5 Fakta Ular Berbibir Putih, Reptil Berwarna Cantik yang Berbahaya

Di alam liar, hewan dengan tubuh berwarna biru itu terbilang sangat langka. Dari seluruh spesies hewan yang ada di Bumi, hanya satu persen di antaranya yang memiliki pigmen berwarna biru asli. Diluar jumlah itu, kita terkadang menemukan hewan yang tampil dengan warna biru, tetapi sebenarnya warna yang dihasilkan tersebut bukan warna biru sejati yang dihasilkan dari pigmen berwarna biru. Nah, ular berbibir putih (Trimeresurus insularis) inilah salah satu contoh hewan tersebut.
Ular yang masih termasuk dalam keluarga ular beludak (famili Viperidae) ini sebenarnya memiliki warna sisik yang beragam, mulai dari hijau, kuning, hingga biru cerah. Nah, alasan mengapa ular berbibir putih memiliki warna biru itu dikarenakan sisik mereka menghasilkan refleksi cahaya berwarna kebiruan. Secara ukuran, ular yang satu ini termasuk kecil. Sebab, panjang tubuh mereka sekitar 50—71 cm saja.
Fakta tentang warna sisik mereka yang berwarna kebiruan itu memang menakjubkan. Namun, bukan berarti ular berbibir putih tidak memiliki fakta menarik lainnya. Pada kesempatan kali ini, yuk, kenalan dengan si biru yang berbahaya ini!
1. Peta persebaran, habitat, dan makanan favorit

Ular berbibir putih ternyata merupakan ular yang tinggal di Asia Tenggara. Secara spesifik, negara yang jadi rumah bagi reptil ini hanya Indonesia dan Timor Leste. Dilansir Animalia, di Indonesia ular yang satu ini dapat ditemukan di sekitar Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, hingga beberapa pulau di Maluku. Sementara itu, pilihan habitat kesukaan ular berbibir putih berupa hutan hujan tropis, hutan monsun kering, dan terkadang bisa masuk ke area pertanian manusia.
Tentunya, ular ini merupakan karnivor sejati. Karena ukurannya yang kecil, pilihan makanan mereka jadi cukup terbatas. Setidaknya, diketahui kalau ular berbibir putih mengonsumsi berbagai jenis pengerat, kadal, amfibi, burung-burung kecil, hingga ular lain yang berukuran kecil. Oh iya, ular ini termasuk golongan ular arboreal sehingga mereka banyak berburu mangsa yang juga hidup di atas pohon dengan cara menyergap target secepat mungkin.
2. Termasuk ular berbisa yang berbahaya

Ingat status ular berbibir putih yang masih masuk dalam keluarga ular beludak? Ya, seperti yang kita ketahui, keluarga ular beludak atau viper merupakan salah satu famili ular paling berbisa yang ada di dunia. Maka dari itu, wajar kalau ular berbibir putih juga memiliki bisa di dalam rahang mereka. Malahan, bisa yang dimiliki ular ini terbilang berbahaya, lho.
Berdasarkan jurnal berjudul, "Venom composition of Trimeresurus albolabris, T. insularis, T. puniceus and T. purpureomaculatus from Indonesia" karya Syahfitri Anita dkk., jumlah bisa yang dapat disuntikkan ular berbibir putih sekitar 8,9 mg/mL. Secara komposisi, ada 48 jenis protein berbeda yang terkandung di dalam bisa ular berbibir putih. Racun pada bisa ular ini akan menyerang sistem peredaran darah dari target yang digigit.
Sebenarnya, ular berbibir putih lebih banyak menggunakan bisa mereka kepada mangsa mereka karena jauh lebih efektif. Kasus gigitan ular ini kepada manusia pun terbilang sangat jarang, baik dalam hal jumlah maupun tingkat fatalitasnya. Jika tergigit, korban akan mengalami rasa sakit yang luar biasa, pembengkakkan pada area yang digigit, pembusukan daging, sampai pendarahan internal dan eksternal.
3. Postur bertahan yang khas

Karena ukuran yang termasuk kecil, ular berbibir putih memiliki banyak musuh alami di habitat mereka. Ancaman bagi ular yang satu ini bisa datang dari burung predator, reptil lain yang berukuran besar, hingga manusia. Maka dari itu, ular berbibir putih perlu memiliki cara bertahan yang efektif untuk mengusir pengganggu.
Sebenarnya, keberadaan bisa di dalam taring berlubang mereka itu sudah menjadi senjata yang mematikan untuk mempertahankan diri. Namun, ular berbibir putih juga memiliki teknik lain untuk mengancam pengganggu karena penggunaan bisa mereka juga terbatas. Animalia melansir kalau sedang merasa terancam, ular berbibir putih akan melipat tubuh mereka hingga berbentuk huruf S sambil membuka mulut lebar-lebar. Jika postur ancaman ini tidak berhasil, barulah mereka akan menggigit pengganggu sebagai cara terakhir untuk mempertahankan diri.
4. Sistem reproduksi

Tak banyak hal yang kita ketahui tentang sistem reproduksi ular berbibir putih. Yang jelas, musim kawin bagi ular ini dimulai ketika musim hujan berlangsung di habitat mereka. Ular yang satu ini juga termasuk jenis hewan ovovivipar, dimana betina akan bertelur, menyimpan telur itu di dalam tubuh mereka hingga menetas, dan mengeluarkan anak-anak ular berbisa layaknya sedang melahirkan.
Dilansir Chester Zoo, dalam satu musim kawin, ular berbibir putih betina dapat melahirkan sektiar 17 ekor anak. Induk ular ini sama sekali tidak melakukan perawatan atau penjagaan kepada anak mereka pasca melahirkan. Maka dari itu, anak ular berbibir putih sudah harus hidup mandiri sesaat setelah mereka dilahirkan.
5. Status konservasi

Saat ini, status ular berbibir putih dalam catatan IUCN Red List masih ada dalam kategori kekhawatiran rendah (Least Concern). Namun, kita tidak mengetahui secara pasti soal populasi mereka di alam liar. Sebab, peneliti sekalipun masih cukup sulit menemukan ular yang hidup di atas pohon dengan ketinggian 5—15 meter ini karena warna tubuh mereka yang memudahkan untuk berbaur dengan lingkungan sekitar.
Oleh sebab itu, tidak ada masalah spesifik yang dapat mendistrupsi populasi ular berbibir putih di alam liar selain daripada masalah umum, semisal kerusakan habitat. Dibalik ukuran mereka yang kecil pula, sebenarnya ular yang satu ini terbilang panjang umur. Dilansir Chester Zoo, ular berbibir putih dapat hidup sampai usia 9—11 tahun di alam liar.
Itu dia beberapa fakta menarik dari ular berbibir putih yang ternyata temasuk ular endemik dari Indonesia. Memiliki warna menarik sekaligus bisa yang berbahaya jelas merupakan daya tarik bagi ular yang satu ini. Kalau menurutmu, warna biru pada sisik ular ini cantik, tidak?