5 Fakta Gunung Kailash, Puncak Suci yang Justru Tak Boleh Didaki

- Gunung Kailash menjadi pusat spiritual dunia bagi empat agama besar: Hindu, Buddha, Jainisme, dan Bön.
- Puncaknya suci dan tidak pernah berhasil didaki manusia karena statusnya yang sangat sakral.
- Dua danau mistis menjadi cerminan dualitas alam semesta dengan karakteristik yang sangat kontras.
Di dataran tinggi Tibet yang terpencil dan megah, berdirilah sebuah puncak yang diselimuti salju abadi dan aura misteri yang pekat. Gunung Kailash, dengan ketinggian 6.638 meter, mungkin tidak setinggi Everest, tetapi kemasyhurannya melampaui puncak-puncak lain di dunia. Gunung ini bukan sekadar formasi geologis, melainkan sebuah pusat spiritual yang menjadi titik temu bagi jutaan umat manusia dari berbagai keyakinan di seluruh dunia. Selama berabad-abad, para peziarah, ilmuwan, dan petualang telah terpikat oleh pesonanya yang tak tersentuh.
Keagungan Kailash tidak hanya terletak pada keindahan fisiknya, tetapi juga pada teka-teki besar yang menyelimutinya. Di saat puncak-puncak tertinggi Himalaya telah ditaklukkan, Kailash tetap perawan, tak pernah tersentuh oleh kaki pendaki modern. Berbagai kisah, mitos, dan fenomena aneh yang mengitarinya membuat gunung ini menjadi salah satu tempat paling misterius di planet ini. Keberadaannya mengajarkan bahwa ada beberapa tempat di dunia yang ditakdirkan untuk dihormati dari kejauhan, bukan untuk ditaklukkan.
1. Gunung Kailash menjadi pusat spiritual dunia bagi empat agama

Gunung Kailash memegang posisi unik sebagai titik suci yang dihormati oleh empat agama besar: Hindu, Buddha, Jainisme, dan Bön. Dilansir dari Britannica, bagi umat Hindu, Kailash adalah perwujudan Gunung Meru, pusat kosmik alam semesta, dan yang paling utama, merupakan tempat tinggal Dewa Siwa, dewa pelebur dan transformasi. Di sinilah Siwa bermeditasi dalam keheningan abadi bersama istrinya, Parwati, menjadikannya tujuan ziarah tertinggi.
Dalam tradisi Buddha Tibet, gunung ini dikenal sebagai Gang Rinpoche atau "Permata Salju" yang berharga. Mereka meyakini Kailash adalah kediaman Demchog (Chakrasamvara), salah satu dewa utama mereka, yang melambangkan pencerahan. Bagi pengikut Jainisme, seperti yang dijelaskan Alpha Adventure Treks, Kailash atau Ashtapada adalah tempat Tirthankara pertama mereka, Rishabhadeva, mencapai pembebasan spiritual atau moksha. Sementara itu, bagi penganut Bön, agama asli Tibet, gunung ini adalah sumber dari segala kekuatan spiritual dan tempat turunnya pendiri mereka, Tonpa Shenrab Miwo, ke bumi.
2. Puncaknya suci dan tidak pernah berhasil didaki manusia

Salah satu fakta paling menakjubkan tentang Gunung Kailash adalah puncaknya yang belum pernah didaki. Berbeda dengan Gunung Everest yang telah menjadi arena ambisi para pendaki, Kailash tetap tak tersentuh karena statusnya yang sangat sakral. Menghormati keyakinan jutaan orang, para pendaki dari seluruh dunia secara konsensus memilih untuk tidak menaklukkan puncak ini. Bahkan, dilansir Ace the Himalaya, pemerintah Tiongkok secara resmi melarang semua upaya pendakian di Gunung Kailash pada tahun 2001 untuk melindungi signifikansi religiusnya.
Sebagai gantinya, para peziarah melakukan ritual suci yang dikenal sebagai Kora atau Parikrama, yaitu berjalan mengelilingi kaki gunung. Ritual ini adalah sebuah perjalanan spiritual yang sangat berat, menempuh jarak sekitar 52 kilometer di ketinggian yang ekstrem. Umat Hindu dan Buddha melakukannya searah jarum jam, sementara pengikut Jainisme dan Bön berjalan berlawanan arah. Dipercaya bahwa menyelesaikan satu putaran Kora dapat membersihkan dosa seumur hidup, sementara 108 putaran dapat membawa seseorang mencapai pencerahan.
3. Dua danau mistis menjadi cerminan dualitas alam semesta

