5 Fakta Danau Victoria, Danau Terbesar di Afrika

Pernahkah kamu membayangkan danau yang luasnya hampir dua kali lipat Provinsi Jawa Barat? Itulah Danau Victoria. Memiliki luas sekitar 68.800 kilometer persegi, Danau Victoria memegang gelar sebagai danau terbesar di Afrika sekaligus danau air tawar tropis terbesar di dunia. Danau ini juga memiliki kedalaman mencapai sekitar 84 meter.
Danau ini mencakup wilayah tiga negara: Uganda di utara, Kenya di timur, dan Tanzania di selatan. Keberadaannya sangat penting bagi kehidupan jutaan orang yang tinggal di sekitarnya, baik sebagai sumber makanan, air bersih, maupun mata pencaharian melalui perikanan dan pariwisata. Yuk, simak lima fakta seputar Danau Victoria berikut ini!
1. Nama danau diberikan oleh penjelajah asal Inggris

Danau Victoria mendapatkan namanya dari penjelajah Inggris bernama John Hanning Speke pada tahun 1858. Saat mencari sumber Sungai Nil, Speke tiba di danau besar ini dan menamakannya sebagai penghormatan kepada Ratu Victoria yang saat itu memerintah Inggris.
Padahal, masyarakat lokal sudah lebih dulu mengenalnya sebagai Nnalubaale (Uganda) atau Ukerewe (Tanzania). Penamaan oleh Speke mencerminkan ego kolonial Eropa yang kerap mengabaikan identitas lokal. Padahal, bagi warga sekitar, danau ini adalah warisan leluhur yang sakral.
2. Sumber air utama Sungai Nil

Danau Victoria merupakan sumber utama dari Sungai Nil Putih, salah satu cabang utama Sungai Nil yang legendaris. Danau ini adalah sumber utama Sungai Nil Putih, yang mengalir deras melalui Uganda sebelum menyatu dengan Sungai Nil Biru.
Sejak zaman kuno, misteri sumber Sungai Nil telah memicu ekspedisi dan penelitian yang tak terhitung jumlahnya. Kini, danau ini tetap jadi urat nadi kehidupan: menyediakan air minum, irigasi, dan energi listrik bagi jutaan orang di sekitarnya.
3. Surga ikan endemik yang terancam punah

Danau Victoria punya lebih dari 500 spesies ikan, terutama cichlid warna-warni yang cuma ada di danau ini. Tapi sejak 1950-an, segalanya berubah drastis. Pemerintah kolonial memperkenalkan Nile Perch, ikan predator raksasa yang memangsa populasi ikan lokal.
Alih-alih meningkatkan ekonomi, langkah ini malah merusak ekosistem. Selain itu, polusi, penangkapan ikan berlebihan, dan perubahan iklim turut mengganggu keseimbangan ekologi danau ini.
4. Hotspot penyakit Schistosomiasis

Menurut Schistosomiasis Fact Sheet (dalam WHO Official Website), Danau Victoria dikenal sebagai salah satu daerah dengan prevalensi tinggi penyakit schistosomiasis, yaitu infeksi parasit yang disebabkan oleh cacing Schistosoma (cacing air).
Penyakit ini mengintai manusia yang berkontak langsung dengan air yang terkontaminasi larva parasit, yaitu saat berenang, mandi, atau mencuci di danau. Schistosomiasis dapat menyebabkan kerusakan organ dalam. Minimnya akses kesehatan dan edukasi di desa-desa sekitarnya membuat warga rentan tertular.
5. Dikisahkan dalam Film Dokumenter

Film dokumenter Darwin's Nightmare yang dirilis pada tahun 2004, mengambil latar dari kondisi Danau Victoria. Dokumenter ini menguak sisi kelam kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan dari industri perikanan Danau Victoria.
Setelah Nile Perch jadi komoditas ekspor, nelayan lokal justru terjebak kemiskinan, sementara danau tercemar limbah pabrik. Film ini memberi pesan, eksploitasi sumber daya alam tanpa kontrol yang memadai dapat memicu kerusakan ekologis, kemiskinan, konflik, dan masalah sosial lainnya.
Di balik keindahannya, Danau Victoria menghadapi tantangan serius terkait permasalahan lingkungan. Dibutuhkan kerjasama lintas negara untuk melestarikan ekosistem ini. Program edukasi dan investasi dalam infrastruktur sanitasi juga penting untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar danau.
Itulah lima fakta seputar Danau Victoria. Jika ada kesempatan, apakah kamu tertarik untuk mengunjunginya?