Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Menarik Negara dengan Mitos Unik Seputar Payung

ilustrasi membuka payung di dalam rumah (pixabay.com/sasint)
ilustrasi membuka payung di dalam rumah (pixabay.com/sasint)
Intinya sih...
  • Mitos Eropa & Amerika: Membuka payung dalam rumah akan membawa sial karena alasan keselamatan dan kekhawatiran.
  • Mitos Mesir Kuno: Membuka payung dalam ruangan membuat Dewa Matahari marah karena dianggap menyinggung dewa.
  • Tiongkok dan Jepang: Membuka payung dalam rumah mengganggu roh pelindung rumah, memicu gangguan energi positif.

Mitos adalah kepercayaan atau cerita tradisional yang diwariskan dan bertahan hingga hari ini. Meskipun tidak memiliki landasan ilmiah, faktanya hingga hari ini bagi sebagian orang percaya dengan apa yang diceritakan oleh mitos tertentu. Biasanya orang mempercayai tentang mitos suatu larangan tertentu karena akan membawa kesialan.

Banyak mitos yang berkembang di suatu negara. Sebagai contoh mitos tentang payung yang tidak boleh dibuka di dalam rumah karena akan membawa kesialan. Tidak hanya itu, masih banyak mitos tentang payung dari beberapa negara di dunia. Merangkum dari berbagai sumber, berikut ini 5 trivia negara dengan mitos uniknya tentang payung.

1. Membuka payung dalam rumah akan membawa sial (Mitos Eropa & Amerika)

ilustrasi payung dengan rangka besi (pixabay.com/Mylene2401)
ilustrasi payung dengan rangka besi (pixabay.com/Mylene2401)

Di Beberapa negara Barat, yaitu Eropa dan Amerika berkembang mitos bahwa jika seseorang membuka payung dalam rumah maka akan membawa kesialan. Mitos ini diperkirakan muncul karena desain dan material pembuatan payung pada abad ke-19 yang memiliki rangka logam keras dan sistem pegas yang kuat. Jika membuka payung di dalam rumah, dikhawatirkan akan berpotensi melukai orang atau merusak perabot yang berada di dalam rumah. Namun, diperkirakan pada zaman Victoria di Inggris, dari kekhawatiran tersebut muncul anggapan bahwa membuka payung di dalam rumah akan membawa kesialan. Mitos atau kepercayaan tersebut bertahan untuk sebagian orang hingga hari ini, seperti dilansir laman How Stuff Works.

2. Membuka payung dalam ruangan membuat Dewa Matahari marah (mitos Mesir Kuno)

ilustrasi simbol mata Dewa Matahari Mesir Kuno (commons.wikimedia.org/
ilustrasi simbol mata Dewa Matahari Mesir Kuno (commons.wikimedia.org/

Pada zaman Mesir Kuno, masyarakat sangat menghormati Dewa Matahari yang dipercaya sebagai sumber kehidupan dan kekuatan alam. Dewa ini menempati posisi yang sangat tinggi dalam kepercayaan mereka, sehingga segala hal yang berkaitan dengan matahari dianggap penting. Salah satunya adalah penggunaan payung, yang waktu itu bukan hanya sekadar pelindung dari panas, tetapi juga dianggap sebagai bentuk penghormatan terhadap sang dewa.

Karena payung digunakan untuk melindungi diri dari sinar matahari, membukanya di dalam ruangan dianggap tidak pantas. Ruangan tertutup dianggap bukan tempat yang layak untuk "menghadapi" Dewa Matahari. Dari kepercayaan inilah muncul mitos bahwa membuka payung di dalam rumah bisa membawa sial atau nasib buruk, karena dianggap menyinggung atau membuat Dewa Matahari marah.