Di kaki Gunung Kailash, terdapat dua danau berdampingan yang luar biasa, seolah-olah mencerminkan dualitas kehidupan itu sendiri. Kedua danau ini adalah Danau Manasarovar yang suci dan Danau Rakshastal yang dianggap demonik. Keduanya hanya dipisahkan oleh sebidang tanah sempit, namun memiliki karakteristik yang sangat kontras. Manasarovar, menurut Times of India, adalah salah satu danau air tawar tertinggi di dunia, dengan air yang jernih dan tenang. Umat Hindu percaya danau ini diciptakan dari pikiran Dewa Brahma, dan mandi di perairannya dapat menyucikan segala dosa.
Sebaliknya, Rakshastal adalah danau air asin yang tandus dan tidak memiliki kehidupan di sekitarnya. Namanya berarti "Danau Iblis" dan dikaitkan dengan raja iblis Rahwana, yang dikatakan pernah bermeditasi di sini untuk memohon kekuatan dari Dewa Siwa. Ace the Himalaya menyebut kedua danau ini sebagai simbol "Yin dan Yang". Manasarovar yang berbentuk seperti matahari melambangkan terang dan kebaikan, sedangkan Rakshastal yang berbentuk bulan sabit melambangkan kegelapan dan kejahatan. Keberadaan keduanya di dekat gunung suci ini menjadi pengingat abadi tentang keseimbangan kosmik di alam semesta.
4. Bentuknya yang simetris masih membingungkan ilmuwan

Secara visual, Gunung Kailash memiliki keunikan yang membedakannya dari puncak-puncak lainnya. Gunung ini memiliki bentuk yang nyaris sempurna seperti piramida buatan manusia, dengan empat sisi yang presisi menghadap ke empat arah mata angin. Simetri yang luar biasa ini telah membingungkan para ahli geologi selama bertahun-tahun, karena formasi alami jarang sekali mencapai tingkat kesempurnaan seperti itu. Keunikan bentuknya ini memperkuat keyakinan kuno bahwa Kailash bukanlah gunung biasa, melainkan pusat dari alam semesta, atau Axis Mundi.
Menurut mitologi Purana yang dikutip oleh Ace the Himalaya, keempat sisi Gunung Kailash terbuat dari permata yang berbeda. Sisi timur terbuat dari kristal, sisi barat dari rubi, sisi selatan dari lapis lazuli, dan sisi utara dari emas. Setiap sisi juga dikatakan sebagai sumber dari empat sungai besar di Asia: Indus, Brahmaputra, Sutlej, dan Karnali (anak sungai Gangga). Sungai-sungai ini mengalir ke arah yang berbeda, memberikan kehidupan bagi jutaan orang di seluruh benua, yang secara simbolis menegaskan peran Kailash sebagai pusat pemberi kehidupan.
5. Terdapat legenda penuaan lebih cepat di kawasannya

Di antara banyak misteri yang menyelimuti Kailash, salah satu yang paling aneh adalah laporan tentang percepatan waktu atau penuaan. Banyak peziarah dan penduduk lokal meyakini bahwa waktu berjalan lebih cepat di sekitar gunung. Beberapa laporan anekdotal, seperti yang disebutkan dalam artikel Times of India, mengklaim bahwa rambut dan kuku tumbuh jauh lebih cepat di area ini. Ada cerita yang menyebutkan bahwa menghabiskan 12 jam di dekat Kailash setara dengan pertumbuhan rambut dan kuku selama dua minggu dalam kondisi normal.
Meskipun klaim ini tidak pernah terbukti secara ilmiah dan lebih banyak beredar sebagai legenda, cerita-cerita tersebut menambah lapisan misteri pada gunung suci ini. Beberapa teori mencoba menghubungkan fenomena ini dengan anomali magnetik yang dilaporkan ada di wilayah tersebut, yang konon dapat mengganggu fungsi kompas dan peralatan navigasi lainnya. Entah itu fakta atau sekadar mitos, legenda tentang penuaan yang dipercepat ini menjadi pengingat bahwa Kailash adalah tempat dengan energi yang kuat dan tak dapat dijelaskan sepenuhnya oleh logika manusia.
Pada akhirnya, Gunung Kailash tetap menjadi sebuah enigma abadi yang menantang pemahaman kita tentang alam dan spiritualitas. Keagungannya bukan untuk ditaklukkan, melainkan untuk direnungi sebagai simbol kekuatan ilahi yang tak terhingga. Gunung Kailash mengajarkan kita bahwa misteri terbesar di dunia mungkin tidak untuk dipecahkan, tetapi untuk dihormati keberadaannya.



















