5 Fakta Pegar Perak, si Cantik dengan Ekor yang Menawan

Pegar merupakan keluarga burung dalam famili Phasianidae yang terdiri atas berbagai spesies dengan warna yang berbeda-beda. Salah satu ciri khas dari keluarga burung ini adalah perbedaan ciri fisik yang sangat kontras antara jantan dan betinanya. Nah, salah satu spesies pegar yang menarik untuk dibahas tentu pegar perak (Lophura nycthemera).
Pasalnya, burung cantik yang satu ini sangat mudah diidentifikasi dan bisa menyita perhatian siapa saja yang melihatnya. Warna bulu putih di bagian atas dan hitam di bagian atas begitu kontras sehingga memudahkan kita melacak keberadaannya. Bagian ekor berwarna putihnya itu juga begitu menawan ketika si pegar perak memamerkannya. Untuk ukuran, pegar silver memiliki panjang rata-rata sekitar 55—125 cm dengan bobot 1—2 kg.
Ada beberapa fakta lain dari burung ini yang menarik untuk dibahas. Salah satu diantaranya mungkin merupakan sesuatu yang cukup mengejutkan jika kita melihat penampilannya yang menarik itu. Kira-kira apa, ya? Yuk cari tahu ulasan lengkapnya di bawah ini!
1. Habitat dan peta persebaran pegar perak

Pegar perak bisa ditemukan di hutan-hutan yang lebat. Menariknya, mengutip IUCN Red List, burung yang satu ini hidup dan menyukai area dataran tinggi, setidaknya pada ketinggian seribu meter di atas permukaan laut. Maka dari itu, area hutan yang ada di sekitar pegunungan jadi tempat paling tepat kalau ingin mengamati burung ini di alam liar.
Sedangkan untuk peta persebarannya, pegar perak terkonsentrasi di sekitar Asia Tenggara saja. Beberapa negara seperti Kamboja, Myanmar, Vietnam, dan Thailand jadi rumah bagi hewan ini di Asia Tenggara. Akan tetapi, pada beberapa observasi yang dilakukan tim peneliti, ternyata beberapa kantong populasi bisa juga ditemukan di pegunungan-pegunungan China bagian selatan, lho.
2. Bisa terbang cukup cepat, tetapi lebih banyak menghabiskan waktu di tanah

Meski nampak seperti burung yang tidak bisa terbang, nyatanya pegar perak bisa mengepakkan sayapnya untuk terbang. Bahkan, menurut Chew Valley Animal Park, kecepatan terbang yang bisa dicapai burung ini cukup impresif, yakni sekitar 45 km per jam. Hanya saja, pegar perak justru tidak terlalu bergantung dengan kemampuan ini. Umumnya mereka hanya akan terbang jika sudah benar-benar terancam oleh predator.
Kalau untuk mencari makan, bersosialisasi, sampai bereproduksi, pegar perak lebih memilih melakukannya di darat. Mereka bisa berlari dengan kecepatan 10 km per jam dan bahkan bisa berenang di area sungai. Selain terbang, burung ini punya indera pengelihatan dan pendengaran yang cukup baik sehingga mereka sudah bisa mendeteksi potensi bahaya ketika masih berada di daratan.
3. Hanya pegar perak jantan yang punya warna bulu memukau

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, keluarga burung pegar termasuk hewan dengan dimorfisme seksual, dimana ada perbedaan ciri fisik antara jantan dengan betinanya. Jantan memiliki ukuran yang lebih besar ketimbang betina dan keduanya punya corak bulu yang berbeda. Dilansir Animalia, hanya pegar perak jantan yang memiliki kombinasi bulu berwarna putih dan hitam, sedangkan betinanya cenderung berwarna cokelat.
Perbedaan warna bulu ini ternyata punya fungsi yang berbeda-beda pula bagi jantan dan betina pegar perak. Bagi pegar perak jantan, warna bulu putih dan hitamnya yang cantik ini berfungsi untuk menarik perhatian betina agar mau kawin dengannya. Sedangkan warna cokelat pada bulu betina lebih difungsikan sebagai alat kamuflase ketika mereka sedang mengerami telurnya. Biarpun perbedaan keduanya sangat kontras, ada beberapa bagian tubuh yang sama-sama dimiliki pegar perak jantan maupun betina. Misalnya saja bagian wajah dan kaki keduanya yang sama-sama berwarna merah.
4. Sistem reproduksi pegar perak

Pegar perak merupakan hewan poligini. Artinya, satu jantan akan kawin dengan beberapa ekor betina yang bisa ditemuinya. Para burung jantan punya ritual unik untuk menarik perhatian betinanya, semisal melakukan panggilan berupa kicauan, dengusan, dan suara-suara tinggi lainnya. Selain itu, mereka juga akan mengembangkan bulu-bulu putih indahnya itu hingga si betina tertarik dan mau kawin dengannya.
Animalia melansir bahwa musim kawin dari pegar perak biasanya terjadi pada bulan Februari hingga Mei. Uniknya, selama masa kawin itu pasangan-pasangan pegar perak tetap bergerak dalam kelompok-kelompok kecil. Setelah selesai kawin, betina biasanya akan menghasilkan 6—9 butir telur. Biasanya telur-telur ini baru akan menetas setelah 25 hari dan mereka langsung mengikuti induknya hingga dewasa. Oh iya, usia kematangan seksual dari pegar perak adalah 2 tahun.
5. Makanan favorit pegar perak

Pegar perak bukan predator yang memburu hewan lain untuk makan. Di alam liar, mereka justru berperan sebagai mangsa dari predator lain di sekitarnya sehingga mereka harus waspada setiap saat. Burung ini tergolong herbivor yang selalu mencari makanannya di tanah bersama dengan kelompok kecilnya.
Dilansir Chew Valley Animal Park, makanan utama dari pegar perak adalah biji-bijian dan buah-buahan. Akan tetapi, pada beberapa kesempatan diketahui kalau burung ini juga bisa memakan serangga. Untuk memperoleh makanannya, mereka akan menggaruk-garuk tanah dengan paruh dan kakinya yang nampak mirip seperti ayam.
Kalau bicara soal populasi, beruntungnya jumlah pegar perak di alam masih cenderung aman. IUCN Red List masih menempatkan burung ini dalam kategori Least Concern (LC). Diperkirakan kalau saat ini masih ada sekitar 10—100 ribu pasangan pegar perak yang tersebar di berbagai wilayah. Akan tetapi, bukan berarti populasi burung ini tanpa ancaman. Aktivitas manusia yang merusak hutan disinyalir jadi penyebab mulai berkurangnya jumlah pegar perak di alam liar. Kalau kondisi ini terus dibiarkan, bukan tidak mungkin kalau populasi burung cantik yang satu ini akan semakin berkurang di masa yang akan datang.