5 Fakta Gunung Mauna Loa, Gunung Api Terbesar di Dunia!

Rasanya tak salah apabila Gunung Mauna Loa disebut sebagai gunung api terbesar dan tertinggi di dunia, sebab memang ketinggiannya yang luas biasa. Meski begitu, ada perbedaan tersendiri dari tinggi Gunung Mauna Loa, sehingga ada dua versi dari ketinggian yang dimilikinya.

Dilansir National Park Service, Gunung Mauna Loa memiliki tinggi 4,170 meter di atas permukaan laut. Namun, hal yang paling memukau adalah fakta bahwa ketinggian sebenarnya mencapai 9,144 meter karena beberapa bagiannya ada di bawah laut, sehingga jika diukur sebetulnya gunung ini lebih tinggi dibandingkan Gunung Everest.

Gunung Mauna Loa bukan hanya layak disebut sebagai gunung tertinggi di dunia saja, sebab gunung ini juga menjadi yang terluas. Alasannya karena luas yang ada di gunung api ini sangat besar, bahkan 300 kali lebih luas jika dibandingkan dengan Gunung Fuji yang ada di Jepang.

Dilansir USGS, Gunung Mauna Loa meningkat secara bertahap hingga lebih dari 4 kilometer di atas permukaan laut. Namun, sisi-sisi dari Gunung Mauna Loa diperkirakan memiliki luas lebih dari 5 kilometer persegi dengan massa sejauh 8 kilometer.

Keberadaan Gunung Mauna Loa ini tentunya memang memiliki sejarah tersendiri yang tak sebentar. Alasannya karena memang gunung ini sudah cukup lama terbentuk dan aktif, sehingga memang masih tetap menjadi salah satu gunung api aktif yang ada di dunia.

Dilansir Volcano Village Lodge, Gunung Mauna Loa terbentuk antara 600 ribu dan 1 juta tahun yang lalu, sehingga sebetulnya merupakan pendatang baru di rangkaian pulau Hawaii. Sebagai perbandingan, aktivitas vulkanik Kauai berhenti hampir 4 juta tahun yang lalu, sementara Gunung Mauna Loa masih terus aktif dan ledakan terakhirnya pada 27 November 2022.

Setiap jenis gunung api di dunia memang biasanya memiliki tipe letusan yang berbeda-beda. Hal ini jugalah yang terjadi pada Gunung Mauna Loa yang merupakan salah satu gunung api paling aktif yang ada di dunia saat ini.

Dilansir USGS, Gunung Mauna Loa telah mengalami setidaknya empat letusan freatik eksplosif dari wilayah kaldera dalam 880 tahun terakhir, dengan setidaknya satu letusan terjadi pasca kontak sejak 1823. Gunung Mauna Loa memiliki sifat erusi efusif karena letak dapur magmanya dangkal dan tekanan gas magmatiknya justru tidaklah terlalu kuat. Meski begitu, ada pula bukti geologi yang membuktikan bahwa Gunung Mauna Loa pernah meletus secara eksplosif dalam 1000 hingga 300 tahun terakhir.

Letusan gunung api memang selalu menjadi mimpi buruk bagi banyak orang, sebab memang risiko dan bahaya yang seolah mengintai semua orangnya. Meski begitu, letusan Gunung Mauna Loa untuk pertama kali sejak 40 tahun terakhir tetap menjadi satu hal yang ditakutkan oleh banyak orang.

Dilansir News Week, dalam kasus letusan Gunung Mauna Loa, aliran lavanya berasal dari dua zona retakan ternyata sudah memasuki distrik Hilo, Kona Selatan dan Kau di pulau besar tersebut. Gunung Mauna Loa yang mengalami letusan akan menyebabkan kondisi berasap, abu di udara, dan kadar sulfur dioksida yang turut meningkat dan berfluktuasi pada beberapa wilayah di negara sekitar. Kondisi ini bisa mengubah cuaca dan suhu dengan cepat, serta membuat kualitas udaranya menjadi memburuk.

Gunung Mauna Loa memang selalu menyimpan banyak fakta menarik untuk dilihat lebih dekat. Tak heran rasanya apabila Gunung Mauna Loa ini layak disebut sebagai gunung api terbesar dan tertinggi yang ada di dunia. Tertarik mengujungi Gunung Mauna Loa di Hawaii?