Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Unik dan Menarik Lionfish Merah, Jadi Makanan Cacing Bobbit!

Lionfish merah (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Lionfish atau ikan singa merupakan jenis ikan yang terkenal karena bentuk tubuhnya yang tidak biasa dan bisanya yang mematikan. Lionfish juga dibagi menjadi beberapa spesies dan salah satunya adalah Pterois volitans atau lionfish merah. Mungkin kamu tak terlalu akrab dengan nama lionfish merah, namun ternyata ikan ini bisa ditemukan di Indonesia, lho. Habitatnya sendiri mencakup laut lepas dan wilayah karang yang ramai akan lalu lalang ikan dan hewan laut lain.

Layaknya lionfish lain, lionfish merah juga punya bisa mematikan dan sirip yang membentang ke segala sisi. Ikan ini memang ikan asli Indonesia, tapi di negara lain ia justru menjadi spesies invasif yang berbahaya bagi ekosistem lokal. Lionfish merah juga tidak punya banyak predator. Tercatat, hanya beberapa hewan yang mau memakan ikan ini. Tak hanya itu, ikan ini juga menyimpan banyak fakta unik dan menarik. Karenanya, simak artikel ini supaya kamu tahu dan paham dengan fakta unik dan menarik yang dimiliki ikan ini.

1. Sering berkeliaran di area karang yang kaya akan makanan

Lionfish merah (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Jika melihat penyebarannya, lionfish merah dapat ditemukan di berbagai daerah, mulai dari Amerika Utara, Amerika Tengah, Amerika Selatan, Asia Tenggara, Afrika, sampai Oseania. Hewan ini sendiri bukan termasuk ikan yang hidup di laut dalam, sebaliknya ia lebih suka menghuni perairan dangkal dan daerah karang. Hal tersebut tidak mengherankan mengingat laut dangkal dan daerah karang menyediakan makanan yang berlimpah dan tempat tinggal ideal bagi ikan ini.

Warna merah mencolok dan siripnya yang menjuntai ke segala arah juga bisa digunakan untuk berkamuflase, khususnya di terumbu karang yang besar. Dengan kemampuan kamuflase tersebut ikan ini mampu berburu dengan efisien. Tercatat, buruan utamanya mencakup krustasea dan invertebrata. Namun di banyak kesempatan lionfish merah juga sering menangkap ikan. Hewan ini juga menyandang gelar sebagai predator puncak, alhasil tak banyak hewan yang berani mengganggu, bersaing, atau mengusiknya.

2. Jadi spesies invasif di wilayah Amerika dan Kepulauan Karibia

Lionfish merah (commons.wikimedia.org/harum.koh)

Dilansir Global Invasive Species Database, lionfish merah adalah spesies invasif yang cukup berbahaya. Saat ini beberapa daerah seperti Amerika Serikat, Kepulauan Bahama, dan Kepulauan Karibia jadi daerah yang diinvasi oleh lionfish merah. Kemungkinan hal ini pertama terjadi pada tahun 1980an dan disebabkan oleh penjualan ikan hias. Bisa saja ada banyak penghobi ikan yang secara sengaja melepaskan lionfish merah peliharaan mereka ke alam. Selain itu ada juga kemungkinan lionfish merah lepas dari akuarium akibat bencana alam seperti badai dan tornado.

Sebagai spesies invasif lionfish merah juga memberikan efek yang negatif bagi ekosistem. Pertama, kehadirannya mampu membunuh sampai memusnahkan populasi satwa lokal. Ikan ini juga bisa menyebarkan penyakit asing yang akhrinya menyerang satwa lokal. Tak hanya itu, lionfish merah juga berdampak terhadap kehidupan manusia entah secara langsung atau tidak langsung. Ia bisa memengaruhi kegiatan ekonomi sampai membahayakan manusia dengan sengatan berbisanya.

3. Punya bisa mematikan yang cukup berbahaya bagi manusia

Lionfish merah (/commons.wikimedia.org/Nick Hobgood)

Berbicara tentang bisa, tentunya lionfish merah juga memiliki bisa seperti spesies lionfish lain. Bisanya sendiri disuntikan lewat sengatan yang berlokasi di sirip atau layar bagian atas tubuh. Lionfish merah sendiri merupakan perenang yang lamban, alhasil saat merasa terancam ia akan mendekati predator dan mengarahkan sirip tersebut untuk bersiap untuk menyuntikan bisa. Secara khusus bisa yang dimiliki lionfish merah hanya digunakan untuk mempertahankan diri dan sama sekali tidak digunakan untuk berburu, jelas Animalia.

