5 Fakta Lemur Bambu Besar, Primata yang Pilih-Pilih Makanan!

Lemur bambu besar (Prolemur simus) merupakan primata yang menghuni Pulau Madagaskar. Mereka juga memiliki beberapa nama lain, seperti lemur bambu hidung lebar dan lemur lembut hidung lebar. Penampilan lemur bambu besar cukup mencolok berkat beberapa karakteristik uniknya jika dibandingkan dengan keluarga lemur lain.
Bulunya berwarna kecokelatan dengan sedikit gradasi hitam. Selain itu, bagian kaki dan wajahnya cenderung berwarna hitam. Ciri khas lainnya berupa jumbai berwarna putih di kedua telinganya dan ekor panjang yang dimanfaatkan untuk menjaga keseimbangan ketika memanjat. Ukurannya jadi yang paling besar dari lemur bambu lainnya. Panjang tubuh lemur bambu besar sekitar 39—45 cm dan bobotnya 2,32—2,43 kg.
Tak hanya ciri fisik, lemur bambu besar juga memiliki sejumlah fakta menarik lainnya. Primata yang satu ini bahkan sempat membuat peneliti kebingungan soal penamaannya, lho. Kenapa bisa begitu, ya? Yuk, cari tahu lima fakta lemur bambu besar!
1. Taksonomi primata ini mengalami perubahan

Penggolongan taksonomi lemur bambu besar dulunya sempat menjadi perdebatan di kalangan peneliti. Ketika pertama kali ditemukan, primata ini digolongkan dalam genus Hapalemur yang artinya mereka diduga berkerabat dengan lemur bambu lain, semisal lemur bambu emas. Oleh karena itu, dalam beberapa ulasan lain, mereka sering kali disebut sebagai jenis lemur bambu paling besar di dunia.
Akan tetapi, dalam penelitian lebih lanjut, peneliti akhirnya sepakat kalau lemur bambu besar tidak masuk dalam genus Hapalemur. Dilansir Wisconsin National Primate Research Center, lemur ini justru masuk dalam genus Prolemur karena morfologi dan genetik mereka berbeda dengan lemur bambu dalam genus Hapalemur. Dalam genus ini, lemur bambu besar merupakan satu-satunya spesies yang tersisa. Adapun, kemiripan nama lemur ini dengan lemur bambu lain karena tempat tinggal dan makanan favorit mereka sama.
2. Tukang pilih-pilih makanan

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, alasan penamaan lemur ini berdasarkan makanan favoritnya, yakni bambu. Sebenarnya, lemur bambu besar tergolong sebagai herbivor, tetapi mereka terbilang pilih-pilih makanan. Bahkan, lemur ini juga hanya memakan jenis bambu tertentu saja, lho.
Endangered Wildlife melansir bahwa jenis bambu favorit lemur bambu besar adalah bambu besar madagaskar atau volohosy (Cathariostachys madagascariensis). Jenis bambu ini mengambil proporsi hingga 95 persen dari total jenis makanan yang dikonsumsi lemur bambu besar. Makanan lain yang bisa saja mereka konsumsi dalam kondisi tertentu adalah bambu spesies lain dengan proporsi 3 persen, tanaman dan jamur dengan proporsi 1,5 persen, serta buah-buahan dengan proporsi 0,5 persen.
3. Hewan sosial yang hidup dalam kelompok

Sama seperti keluarga lemur lainnya, lemur bambu besar juga hidup secara berkelompok. Biasanya, dalam 1 kelompok terdiri atas 4—7 individu, tapi ada pula beberapa kelompok besar dengan total 28 individu di dalamnya. Berbeda dengan jenis lemur lain, pemimpin dari kelompok lemur bambu besar adalah jantan dominan.
Menurut Animalia, lemur bambu besar merupakan hewan sosial dengan berbagai jenis suara untuk berkomunikasi dengan anggota kelompoknya. Panggilan itu terdiri atas panggilan bagi seluruh anggota kelompok untuk berkumpul ataupun suara untuk memperingatkan anggota agar waspada terhadap ancaman yang mendekat. Sebab, di habitat alaminya, lemur bambu besar jadi mangsa alami bagi fossa dan mereka sering pula diserang oleh babi semak.
4. Sistem reproduksi lemur bambu besar

Lemur bambu besar merupakan hewan poligini. Artinya, seekor pejantan akan kawin dengan beberapa betina lain yang ada di sekitarnya. Musim kawin bagi lemur ini berlangsung pada Mei hingga Juni. Biasanya, masa kehamilan dari lemur bambu besar terjadi selama 142—149 hari.
Dilansir Animalia, dalam satu masa kawin, biasanya lemur bambu besar hanya akan melahirkan seekor anak. Anak yang lahir itu akan berada dalam perawatan induknya selama 5 minggu. Mereka baru akan disapih ketika berusia 8 bulan dan mencapai usia dewasa pada umur 3—4 tahun.
5. Sempat dikira punah, ditemukan kembali, dan kini malah terancam punah

Lemur bambu besar pertama kali ditemukan pada tahun 1870. Sayangnya, pembukaan lahan di Pulau Madagaskar membuat keberadaan mereka terus menurun sejak ditemukan. Meskipun sempat ditemukan di seluruh Pulau Madagaskar, pada awal abad ke-20 primata ini sempat dinyatakan punah.
Sampai akhirnya, pada 1972, spesies ini ditemukan kembali, tetapi dalam peta persebaran yang lebih terbatas. Dilansir Wisconsin National Primate Research Center, lemur bambu besar saat ini hanya ditemukan di hutan bambu bagian timur dan tengah Pulau Madagaskar. Populasi yang ada saat ini pun hanya terkonsentrasi di Taman Nasional Andringitra dan Taman Nasional Ranomafana.
Setelah sempat punah dan ditemukan kembali, populasi lemur bambu besar tak pernah ada dalam jumlah besar. Hingga saat ini, diketahui hanya tersisa 100—160 individu saja di alam liar dengan 20 individu lainnya berada di penangkaran. Jumlah tersebut pun menjadikan lemur bambu besar sebagai salah 1 dari 25 primata paling terancam punah saat ini. Alasan status terancam punah mereka pun masih sama seperti 100 tahun lalu, yakni pembukaan lahan sehingga habitat khusus mereka semakin tergerus hingga saat ini.
Punya nama yang mirip, bukan berarti mereka berasal dari spesies yang sama. Mungkin itulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan hubungan antara lemur bambu besar dengan jenis lemur bambu lain. Meski kebiasaan dan ciri fisiknya tampak mirip, perbedaan morfologi dan genetik yang tak kasatmata pun bisa membuat peneliti membedakan pengelompokan suatu hewan dengan hewan lainnya.