ekosistem hutan tropis, keberadaan burung ini menjadi sangat penting.
Dilansir The Worlds Rarest Birds, saat burung berpindah dari satu bunga ke bunga lainnya untuk mencari makan termanis, serbuk sari menempel di paruh burung ini dan terbawa ke bunga lain, sehingga memfasilitasi terjadinya penyerbukan silang antar tanaman. Diluar musim bunga atau saat makanan langka, burung ini juga mengonsumsi serangga kecil dan buah beri sebagai makanan alternatif.
Melihat peran ekologisnya yang begitu penting, maka keberadaan cabai jawa di habitatnya perlu dijaga dan dilindungi kelestariannya. Upaya konservasi dan pengelolaan habitat alaminya di hutan tropis perlu dilakukan secara berkelanjutan. Hal ini guna menghindari kepunahan mengingat cabai jawa hanya ditemukan di beberapa pulau di Indonesia seperti Jawa, Bali, dan sebagian Nusa Tenggara.