5 Fakta Menarik Walang Sangit, Hama Padi yang Punya Jam Kerja Shift

- Walang sangit merupakan serangga dari golongan Ordo Hemiptera dan Famili Alydidae dengan tubuh berbentuk lonjong dan variasi warna.
- Bau sangit adalah senjata pertahanan diri walang sangit yang efektif terhadap predator, namun tidak berbahaya bagi manusia.
- Walang sangit menyerang padi pada fase kritis pertumbuhannya, menyebabkan bulir padi menjadi kopong dan tanaman gagal panen.
Dalam dunia pertanian, keberadaan hama adalah tantangan yang tidak bisa dihindari. Dari sekian banyak hama padi, walang sangit menjadi salah satu yang paling merepotkan. Serangga kecil bernama ilmiah Leptocorisa oratorius ini dikenal luas karena kemampuannya merusak bulir padi hingga menyebabkan gagal panen.
Meski terkenal menyebalkan, walang sangit ternyata punya sisi menarik dari aspek biologi dan perilakunya, lho! Yuk, simak lima fakta menarik walang sangit di artikel berikut ini!
1. Karakter morfologi walang sangit

Walang sangit merupakan serangga dari golongan Ordo Hemiptera dan Famili Alydidae. Serangga ini memiliki tubuh berbentuk lonjong (robust) yang ditutupi oleh sayap tipis transparan atau membraneous. Walang sangit juga menunjukkan variasi warna sesuai siklus hidupnya. Serangga ini berwarna hijau pada tahap nimfa dan berubah menjadi kecoklatan saat dewasa.
Secara umum, walang sangit dapat mencapai ukuran panjang antara 17–19,5 mm dan lebar 2–3 mm. Menariknya, terdapat dimorfisme seksual, di mana ukuran tubuh jantan lebih besar daripada betina. Jantan memiliki panjang tubuh sekitar 18–19,5 mm dan lebar 2,4–3,0 mm. Sebaliknya, betina cenderung sedikit lebih kecil dengan panjang 17,5–18,0 mm dengan lebar 1,95–2,00 mm.
2. Bau sangit adalah senjata pertahanan diri

Sesuai namanya, ciri khas utama walang sangit adalah baunya yang ‘sangit’ atau tidak sedap. Bau menyengat ini bukanlah bau badannya, melainkan sebuah mekanisme pertahanan diri yang sangat efektif. Ketika merasa terancam oleh predator seperti burung atau laba-laba, walang sangit akan melepaskan cairan kimia berbau busuk dari kelenjar khusus yang terletak di perutnya. Aroma inilah yang membuat predator enggan mendekat dan akhirnya mundur. Meskipun baunya mengganggu, cairan pertahanan walang sangit ini tidak berbahaya bagi manusia.
3. Menyerang padi pada fase paling kritis

Walang sangit dikenal sebagai hama yang ‘pilih-pilih’ karena secara spesifik menyerang tanaman padi, terutama pada fase kritis pertumbuhannya. Dilansir Jurnal Entomologi Indonesia, serangga ini aktif saat padi sedang berbunga dan pada fase masak susu (pengisian bulir). Walang sangit menggunakan mulutnya yang menyerupai jarum (proboscis) untuk menusuk dan menghisap cairan susu yang terdapat dalam bulir padi. Akibat dari serangan ini, bulir padi menjadi kopong (hampa), menyusut, menguning, dan ditandai dengan munculnya bintik-bintik hitam bekas tusukan hama.
4. Penyebab padi menjadi gagal panen (puso)

Serangan walang sangit dalam jumlah besar bisa berakibat fatal terhadap hasil panen. Ketika cairan gabah dihisap habis, tanaman padi tidak mampu menghasilkan beras, suatu kondisi ini yang sering disebut petani sebagai gagal panen atau puso. Dampaknya tidak berhenti di situ, luka bekas tusukan walang sangit juga berfungsi sebagai pintu masuk bagi serangan jamur dan bakteri. Inilah sebabnya bulir padi yang diserang sering kali berubah warna menjadi cokelat kehitaman dan akhirnya membusuk.
5. Punya jam kerja shift pagi dan shift sore

Walang sangit memiliki ritme aktivitas harian yang spesifik, atau semacam ‘jam kerja shift’ dan tidak aktif sepanjang hari. Berdasarkan informasi dari Rice Knowledge Bank, hama ini paling aktif menyerang tanaman padi pada pagi dan sore hari, yakni saat cuaca tidak terlalu panas dan kelembapan udara cenderung tinggi. Sebaliknya, pada siang hari yang terik, walang sangit biasanya bersembunyi di balik rimbunnya daun padi atau di antara rerumputan di sekitar sawah sebagai bentuk perlindungan dari panas matahari.
Nah, itulah lima fakta menarik tentang walang sangit. Kehadiran hama satu ini memang bikin resah, khususnya bagi petani. Meski ukurannya kecil, dampak yang ditimbulkannya pada tanaman padi tidak bisa dianggap remeh. Serangan walang sangit bisa menyebabkan hasil panen menurun drastis hingga gagal panen. Oleh karena itu, menjaga kebersihan area sekitar sawah dan melakukan pengendalian hama secara rutin jadi langkah penting untuk mencegah ledakan populasinya.


