Biasanya sengatan lionfish merah memang tidak sanggup membunuh manusia. Namun sengatannya sangat menyakitkan dan bisa menyebabkan beberapa komplikasi. Karena hal tersebut kamu tidak boleh memprovokasi atau memegang lionfish merah dengan sembarangan. Nah, jika kamu terlanjur disengat oleh ikan ini kamu harus segera pergi ke rumah sakit. Penanganan secara medis sangat penting untuk menjamin keselamatan dan kesehatanmu.

4. Belut moray dan cacing bobbit jadi predator utamanya

Lionfish merah (commons.wikimedia.org/LASZLO ILYES)

Lionfish merah memang termasuk predator puncak, namun dalam beberapa kesempatan ia juga bisa dimakan oleh hewan lain. Pertama, di wilayah penyebarannya alaminya ikan ini dimakan oleh dua jenis hewan, yaitu belut moray dan cacing bobbit, jelas iNaturalist. Belut moray sendiri mampu memakan lionfish merah karena ia punya tubuh yang besar, otot yang kuat, dan gigi yang sangat tajam. Di sisi lain, cacing bobbit merupakan predator penyergap dan akan menyergap lionfish merah yang sedang berenang di dasar laut berpasir.

Uniknya kedua predator tersebut hanya menyerang lionfish merah yang hidup di wilayah penyebarannya alaminya seperti perairan Indonesia, Oseania, dan Afrika. Di lain sisi, populasi lionfish merah yang menghuni benua Amerika justru tidak punya predator alami. Beberapa karnivor seperti lumba-lumba, hiu, buaya, atau penyu yang ada di sana tidak berani untuk memakan lionfish merah. Kemungkinan mereka takut dengan perawakan lionfish merah, atau bisa juga mereka takut akan bisa kuat yang dimiliki ikan ini.

5. Lionfish merah akan hidup dalam fase larva selama satu bulan

Lionfish merah (commons.wikimedia.org/H. Zell)

Secara umum lionfish merah merupakan spesies penyendiri, namun ia akan berkumpul saat musim kawin tiba. Tak tanggung-tanggung, satu individu jantan bisa kawin dengan beberapa individu betina dalam satu masa kawin. Individu jantan juga punya ritual tersendiri dalam menarik perhatian individu betina. Biasanya, individu jantan akan mengejar, memutari, atau berenang di sekitar individu betina untuk menarik perhatiannya. Nah, setelah kawin individu betina akan hamil dan ia bisa menghasilkan sekitar 30,000 telur.

Dilansir Thai National Parks, larva lionfish merah akan menetas sekitar 36 jam setelah pembuahan. Larvanya juga cukup berbeda dari individu dewasa dengan kepala yang besar, moncong yang panjang, layar atau sirip yang bergerigi, dan pewarnaan yang tidak terlalu mencolok. Karena ukurannya yang kecil larva lionfish merah menjadi perenang yang andal. Nah, larva-larva ini punya usia yang singkat, yaitu sekitar satu bulan. Setelah satu bulan berlangsung mereka akan tumbuh menjadi individu muda dan kemudian bertransisi menjadi individu dewasa.

Lionfish merah termasuk ikan unik dan tidak bisa diremehkan. Ia memang tidak bisa menggigit, namun sengatannya cukup berbahaya dan mampu melukai dan menimbulkan rasa sakit pada tubuh manusia. Ia juga termasuk perenang yang lamban, tapi hewan ini termasuk spesies invasif yang merugikan ekosistem dan kehidupan manusia. Tak hanya itu, hewan ini juga jadi predator puncak yang cukup ditakuti dan tak banyak predator yang berani memakannya. Karenanya kamu tidak boleh meremahkan ikan ini, bahkan jika ukurannya tidak sebesar hiu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arzha Ali Rahmat
EditorArzha Ali Rahmat
Follow Us