Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Unik dan Menarik Ikan Nila, Ternyata Bukan Ikan Asli Indonesia

Ikan nila (commons.wikimedia.org/Germano Roberto Schüür)

Sebagai negara yang memiliki banyak danau dan sungai Indonesia juga dianugerahi dengan berbagai spesies ikan yang bisa dimakan di dijual. Mau itu ikan sepat, ikan lele, ikan gabus, sampai ikan wader semuanya ada di Indonesia. Tapi dibalik kehadiran ikan-ikan lokal tersebut ternyata ada beberapa spesies ikan invasif yang sangat populer sebagai makanan. Salah satu diantaranya adalah Oreochromis niloticus atau ikan nila.

Saking populernya ikan nila sangat mudah ditemukan di pasar, supermarket, bahkan di pedagang pinggir jalan. Tak hanya itu, ikan asli benua Afrika ini juga mulai ditemukan di sungai, waduk, rawa, atau danau. Padahal kehadirannya di perairan Indonesia sangat merugikan dan justru merusak ekosistem lokal. Sayangnya banyak orang yang tidak paham dan tidak peduli dengan hal tersebut. Oleh karena itu artikel ini akan membahas beberapa fakta unik dan menarik mengenai ikan nila supaya kamu lebih peduli dan lebih mengenal ikan air tawar ini.

1. Ikan nila bukan ikan asli Indonesia

Ikan nila (commons.wikimedia.org/Agência Brasil)

Saat ini ikan nila banyak dijual, dibudidayakan, dan ditemukan di sungai, danau, dan waduk di Indonesia. Karena hal tersebut banyak orang yang menganggap kalau ikan air tawar ini merupakan ikan asli Indonesia yang sudah ada sejak lama. Namun hal tersebut keliru, lho. Sejatinya ikan nila merupakan ikan asli benua Afrika dan dapat ditemukan di daerah Sungai Nil dan beberapa negara, seperti Benin, Burkina Faso, Chad, Mesir, Mali, dan Nigeria, jelas IUCN Red List. 

Statusnya di Indonesia adalah sebagai hewan introduksi yang dibawa oleh manusia lewat jalur perdagangan. Bahkan tak hanya di Indonesia, saat ini ikan nila sudah bisa ditemukan di belahan dunia lain. Sekarang, ikan ini sudah bisa ditemui di beberapa daerah seperti Amerika Utara, Amerika Selatan, Madagaskar, Eropa, Asia Timur, dan Asia Selatan. Tentunya hal ini tak bisa dibiarkan karena akan menimbulkan dampak buruk.

2. Menjadi spesies invasif yang berbahaya bagi ekosistem lokal

Ikan nila (commons.wikimedia.org/W.A. Djatmiko)

Dikarenakan penyebarannya yang luas saat ini ikan nila tercatat sebagai salah satu spesies invasif yang berbahaya, terang Global Invasive Species Database. Spesies invasif sendiri merupakan spesies pendatang yang punya efek buruk terhadap suatu daerah. Karena berstatus sebagai spesies invasif kehadiran ikan nila di perairan Indonesia dan negara lain di luar Afrika sangat merugikan dan harus dibasmi.

Setidaknya ikan ini mampu memberikan empat efek negatif ke ekosistem dan ekonomi suatu daerah. Pertama, ia bisa membunuh ikan lokal dan satwa lokal karena hewan ini termasuk ikan yang sangat rakus. Kedua, ikan nila bisa menyebarkan penyakit ke satwa lokal. Ketiga, kehadiran ikan nila mampu merusak ekosistem dan keseimbangan ekosistem lokal. Terakhir, ikan nila bisa menjadi hama yang akhirnya merugikan banyak orang dan menimbulkan kerugian yang tidak sedikit.

3. Sangat populer sebagai ikan konsumsi di Indonesia

Tambak ikan nila (commons.wikimedia.org/W.A. Djatmiko)

Tapi walau merugikan ekosistem dan termasuk spesies invasif nyatanya ikan nila juga punya nilai ekonomi yang tinggi. Bahkan ikan nila jadi salah satu komoditas pangan paling populer. Ikan ini sering dijual di pasar, penjual sayur, supermarket, dan sebagainya. Harganya yang terjangkau, dagingnya yang berlimpah, rasanya yang lezat, dan pembudidayaannya yang mudah jadi beberapa faktor yang membuat ikan nila sangat digemari.

Dilansir berbagai sumber, ikan nila dapat diolah menjadi berbagai hidangan lezat. Ikan ini bisa diolah dengan cara digoreng, dibakar, sampai direbus. Perpaduan bumbu untuk mengolah ikan ini juga banyak. Ikan nila bisa diolah dengan saus asam manis, bisa diolah dengan bumbu yang manis, bahkan bisa diolah dengan bumbu yang pedas. Namun tentunya pembudidayaan ikan nila juga tak boleh sembarangan. Ikan ini harus dibudiaya di kolam atau tambak dan jangan sampai lepas ke sungai, waduk, atau danau.

4. Aktif mencari makan dan beraktivitas pada siang hari

Ikan nila (commons.wikimedia.org/Donald Hobern)

Dilansir Fishbase, ikan nila merupakan hewan diurnal yang artinya ia sangat aktif di siang hari. Aktivitasnya pada siang hari juga tak jauh-jauh dari berenang, berkembang biak, bersembunyi dari predator, dan mencari makan. Jika berbicara makanan secara umum ikan nila merupakan herbivor yang memakan tumbuhan namun dalam beberapa kesempatan ia juga bisa menjadi omnivor yang memakan serangga dan hewan-hewan kecil.

Ikan dengan panjang maksimal 60 cm ini juga pandai bersembunyi dan terkadang cukup sulit ditemukan. Di banyak kesempatan ikan nila sering bersembunyi di sela-sela batu, di sekitar tumbuhan air, atau di air yang keruh. Tubuhnya yang berwarna hitam membantunya untuk berkamuflasme di air. Gerakannya juga cukup cepat sehingga menyulitkan manusia dan predator untuk menangkapnya.

5. Hidup dalam kelompok yang punya hierarki sosial

Ikan nila (commons.wikimedia.org/W.A. Djatmiko)

Ikan nila termasuk salah satu ikan yang cerdas, hal ini dibuktikan dari kehidupan sosialnya yang kompleks, bahkan ikan ini punya hierarki sosial, lho. Laman iNaturalist menjelaskan kalau ikan nila hidup berkelompok dan kelompok tersebut dipimpin oleh seekor individu jantan dominan. Jantan dominan tersebut akan mendapat beberapa keuntungan, seperti akan lebih mudah mendapat makanan sampai lebih mudah mendapat pasangan. Jantan dominan ini juga terbilang agresif dan tak jarang bertarung dengan jantan lain untuk memperebutkan betina dan makanan.

Semua orang pasti pernah memakan olahan ikan nila, namun tidak semua orang paham dan mengenal ikan satu ini. Banyak orang yang tidak tahu kalau ikan nila merupakan spesies invasif. Banyak yang tidak tahu kalau ikan nila memiliki hierarki sosial dalam kehidupan berkelompoknya. Banyak yang tidak tahu kalau ikan nila merupakan herbivor. Bahkan banyak yang tidak tahu kalau ikan nila bukan ikan asli Indonesia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us