5 Fakta Hotel Ryugyong, Gedung Terbengkalai Tertinggi di Dunia

- Hotel Ryugyong adalah gedung pencakar langit berbentuk piramida tertinggi di dunia, dengan tinggi 330 meter dan luas lantai hanya 360.000 m persegi.
- Hotel ini terkenal karena desainnya yang mencolok dan futuristik, namun pembangunannya terhenti selama 16 tahun sebelum dilanjutkan pada tahun 2008.
- Pasca renovasi eksterior, hotel ini masih belum sepenuhnya dioperasikan, memicu spekulasi tentang masa depannya dan menjadi salah satu bangunan paling ikonik di Korea Utara.
Dengan ketinggian 330 meter (1.083 kaki), Hotel Ryugyong di Pyongyang, Korea Utara dianggap sebagai hotel terencana tertinggi di dunia. Awalnya, hotel ini dimaksudkan memiliki lebih dari 105 lantai dengan beberapa ribu kamar hotel. Ketika eksteriornya dilihat hari ini, ada pemandangan yang mengesankan: sebuah gedung yang menyerupai piramida cermin raksasa jika dilihat dari kejauhan.
Pembangunan Hotel Ryugyong dimulai pada tahun 1987 untuk menyaingi Korea Selatan yang berpartisipasi membangun Swissotel The Stamford di Singapura. Namun, krisis ekonomi yang dipicu oleh bubarnya Uni Soviet memaksa pemerintah Korut untuk menangguhkan pembangunan gedung ini selama 16 tahun, yang sudah selesai struktur beton utamanya pada tahun 1992.
Yuk, simak fakta tentang Hotel Ryugyong berikut ini!
1. Hotel Ryugyong merupakan gedung pencakar langit berbentuk piramida tertinggi di dunia

Hotel Ryugyong dirancang berbentuk piramida dan merupakan gedung pencakar langit berbentuk piramida tertinggi di dunia, mengalahkan Shard di London dan Transamerica Pyramid di San Francisco, berdasarkan informasi dari CNN. Gedung ini terkenal karena penampilannya yang sangat besar, sebelum diresmikannya Abraj Al Bait di Mekkah. Desainnya yang unik memberikan Hotel Ryugyong tampilan yang mencolok dan futuristik, menjadikannya ikon yang menonjol di cakrawala Pyongyang.
Total luas lantai Hotel Ryugyong hanya 360.000 m persegi; Willis Tower di Chicago memiliki luas lantai 410.000 m persegi. Hal ini disebabkan oleh pembangunannya di atas dasar berbentuk Y, fitur yang juga dapat ditemukan di banyak gedung pencakar langit lainnya di dunia, seperti Burj Khalifa dan Wuhan Greenland Center. Desain ini mengurangi ruang lantai yang dapat digunakan pada bangunan tersebut dibandingkan dengan gedung pencakar langit lain dengan ketinggian yang sama sekaligus memastikan stabilitas struktural.
2. Hotel Ryugyong menjadi simbol ibu kota Korea Utara

Hotel Ryugyong jauh lebih tinggi daripada gedung lainnya di Pyongyang, sehingga dapat dilihat dari jarak bermil-mil di luarnya. Koryo Tours melaporkan bahwa hotel ini diberi nama berdasarkan julukan bersejarah untuk Pyongyang, yang berarti 'ibu kota pohon willow'. Meskipun direncanakan untuk menyerupai bentuk pohon willow, desain retro Soviet membuatnya lebih mirip roket atau rudal.
Bentuk Hotel Ryugyong yang ramping dan menyerupai segitiga sangat kontras dengan arsitektur yang lebih tradisional yang ditemukan di tempat lain di Pyongyang. Kondisi hotel yang belum rampung selama beberapa dekade menyebabkan hotel ini dijuluki Hotel of Doom. Saat ini, meskipun bagian luarnya sudah lengkap, bagian dalamnya sebagian besar belum digunakan, sehingga memicu spekulasi tentang masa depannya.
3. Pembangunan hotel dilanjutkan pada tahun 2008 setelah bertahun-tahun terbengkalai

Dlubal menginformasikan bahwa setelah jeda selama 16 tahun, perusahaan konstruksi asal Mesir, Orascom, melanjutkan pembangunan Hotel Ryugyong pada tahun 2008. Derek yang berkarat dipindahkan dari puncaknya dan para pekerja melapisi eksterior dengan kaca berkilau dan panel logam. Renovasi ini memberikan bangunan tersebut tampilan yang modern, menutupi sejarah stagnasi dan interior yang belum selesai selama puluhan tahun.
Setahun setelah rampungnya eksterior hotel, Kempinski mengumumkan bahwa mereka akan terlibat dalam pengelolaannya dan menjanjikan pembukaan sebagian pada pertengahan tahun 2013. Hal ini memunculkan harapan bahwa Hotel Ryugyong akhirnya akan dibuka. Namun, tidak lama Kempinski tiba-tiba menarik diri dari kesepakatan tersebut; suatu hal yang dikaitkan banyak analis dengan ketegangan yang dipicu oleh uji coba nuklir Korut di tahun yang sama.
4. Hotel Ryugyong memiliki tujuan baru sejak tahun 2018
Pada tahun 2018, Hotel Ryugyong dihidupkan kembali dengan dipasangnya dinding lampu LED di seluruh sisi hotel, sebagaimana dikutip dari Dlubal. Lampu ini berperan dalam upaya propaganda pemerintah dengan menampilkan klip-klip sejarah Korea Utara dan slogan-slogan politik yang tersebar di seluruh permukaan, dengan terpampangnya bendera Korut yang besar di bagian atas hotel. Bahkan saat lampu dimatikan, hotel ini menjadi latar belakang dramatis untuk pertunjukan propaganda politik.
Pembaruan ini mengubah Hotel Ryugyong menjadi salah satu bangunan bersejarah Pyongyang yang sangat mencolok di malam hari. Layar LED yang besar memproyeksikan campuran citra patriotik, animasi, dan pesan yang merayakan kepemimpinan. Meskipun interiornya belum selesai, fasad hotel yang terang benderang memperkuat citra kekuatan dan kemajuan pemerintah Korut yang dibuat dengan cermat.
5. Hotel Ryugyong tidak pernah dibuka hingga saat ini

Dengan desainnya yang futuristik, Hotel Ryugyong tampak telah rampung saat ini. Namun, pembangunannya tidak pernah selesai secara resmi. Publik tidak mengetahui apa yang kurang untuk menjadikannya bangunan yang beroperasi dan layak huni, sebagaimana diungkapkan oleh Dlubal.
Banyak rumor yang beredar terkait Hotel Ryugyong. Kurangnya kompetensi pekerja, kurangnya bahan bangunan, atau kecelakaan akibat keselamatan konstruksi yang tidak memadai sepertinya realistis sehubungan dengan situasi ekonomi Korea Utara. Negara Asia Timur ini berpengalaman dengan proyek besar, tetapi kurang memiliki pemahaman tentang bangunan modern.
Meskipun menjulang megah dan pembangunannya terhenti selama beberapa tahun, Hotel Ryugyong tetap menjadi salah satu bangunan paling ikonik di Korea Utara. Apakah hotel ini akan diresmikan sepenuhnya atau terus menjadi simbol proyek yang belum terwujud? Kehadirannya terus memukau dunia.