5 Fakta Polvese, Pulau Terbesar di Danau Trasimeno Italia

- Pulau Polvese adalah pulau terbesar di Danau Trasimeno, Italia tengah
- Gereja San Giuliano yang kaya akan sejarah dan arsitektur tinggi menjadi daya tarik utama di pulau ini
- Pulau Polvese tidak memiliki penghuni tetap dan memiliki kastil abad pertengahan serta Biara Olivetan abad ke-11
Pulau Polvese berada di Danau Trasimeno dan merupakan perpaduan sempurna antara sejarah dan alam. Danau Trasimeno sendiri terletak di Italia tengah, sekitar 20 km di sebelah barat Perugia, dan luas sekitar 128 km persegi. Danau ini dangkal, dengan kedalaman maksimum sekitar 6 m. Uniknya, ketinggian air danau ini bervariasi, tergantung kondisi meteorologi dan iklim yang ada.
Selain itu, Pulau Polvese termasuk dalam Taman Regional Trasimeno yang memiliki pemandangan alam dan keragaman lanskapnya yang luar biasa. Pulau ini juga merupakan rumah bagi situs-situs bernilai sejarah dan arsitektur tinggi, seperti Kastil abad pertengahan, Gereja San Giuliano, dan Biara Olivetan yang bersejarah. Yuk, simak 5 fakta Pulau Polvese berikut ini!
1. Pulau terbesar di Danau Trasimeno

Pulau Polvese terletak di bagian selatan cekungan Danau Trasimeno. Pulau ini juga merupakan bagian dari Kotamadya Castiglione del Lago dan merupakan pulau terbesar dari tiga pulau kecil yang ada di Danau Trasimeno yaitu di antaranya, Pulau Maggiore, Pulau Minore, dan Pulau Polvese. Pulau Polvese mengundang wisatawan dengan kekayaan sejarah dan alamnya yang indah.
Sebagai pulau terbesar di Danau Trasimeno, pulau ini menyimpan narasi yang terukir di batu-batu enam gereja kuno yang berasal dari abad ke-12. Selain itu, pulau ini menawarkan contoh pengelolaan lingkungan berdasarkan kriteria keberlanjutan, yang telah menghasilkan pembangunan taman ilmiah dengan kegiatan penelitian, pelatihan, dan pendidikan lingkungan.
2. Gereja San Giuliano yang kaya akan sejarah

Gereja San Giuliano terletak di Pulau Polvese di Danau Trasimeno dan merupakan salah satu situs paling menggugah dan kaya akan sejarah di pulau tersebut. Gereja yang berasal dari abad pertengahan ini didedikasikan untuk San Giuliano, santo pelindung para musafir dan pelancong. Pembangunannya kemungkinan besar berasal dari abad ke-13 dan telah mengalami perubahan dan restorasi pada abad-abad berikutnya.
Arsitektur gereja ini menampilkan elemen-elemen khas Umbria Romanesque, dengan fasad batu sederhana dan interior yang menawan. Di dalamnya, langit-langit rangka dan dinding polos menciptakan suasana spiritual yang mendalam. Altar batu kecil menampung kanvas yang menggambarkan sang santo, sementara beberapa fresko menjadi saksi bisu perjalanan berbagai seniman selama berabad-abad.
Letak gereja yang dikelilingi pepohonan hijau dan lanskap tepi danau menjadikannya begitu menggugah, menawarkan pemandangan danau dan perbukitan di sekitarnya yang menakjubkan. Saat ini, Gereja San Giuliano menjadi tujuan para peziarah dan wisatawan, juga menjalankan fungsi keagamaan, untuk menjadi tempat perayaan misa selama masa liburan.
3. Tidak memiliki penghuni tetap

Pulau Polvese sekarang tidak berpenghuni. Sekitar 500 penduduk dan biarawan Olivetan kini telah lama pergi dari komunitas nelayan yang dulu makmur. Meskipun alam menawarkan para biarawan tempat peristirahatan yang damai di pulau tersebut, kondisi alam dan cuaca yang keras bisa membahayakan mereka.
Musim dingin tahun 1437 merupakan salah satu musim terdingin yang pernah tercatat. Saking dinginnya, Danau Trasimeno membeku. Saat itu, tidak ada pemanas, kemungkinan besar tidak ada kaca di jendela, hanya ada daun jendela untuk menahan angin dingin. Namun, para biarawan tetap bertahan di pulau tersebut selama berabad-abad dan berakhir meninggalkan pulau tersebut pada tahun 1800-an. Tak lama kemudian, Pulau Polvese menjadi milik pribadi dan diubah menjadi area perburuan bagi orang-orang kaya dari Roma dan Milan.
4. Memiliki kastil abad pertengahan

Kastil ini terletak di lereng dan memiliki denah pentagonal tak beraturan. Kastil kuno ini memiliki 5 menara yang saling terhubung oleh lorong bersambung di puncak dinding. Menara keenam dibangun di tengah dinding selatan untuk melindungi pintu masuk kastil. Menara utama menghadap puncak pulau, dalam posisi dominan dibandingkan bagian bangunan lainnya.
Dengan denah segi delapan, kastil ini dibangun dengan batu-batu olahan dan dihiasi braket terakota. Bagian dalamnya tampak kurang cocok jika digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Sesuai fungsinya, kastil ini tidak pernah menjadi rumah megah, melainkan tempat berlindung dan pertahanan bagi para penghuni di sana jika terjadi serangan.
5. Tempat berdirinya Biara Olivetan abad ke-11

Biara Olivetan merupakan bagian dari kompleks arsitektur bersama Gereja San Secondo yang berasal dari abad pertengahan sekitar abad ke-11. Gereja San Secondo sendiri kini telah menjadi reruntuhan dan merupakan bukti sejarah dan keagamaan penting di pulau tersebut.
Biara Olivetan dibangun tepat di sebelah Gereja San Secondo. Kini, biara tersebut dialihfungsikan menjadi laboratorium didaktik dan pusat lingkungan, yang menampung Pusat ARPA Umbria untuk perubahan iklim serta keanekaragaman hayati di lingkungan danau dan lahan basah. Hal tersebut sejalan dengan pengelolaan lingkungan di pulau ini yang berdasarkan kriteria keberlanjutan. Pengelolaan tersebut telah menghasilkan pembangunan taman ilmiah dengan kegiatan penelitian, pelatihan, dan pendidikan lingkungan.
Pulau Polvese memiliki keindahan alam dan sejarah abad pertengahan yang menakjubkan. Pulau ini menampilkan kisah-kisah dari masa lampau dan menawarkan para pengunjung sebuah pelarian yang tenang di tengah jalan setapak yang hijau. Apakah kamu tertarik untuk mengunjungi Pulau Polvese saat berlibur ke Italia?