5Fakta Rusa Sangai, Spesies Endemik India Terancam Punah

- Rusa sangai adalah spesies endemik di Manipur, India dan hampir punah.
- Rusa sangai memiliki ciri khas fisik yang membedakan antara jantan dan betina serta perilaku sosial unik.
- Populasi rusa sangai terancam punah akibat perburuan liar, musnahnya habitat, dan proyek pembangunan manusia.
Rusa sangai adalah spesies rusa endemik di Manipur, India dan Taman Nasional Keibul Lamjao secara lokal dinamakan phumdi di bagian tenggara danau Loktak. Sayangnya, rusa sangai hampir punah.
Rusa sangai mengantungkan diri terhadap lahan basah untuk bertahan hidup. Mereka berdiam di padang rumput, sabana, semak belukar dan air tawar. Di Keibul Lamjao, sangai berdiam di area taman dengan luas 40 km. Mereka juga dekat dengan Loktak adalah danau air tawar terbesar di India timur.
Rusa sangai (cervus eldii) disinyalir berasal dari nenek moyang yang sama dengan famili rusa bertanduk alis diperkirakan hidup di zaman pleistosen sekitar 12.000 tahun lalu. Mari lihat sepak terjang rusa sangai di Manipur melalui artikel berikut.
1.Ciri fisik rusa sangai

Dilansir Greenverz, rusa sangai ramping, kakinya panjang dan leher tipis. Tingginya 100 cm dan berat dari 70-120 kg. Bulu rusa berpenampilan mencolok dengan bulu warna cokelat tua, tubuh bagian bawah tampak putih dan bercak putih terlihat jelas di tenggorokannya.
Ada perbedaan berdasarkan jenis kelaminnya. Dilihat dari tanduknya, kepunyaan jantan dapat tumbuh hingga 1 meter dan memiliki banyak cabang. Sebaliknya, si betina memiliki tanduk jauh lebih pendek dan kurang bercabang bahkan tak ada cabang sama sekali.
2.Sangai disebut juga sebagai rusa menari

Rusa sangai tidak terlihat seperti menari, namun dari kejauhan seperti sedang menari. Bukti jelasnya, saat kuku rusa menyentuh tanah seperti pose menari apalagi sampai digerakkan, karena itu lah mereka juga disebut rusa menari. Rusa sangai adalah hewan sosial terdiri dari kawanan kecil dengan anggota mencapai 20 ekor.
3.Bagaimana kehidupan perkawinannya?

Animalia bio menyatakan, musim kawin pasangan sangai antara Februari dan Mei. Sebelum kawin, para pejantan bersaing satu sama lain untuk mendapatkan salah satu dari kawanan betina untuk dikawini.
Masa kehamilan betina berlangsung dari 200 hingga 240 hari. Cenderung melahirkan 1 ekor anak saja. Saat lahir, anak sangai bercirikan bintik-bintik. Anaknya disapih pada usia 7 bulan. Anak akan menjadi sangai dewasa yang mengalami kematangan pada usia 18 bulan.
4.Pola makan rusa sangai

Sangai adalah pemakan tumbuhan seperti rumput-rumputan, alang-alang, tanaman herba, tanaman air, zizania latifolia, saccharum munja dll. Rusa sangai cenderung berdiam di padang rumput terapung karena tersedia makanan dan tempat berteduh untuk rusa menghindari predatornya.
Selesai makan, pada siang hari, rusa sangai beristirahat di bawah alang-alang dan rumput tebal dan tinggi. Begitupun pada malam hari, mereka memilih beristirahat di bukit-bukit kecil.
5.Rusa sangai terancam punah

Ternyata rusa sangai pernah dinyatakan punah pada 1951 sebab punya riwayat panjang perburuan liar selama masa pemerintahan Inggris Raya di India. Namun, pada 1953 ternyata sisa dari sangai masih ditemukan pada 1953 oleh naturalis Inggris, Edward Pritchard Gee, dikutip Conservationindia.
Pada 1950-an, populasi sangai tersisa 700 ekor. Namun 20 tahun kemudian berkurang ratusan ekor akibat perburuan besar-besaran dan musnahnya habitat. Di sekitar danau Loktak, tempat rusa sangai hidup terdampak oleh proyek manusia seperti lahan pertanian, pembangunan infrastruktur dan proyek pembangkit tenaga listrik tenaga air.
Dalam perkembangan populasi sangai tak pernah mencapai angka 500 ekor. Pada 2006 ditemukan 90 ekor, 2007 berjumlah 88 dan 2008 ialah 92 ekor. Ada peningkatkan pada 2010 yakni berjumlah 204 dan data terakhir pada 2016 populasi rusa sangai adalah 260 ekor. Jelas ini membuat status sangai sebagai terancam punah.
Sangai menjadi simbol religius bagi masyarakat Manipur. Sebab, masyarakat percaya bahwa sangai memiliki jiwa yang mengikat antara manusia dan alam. Membunuh sangai adalah dosa yang tak dapat diampuni artinya memutus hubungan baik antara manusia dan alam. Ketika manusia mencintai sangai sama saja dengan menghormati alam.