5 Fakta Marsh Tit, Burung yang Pandai Menyimpan Makanan

- Burung marsh tit mirip dengan willow tit
- Mereka memiliki kemampuan menyimpan makanan dan membangun sarang dengan cerdas
- Pola makan mereka sangat fleksibel sesuai musim, namun populasi mereka menurun di beberapa wilayah
Marsh tit atau yang memiliki nama ilmiah Poecile palustris merupakan salah satu burung yang tergolong ke dalam keluarga Paridae atau kelompok burung kecil yang dikenal sebagai tit. Kawanan burung tersebut banyak tersebar di benua Eropa dan Asia. Meskipun disebut marsh tit yang secara harfiah berarti burung tit rawa, nyatanya spesies ini lebih sering dijumpai di habitat hutan gugur, taman, dan lahan terbuka yang berhutan bukan di daerah rawa.
Ukuran tubuh burung marsh tit tergolong kecil, yakni berkisar 10 hingga 12 cm, sehingga tak heran mereka bisa bersembunyi di antara ranting dan daun. Burung tersebut memiliki bulu dengan kontras warna yang khas, yang mana bagian atasnya didominasi warna hitam dan bagian bawahnya berwarna putih. Walaupun tampak sederhana, tetapi burung marsh tit menyimpan sejumlah fakta unik yang jarang diketahui.
1. Hampir mirip burung willow tit

Burung willow tit, terkadang dianggap sebagai saudara kembar burung marsh tit, di mana keduanya tergolong keluarga Paridae. Sebenarnya, sebelum tahun 1897, para ahli ornitologi tidak menyadari bahwa marsh tit dan willow tit adalah dua spesies yang berbeda. Fakta bahwa keduanya memiliki ciri fisik yang hampir identik turut menjelaskan hal ini.
Meski begitu, kedua spesies tersebut menunjukkan beberapa ciri yang membantu untuk membedakannya. Marsh tit, menurut data dari Cornwall Wildlife Trust, sering kali memiliki jambul hitam yang lebih cemerlang dan dagu yang lebih rendah. Di samping itu, paruh marsh tit memiliki pinggiran 'tajam' yang lebih jelas jika diperhatikan dari dekat, serta menghasilkan suara khas yang menyerupai 'pithoo', mirip dengan bunyi bersin.
2. Ahli penyimpanan makanan

Ciri yang membedakan marsh tit adalah kemampuannya menyimpan makanan. Di musim gugur, burung ini mahir dalam mengumpulkan buah beri, kacang -kacangan, dan biji-bijian untuk bekal musim dingin. Daripada langsung memakannya, mereka menyimpan makanan di celah kulit pohon, gundukan lumut, atau di dalam tanah. Ini adalah taktik bertahan hidup yang cerdas.
Kecerdasan mereka berkaitan dengan ukuran otak. Marsh tit memiliki hippocampus yang lebih besar dibandingkan banyak spesies burung lain. Penelitian menunjukkan bahwa burung ini mengandalkan memori spasial dan preferensi lokasi tertentu untuk menemukan kembali makanan, dengan memori sebagai faktor utama, menurut Journal of Experimental Psychology: Animal Behavior Processes.
3. Tidak suka membangun sarang baru

Burung marsh tit berbeda dari banyak spesies tit lainnya karena mereka lebih suka menggunakan lubang yang sudah ada daripada membuat lubang sendiri. Mereka mencari celah alami pada pohon yang telah membusuk atau yang dihasilkan oleh burung pelatuk dan makhluk lainnya. Bagi mereka, keputusan ini krusial karena mereka membutuhkan pohon tua dengan banyak tempat bersarang.
Marsh tit mendirikan sarang mereka dengan bahan lembut untuk kehangatan dan kenyamanan. Mereka membangun sarang kokoh menggunakan bahan alami seperti rambut, lumut, dan bulu binatang. Mekanisme ini membantu melindungi anakan dan telur dari predator dan cuaca. Meski bukan penggali, kecakapan mereka dalam memilih dan membangun tempat berlindung menunjukkan adaptasi yang cerdik untuk bertahan hidup.
4. Pola makan yang fleksibel

Burung marsh tit memiliki pola makan yang sangat bervariasi dan berubah sesuai musim. Di musim semi dan panas, ketika serangga berlimpah, makanan utama mereka adalah makanan kaya protein yang berasal dari serangga seperti ulat dan kumbang. Mereka dengan cepat mencari makanan untuk memberi makan anak-anak mereka.
Saat memasuki musim gugur dan dingin, serangga berkurang, dan mereka mulai mencari makanan nabati seperti buah beri, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Tidak hanya sekadar mencari makanan, tetapi burung marsh tit juga mengumpulkan dan menyimpan makanan. Kemampuan ini membantu mereka bertahan hidup untuk bulan-bulan dingin ketika makanan sulit didapat.
5. Populasi menurun

Secara global, populasi burung marsh tit dianggap "Least Concern" atau "Tidak Mengkhawatirkan" oleh IUCN. Akan tetapi, di Inggris dan Wales, jumlahnya telah menurun drastis, menimbulkan kekhawatiran di kalangan konservasi. Burung ini tercatat sebagai "Merah" dalam daftar "Birds of Conservation Concern" di Inggris, dan penurunan populasinya terus berlanjut sejak pemantauan dimulai.
Ancaman utama bagi burung marsh tit adalah kehilangan dan fragmentasi habitat alami. Mereka membutuhkan hutan gugur dewasa dan area dengan semak belukar untuk bertengger dan mencari makan. Deforestasi dan perubahan penggunaan lahan telah menyebabkan penurunan jumlah mereka. Penurunan kualitas habitat akibat berkurangnya pohon dan semak tua juga berdampak buruk. Untuk kelangsungan hidup dan reproduksi, burung marsh tit memerlukan habitat yang stabil.
Marsh tit adalah burung yang menarik untuk dipelajari karena keunikan dan kemampuannya beradaptasi. Burung ini dapat mengingat tempat penyimpanan makanan dan menunjukkan perilaku cerdas saat mencari makanan. Meskipun memiliki sifat-sifat yang mengagumkan, populasi marsh tit menurun di beberapa wilayah, yang menunjukkan adanya tantangan konservasi yang lebih besar.



