3. Membuka payung dalam rumah mengganggu roh pelindung rumah (Tiongkok dan Jepang)

ilustrasi membuka payung di dalam rumah (pixabay.com/sasint)
ilustrasi membuka payung di dalam rumah (pixabay.com/sasint)

Dalam kepercayaan masyarakat Tiongkok dan Jepang, setiap rumah dipercaya memiliki roh pelindung atau penjaga yang bertugas menjaga kedamaian dan keseimbangan di dalamnya. Roh ini umumnya diyakini berasal dari arwah leluhur yang sudah meninggal dan tetap tinggal secara spiritual untuk melindungi keluarga mereka. Kehadiran roh pelindung dianggap sangat penting karena dipercaya mampu menjaga aliran energi positif atau chi dalam rumah, serta memberikan perlindungan dari hal-hal buruk.

Berkaitan dengan payung, ada kepercayaan bahwa membuka payung di dalam rumah bisa mengganggu keberadaan roh pelindung tersebut. Tindakan itu dianggap tidak sopan dan dapat mengacaukan keseimbangan energi dalam ruangan. Dalam pandangan tradisional, gangguan terhadap keseimbangan ini bisa membawa dampak negatif, seperti seringnya terjadi konflik dalam rumah, suasana yang terasa tidak nyaman, bahkan ketidakberuntungan yang terus-menerus menimpa penghuni rumah. Karena itulah, membuka payung di dalam rumah dihindari agar tidak menyinggung roh penjaga yang dipercaya menetap di sana.

4. Larangan memberi hadiah payung (mitos Tiongkok)

potret wanita dengan payung khas Jepang (pixabay.com/sasint)
potret wanita dengan payung khas Jepang (pixabay.com/sasint)

Memberikan hadiah kepada seseorang merupakan salah satu wujud dalam mengungkapkan kasih sayang. Umumnya seseorang yang menerima hadiah akan merasa senang. Namun, untuk sebagian orang di Tiongkok akan menolak hadiah jika berupa sebuah payung. Mengapa payung tidak diterima sebagai pemberian hadiah bagi sebagian masyarakat Tiongkok?

Dalam bahasa mandarin, kata “payung” terdengar mirip dengan kata “perpisahan”. Karena alasan demikian, muncul pada kepercayaan pada masyarakat Tiongkok bahwa jangan memberikan hadiah berupa payung. Diyakini jika memberikan hadiah berupa payung, maka akan membuat hubungan akan berakhir.

5. Payung yang berusia 100 tahun berubah menjadi hantu (mitos Jepang)

ilustrasi kasa-obake (commons.wikimedia.org/Utagawa Yoshikazu)
ilustrasi kasa-obake (commons.wikimedia.org/Utagawa Yoshikazu)

Melansir dari laman The Japan Box, masyarakat Jepang memiliki kepercayaan unik tentang Tsukumogami, yaitu mitos bahwa benda mati yang telah berusia 100 tahun bisa mendapatkan kesadaran dan "hidup" layaknya makhluk hidup. Kepercayaan ini berkembang dari pandangan bahwa semua benda memiliki roh, dan jika dirawat atau dibiarkan begitu saja selama seratus tahun, mereka bisa berubah menjadi makhluk supranatural. Salah satu kisah yang paling terkenal dalam mitos Tsukumogami ini adalah Karakasa Obake, yaitu makhluk yang berasal dari sebuah payung tua yang telah mencapai usia seabad.

Karakasa Obake digambarkan dengan bentuk yang unik dan cukup menyeramkan—memiliki satu mata besar, satu kaki, dan lidah panjang yang menjulur. Meski tampilannya aneh, makhluk ini sebenarnya tidak berbahaya. Ia hanya suka muncul untuk menakuti manusia sebagai bentuk kenakalan, bukan untuk mencelakai. Karakasa Obake merupakan bagian dari yokai, yakni kelompok makhluk supranatural dalam budaya Jepang yang mencakup berbagai jenis hantu, roh, dan monster. Kisah ini menjadi salah satu contoh bagaimana budaya Jepang menyatukan unsur mistis dengan benda sehari-hari, termasuk payung.

Itulah beberapa mitos tentang payung dari berbagai negara di dunia. Meskipun tidak berlandaskan ilmiah, bagi beberapa orang hal ini tetap menarik karena unsur budayanya. Bahkan sebagian mitos menjadi objek dalam sebuah karya seni seperti buku dan film.


This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us